2.4.1 Interaksi Masyarakat Adat dengan Hutan
Usaha pemanfaatan hasil hutan meliputi kegiatan penanaman, pemeliharaan, pemanenan, pengolahan, dan pemasaran hasil hutan. Menurut
Colfer et al 1999, terdapat empat faktor yang berkaitan dengan interaksi masyarakat dengan hutan, yaitu: kedekatan dengan hutan, ketergantungan,
pengetahuan lokal, dan dan integrasi hutan dan budaya. Faktor-faktor tersebut dipandang sangat penting dan terkait dengan kesejahteraan manusia serta terhadap
potensi kontribusi positif dan negatif masyarakat terhadap pengelolaan hutan. 1 Kedekatan dengan hutan
Kedekatan yang dimaksud adalah kedekatan jarak dengan hutan. Masyarakat yang tinggal di dekat hutan memiliki potensi dampak cukup penting terhadap
hutan, termasuk masyarakat adat. Masyarakat yang memiliki akses ke dalam hutan akan menguntungkan jika dilibatkan dalam pengelolaan hutan sehingga
ketika mereka tidak merasa diikutsertakan dan juga memiliki kemampuan, secara langsung atau tidak langsung akan menyebabkan kerusakan hutan.
2 Ketergantungan Di kawasan hutan terdapat masyarakat yang hidupnya bergantung pada
barang dan jasa yang didapat dari hutan. Masyarakat dapat berburu, mengumpulkan makanan, obat dan serat, atau melakukan agroforestry.
Kebutuhan masyarakat yang hidupnya bergantung pada hutan harus dipadukan ke dalam pengelolaan hutan secara lestari. Hasil hutan berperan
penting dalam kehidupan masyarakat yang hidup di sekitar hutan yang kebanyakan masih menganut sistem ekonomi subsisten.
3 Pengetahuan Lokal Masyarakat yang tinggal di kawasan hutan, memiliki pengetahuan unik dan
berguna berdasarkan pengalaman lokal jangka panjang mereka. Pengetahuan ini dapat mengenai binatang dan perilakunya, tumbuhan dan pengelolaannya,
penggunaan bermacam hasil hutan, teknik pemrosesan hasil hutan, dan sebagainya, pengetahuan lokal ini sangat bernilai dan mendukung fungsi
penting dalam integrasi yang menguntungkan antara masyarakat setempat dengan pengelolaan hutan. Selain itu, pengetahuan yang mereka miliki juga
dapat merupakan salah satu aturan adat yang memang berlaku di daerah setempat sehingga ketentuan adat tersebut harus dipatuhi oleh masyarakat.
4 Integrasi Hutan dan Budaya Budaya atau cara hidup erat kaitannya dengan lingkungan, dan ini berlaku
juga pada masyarakat hutan
2
. Mungkin ada tempat-tempat keramat di dalam hutan, sistem-sistem simbolis yang memberi arti bagi kehidupan dan erat
dengan perasaan masyarakat tentang diri mereka, fungsi keamanan dari tumbuhan hutan selama musim paceklik, dan hubungan-hubungan lainnya.
Terkait dengan ketergantungan masyarakat dengan hutan, Sardjono et al 1998 mengindentifikasi bentuk interdependensi hutan dan masyarakat, yang
salah satunya merupakan pola ekstraksi. Pola ekstraksi ini dijumpai pada kelompok masyarakat tradisional yang lokasinya tidak langsung berdekatan
dengan industri. Pemanfaatan sumberdaya sebatas kebutuhan dan dikendalikan etika dan norma yang berlaku. Pandangan bahwa lingkungan sosial merupakan
bagian dari ekosistem yang lebih luas mendorong pemanfaatan sumberdaya alam secara bijaksana dan hati-hati. Untuk lebih melihat bagaimana hubungan hutan
dengan masyarakat dalam pola ekstraksi dapat dilihat pada Gambar 1.
2.4.2 Aspek Tanah pada Masyarakat Lokal Sekitar Hutan