juga memberikan bantuan berupa peralatan untuk memasak gula seperti wajan besar, pengaduk, dan lain-lain. Bahkan Pemerintah Daerah setempat
mencanangkan Program Budidaya Aren dengan memberikan bantuan sebanyak 6000 bibit pohon aren yang diberikan kepada tiga desa di Kecamatan Cisolok,
yang salah satunya Desa Sinar Resmi pada tahun 2007 melalui Dinas Perkebunan Pemkab Sukabumi. Bibit yang diberikan merupakan jenis unggul lokal dan baru
mulai akan berproduksi pada tahun 2014 nanti dan diperkirakan mencapai produksi puncak ketika pohon sudah berusia 20 tahun.
6.2 Pengaruh Komersialisasi bagi Kelembagaan Lokal
6.2.1 Perubahan pada Kepemilikan Pohon
Kelembagaan lokal yang dimiliki masyarakat Kasepuhan dalam pemanfaatan aren berupa aturan yang bersifat lisan dan turun temurun. Selain
pohon aren yang memang dianggap pohon istimewa karena memberikan manfaat yang banyak bagi masyarakat, dalam menyadap pohon aren pun ada aturan-aturan
yang harus dipatuhi seperti proses yang dilakukan sebelum penyadapan, siapa saja yang bisa menyadap aren, pengolahan nira menjadi gula aren, serta penjualan
pohon aren. Masyarakat masih memegang aturan-aturan adat yang berkenaan dengan
pengelolaan dan pengolahan gula aren dan mematuhinya. Pengaruh komersialisasi tidak banyak mengubah kelembagaan lokal yang memang sudah ada. Namun
perubahan yang terjadi adalah dalam penjualan pohon aren yang berkaitan dengan kepemilikan pohon aren, dan perubahan peran perempuan dalam pengolahan nira
menjadi gula aren. Sebenarnya aturan penjualan pohon aren memang ada dalam aturan adat, dimana pohon aren tidak boleh dijual, dan hanya dapat dijual jika
sudah tidak mengeluarkan air nira atau sudah tidak berproduksi. Pohon aren yang sudah ‗mandul‘ tersebut biasanya dijual kepada para pembuat sagu aren.
Berdasarkan fakta yang terjadi di lapangan, ternyata jual-beli pohon aren yang masih muda dan berproduksi banyak dilakukan di Dusun Cimapag. Beberapa
responden mengaku bahwa selain menyadap pohon sendiri, mereka juga membeli banyak pohon aren dari orang lain dan kemudian menyadapnya. Sebenarnya,
pergantian kepemilikan pohon akibat penjualan pohon aren ini berkaitan dengan aturan adat yang menyatakan bahwa pohon aren tidak bisa disadap oleh
sembarang orang. Pergantian kepemilikan pohon lebih banyak ditemukan di Dusun Cimapag. Berdasarkan informasi yang diperoleh dari salah seorang
informan, jumlah pohon yang banyak membuat pemilik pohon tidak bisa menyadap seluruh pohon yang dimilikinya, baik pemilik tersebut memiliki
maupun tidak memiliki keahlian menyadap aren sehingga ia memutuskan untuk menjual pohon yang ia miliki.
6.2.2 Perubahan Peran Perempuan dalam Produksi aren