Pengayakan Pembuatan Pangan Instan

14 menggunakan ayakan. Setiap fraksi yang keluar dari ayakan mempunyai ukuran yang seragam Fellow, 2000. Untuk memisahkan bahan-bahan yang telah dihancurkan berdasarkan keseragaman ukuran partikel-partikel bahan dilakukan dengan pengayakan dengan menggunakan standar ayakan. Proses pengayakan juga digunakan sebagai alat pembersih, pemisah kontaminan yang ukurannya berbeda dengan bahan baku. Pengayakan memudahkan untuk mendapatkan tepung dengan ukuran yang seragam. Bahan-bahan yang lolos melewati lubang ayakan mempunyai ukuran yang seragam dan bahan yang tertahan dikembalikan untuk dilakukan penggilingan ulang Fellow, 2000. Pengayakan dapat dilakukan dengan dua lapis bertujuan agar padatan yang tersaring pada penyaringan dengan nomor ukuran mesh yang lebih kecil bisa diperhalus filtratnya dengan penyaringan nomor ukuran mesh yang lebih besar Idrial, 1987. Berdasarkan penelitian Hardi 2009 mengenai bekatul, kerapatan ayakan berpengaruh terhadap kadar gizi bekatul, khususnya kadar protein, kadar lemak dan kadar serat. Sedangkan kadar air dan kadar karbohidrat tidak dipengaruhi oleh kerapatan ayakan. Kerapatan ayakan terbaik untuk mengayak bekatul mempertimbangkan kadar gizi, non gizi, dan penerimaan organoleptiknya adalah 50 mesh Hardi, 2009.

