Pengetahuan Konsumen tentang Jewawut

44 beras, dapat digunakan sebagai pakan burung, dan merupakan salah satu makanan pokok tradisional. Lalu konsumen yang menyatakan tidak tahu tentang jewawut berjumlah 36. Hal ini disebabkan informasi yang diberikan kepada konsumen dianggap kurang memadai untuk meningkatkan pengetahuan konsumen. Gambar 15. Proporsi pengetahuan konsumen tentang jewawut Berkaitan hal di atas, konsumen yang menilai bahwa jewawut cocoksesuai untuk dijadikan produk minuman sereal berjumlah 70 dan yang menilai tidak cocok untuk dijadikan produk minuman sereal berjumlah 30 lihat Gambar 16. Sebesar 28 dari 30 konsumen yang menilai tidak cocok menyarankan jewawut dibuat produk bubur dan 3 sisanya menyarankan jewawut dibuat produk roti. Hal ini agar jewawut berperan lebih konkrit dalam program diversifikasi pangan. Gambar 16. Proporsi persepsi konsumen tentang kecocokan jewawut dijadikan minuman sereal Dari 70 konsumen yang menilai jewawut cocok dijadikan minuman sereal, sebanyak 21 menyarankan serbuk minuman jewawut instan diposisikan sebagai minuman kesehatan sehari-hari, sebanyak 19 mennyarankan diposisikan sebagai minuman sarapan, sebanyak 23 menyarankan diposisikan sebagai minuman cemilan penunda lapar, dan sebanyak 7 menyarankan sebagai minuman pelengkap waktu makan lihat Gambar 17. 45 Gambar 17. Proporsi saran konsumen tentang positioning produk serbuk minuman jewawut instan Positioning dominan yang diharapkan pada serbuk minuman jewawut instan adalah sebagai minuman alternatif pemenuh kebutuhanpengganti makanan pokok pengganti sarapan dan cemilan penunda lapar berjumlah 42. Selain itu, konsumen yang antusias untuk memposisikan serbuk minuman jewawut instan sebagai minuman kesehatan sehari-hari hanya berjumlah 21. Dari hal tersebut, segmentasi menurut respon konsumen terhadap produk dapat dikelompokkan menjadi 2 bagian besar, yaitu untuk konsumen yang mengutamakan aspek kesehatan dan konsumen yang mengutamakan aspek kebutuhan makanan pokok. Adapun berdasarkan komponen asam oksalat yang dikandung jewawut, maka positioning yang tepat untuk serbuk minuman jewawut instan adalah sebagai minuman kesehatan sehari-hari. Hal ini untuk mencegah efek defesiensi kalsium yang dapat ditimbulkan oleh produk, saat produk dikonsumsi sebagai pengganti sarapan, dimana konsumen tak memakan makanan lain selain serbuk minuman jewawut instan pada pagi hari. Efek antinutrisi pada produk dapat dihilangkan dengan perendaman dalam air kapur, dan pembilasan setelah perebusan. Setelah asam oksalat ini dapat dihilangkan, produk tetap diposisikan sebagai minuman kesehatan sehari-hari. Hal ini untuk menekankan bahwa jewawut memiliki citra yang baik untuk kesehatan.

3. Pengetahuan Konsumen tentang Manfaat Serbuk Minuman Jewawut Instan

Konsumen seringkali berpikir mengenai manfaat yang ia akan rasakan jika mengkonsumsi atau membeli produk, bukan hanya mengenai atributnya. Menurut Sumarwan 2004, pengetahuan tentang apa manfaat yang bisa diketahui oleh konsumen memberikan implikasi penting bagi strategi pemasaran suatu produk. Manfaat suatu produk dapat dijadikan dasar untuk melakukan segmentasi pasar, disebut sebagai benefit segmentation. Pada survei, serbuk jewawut instan disajikan sebagai minuman sereal. Berdasarkan hasil survei lihat Gambar 18 konsumen yang sangat tahu berjumlah 23. Konsumen ini dapat memberikan 5-6 jawaban manfaat yang dapat diperoleh dari minuman sereal instan yang dicoba. Sedangkan konsumen yang mengetahui 3-4 manfaat produk berjumlah 21 dikategorikan sebagai konsumen yang tahu. Lalu sebesar 38 konsumen merupakan konsumen yang hanya tahu sedikit atau tahu 1-2 manfaat minuman sereal instan yang dicoba. Pengetahuan konsumen tentang manfaat produk diperoleh dari label produk dan leaflet yang diberikan saat pengisian kuesioner. Pilihan jawaban manfaat produk yang ditandai konsumen dalam kuesioner antara lain: mengandung serat dan antioksidan, melancarkan 46 buang air besar, mengurangi resiko terjadinya kanker, mengurangi resiko terjadinya penyakit jantung, mencegah penuaan dini, dan meningkatkan daya tahan tubuh. Adapun konsumen yang tidak tahu manfaat produk hanya memilih jawaban yaitu pengganjal rasa lapar. Gambar 18. Proporsi pengetahuan konsumen tentang manfaat serbuk minuman jewawut instan Banyak pemasar yakin bahwa variabel tingkah laku merupakan awal paling baik untuk membentuk segmen pasar. Salah satu segmentasi perilaku yaitu konsumen mencari manfaat dari produk yang dibeli. Dengan demikian, pengetahuan konsumen mengenai manfaat produk yang diuji coba dapat menimbulkan motif kebutuhan terhadap produk.

4. Penilaian Konsumen terhadap Produk Serbuk Minuman Jewawut Instan

Penilaian atribut eksternal suatu produk dapat turut menyebabkan peningkatan kecenderungan konsumen untuk membelimengkonsumsi produk Sumarwan, 2004. Hasil evaluasi atribut eksternal produk yang diolah menggunakan one sampel t-test menunjukkan atribut kesukaan merek “Serefita” dengan skor tertinggi yaitu 0.62, diikuti kesukaan atribut label sebesar 0.36 dan kesukaan atribut kemasan sebesar 0.24 lihat Lampiran 16. Nilai rata- rata kesukaan atribut merek serbuk minuman jewawut instan menunjukkan bahwa merek tersebut dinilai menarik oleh konsumen. Sedangkan nilai rata-rata kesukaan atribut label dan kemasan menunjukkan bahwa label dan kemasan dinilai agak menarik oleh konsumen. Setelah konsumen mencoba segelas 40 ml minuman sereal dari serbuk jewawut instan formula ke-1 plus gula dan susu yang disajikan, konsumen memberikan penilaian mengenai kesukaan atribut internal produk. Dari ketiga atribut internal produk, atribut aroma lihat Lampiran 18 memperoleh penerimaan dengan skor 2.69 agak suka-suka, kemudian diikuti penerimaan atribut rasa lihat Lampiran 19 sebesar 2.94 agak suka-suka, dan atribut warna lihat Lampiran 20 sebesar 2.99 agak suka-suka. Kemudian secara overall, produk minuman sereal ini memiliki nilai penerimaan agak suka hingga suka lihat Lampiran 21. Data penerimaan yang diperoleh dari survei dibandingkan dengan data penerimaan sebelum survei memakai independent sampel t-test. Hal ini dimaksudkan untuk membandingkan dan mengetahui perbedaan rata-rata penerimaan formula ke-1 plus gula dengan formula ke-1 plus gula dan susu pada dua kelompok yang saling bebastidak saling berhubungan, dimana kelompok yang satu memberlakukan blind sample pada uji sensori