D. Perilaku dan Persepsi Konsumen

Perilaku konsumen adalah semua kegiatan, tindakan, serta proses psikologis yang mendorong tindakan konsumen pada saat sebelum membeli, ketika membeli, menggunakan, menghabiskan, atau mengevaluasi produk dan jasa Sumarwan, 2004. Kotler dan Amstrong 2001 mengartikan perilaku konsumen sebagai perilaku pembelian akhir, baik individu maupun rumah tangga, yang membeli produk untuk konsumsi personal. Menurut Schiffman dan Kanuk 1997, perilaku konsumen adalah proses dan aktivitas ketika seseorang berhubungan dengan pencarian, pemilihan, serta pengevaluasian produk dan jasa demi memenuhi kebutuhan dan keinginan. Sehingga perilaku konsumen merupakan hal-hal yang mendasari konsumen untuk membuat keputusan pembelian. Schiffman dan Kanuk 1997 mengemukakan tiga unsur analisis perilaku konsumen, yaitu kognitif, afektif, dan konatif. Kognitif mengacu pada pemikiran konsumen, misalnya apa yang dipercaya konsumen dari suatu produk. Kognitif terdiri dari lima proses mental, yaitu memahami, mengevaluasi, merencanakan, memilih, dan berpikir. Menurut Schiffman dan Kanuk 1997, proses memahami adalah proses menginterpretasi atau proses menentukan arti dari aspek tertentu yang terdapat dalam sebuah lingkungan. Proses mengevaluasi berarti menentukan apakah sebuah aspek dalam lingkungan tertentu itu baik atau buruk, positif atau negatif, disukai atau tidak disukai. Proses merencanakan berarti menentukan bagaimana memecahkan sebuah masalah untuk mencapai suatu tujuan. Proses memilih berarti membandingkan alternatif solusi dari sebuah masalah dan menentukan alternatif terbaik, sedangkan proses berpikir adalah aktifitas kognitif yang terjadi dalam keempat proses yang disebutkan sebelumnya. Schiffman dan Kanuk 1997 mengartikan kognitif adalah pengetahuan dan persepsi konsumen, yang diperoleh melalui pengalaman langsung terhadap suatu produk dan melalui sumber informasi yang terpercaya. Sumarwan 2004 membagi pengetahuan menjadi tiga jenis, yaitu: pengetahuan tentang atribut produk, tentang manfaat produk, dan tentang kepuasan yang diberikan produk pada konsumen. Besar kecilnya intensitas proses kognitif berbeda-beda tergantung konsumen, produk, atau situasi. Konsumen tidak selalu melakukan aktifitas kognitif 15 secara ekstensif dalam beberapa kasus, konsumen bahkan tidak banyak berpikir sebelum membeli sebuah produk. Adapun afektif menunjukkan penilaian konsumen terhadap suatu produk. Afektif merujuk pada perasaan konsumen terhadap suatu stimuli atau kejadian, misalnya apakah konsumen menyukai sebuah produk atau tidak Schiffman dan Kanuk, 1997. Manusia dapat merasakan empat tipe respon afektif yaitu emosi, perasaan tertentu, mood, dan evaluasi. Setiap tipe tersebut dapat berupa respon positif atau negatif. Keempat tipe afektif ini berbeda dalam hal pengaruhnya terhadap tubuh dan intensitas perasaan yang dirasakan. Semakin kuat intensitasnya, semakin besar pengaruh perasaan itu terhadap tubuh, misalnya terjadi peningkatan tekanan darah, kecepatan pernafasan, keluarnya air mata, atau rasa sakit di perut. Bila intensitasnya lemah, maka pengaruhnya pada tubuh tidak akan terasa. Sedangkan konatif menunjukkan tindakan atau perilaku yang akan dilakukan oleh seorang konsumen. Menurut Mowen 1998, tahap awal untuk membentuk persepsi adalah pemaparan. Pemaparan adalah kegiatan yang dilakukan untuk menyampaikan stimulus. Stimulus-stimulus dapat berupa iklan melalui suatu media, kemasan, label, dan pencicipan atribut produk menggunakan panca indera. Proses pengambilan keputusan oleh konsumen dalam mengkonsumsi atau membeli produk dipengaruhi oleh tiga faktor utama yaitu pengaruh konsumen sebagai individu, pengaruh lingkungan dan strategi pemasaran terhadap produk yang dilakukan oleh produsen atau lembaga lainnya. Pengaruh konsumen sebagai individu dalam pengambilan keputusan meliputi kebutuhan konsumen, persepsi konsumen terhadap karakteristik yang terdapat pada produk, faktor demografi, gaya hidup, dan karakter pribadi konsumen Sumarwan, 2004. Persepsi dapat dipengaruhi oleh rangsangan primer yang berasal dari produk itu sendiri dan rangsangan sekunder yang berasal dari simbol, kesan, dan informasi tentang produk Engel et.al., 2003. Rist persepsi konsumen pada hakikatnya merupakan bagian dari riset pasar Rangkuti, 2001. Menurut Sudjana 2001, untuk menghasilkan metode ilmiah dalam riset pemasaran perlu dilakukan langkah-langkah sebagai berikut: a. Merumuskan masalah, yaitu mengajukan pertanyaan atau pertanyaan-pertanyaan untuk dicarikan jawabannya, dimana pertanyaan tersebut bersifat problematik. b. Mengajukan hipotesis, yaitu dugaan sementara atau dugaan jawaban dari pertanyaan yang diajukan di atas. c. Melakukan verifikasi data, yaitu melakukan pengumpulan data secara empiris, lalu mengolah dan menganalisis benar tidaknya hipotesis. d. Menarik kesimpulan, yaitu menentukan jawaban defenitif dari setiap masalah yang diajukan atas dasar pembuktian atau pengujian secara empiris untuk setiap hipotesis. Ada dua metodologi riset yang berbeda untuk mempelajari perilaku konsumen, yaitu riset kuantitatif dan riset kualitatif Rangkuti, 2001. Riset kuantitatif ini termasuk riset yang bersifat deskriptif, yang bertujuan untuk menjelaskan karakteristik pasar dan menghasilkan kesimpulan riset Umar, 2003. Sedangkan riset kualitatif bertujuan untuk memperoleh gagasan baru pada kampanye promosi, dimana riset ini dapat menggunakan wawancara, kelompok fokus, analisis kiasan, dan teknik proyeksi dalam pengumpulan datanya. Adapun survei persepsi image studies konsumen pada penelitian telah dilakukan secara kuantitatif. Dalam pengumpulan data dalam riset persepsi, cara yang dapat digunakan menurut Rangkuti 2001 yaitu: 1. Sensus, pengambilan data dilakukan secara menyeluruh