Rumahtangga Masyarakat di Sekitar Hutan

2.5 Rumahtangga Masyarakat di Sekitar Hutan

Rumahtangga merupakan lembaga dasar yang melakukan pengaturan konsumsi dan produksi, alokasi tenaga kerja dan sumberdaya sebagai upaya memenuhi kebutuhan hidup anggota rumahtangga Purnomo 2006. Manig 2001 dalam Dharmawan 2001 menyatakan bahwa sebagai suatu unit sosial ekonomi rumahtangga memiliki fungsi-fungsi sebagai berikut: a alokasi sumberdaya yang memungkinkan untuk memuaskan kebutuhan rumahtangga, b jaminan terhadap berbagai tujuan rumahtangga, c produksi barang dan jasa, d membuat keputusan atas penggunaan pendapatan dan konsumsi, e fungsi hubungan sosial dan hubungan dengan masyarakat luar, dan f reproduksi sosial dan material dan keamanan sosial terhadap anggota rumahtangga. Bagi masyarakat sekitar hutan, hasil hutan merupakan sumberdaya yang dapat dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan. Purwanto 1988 dalam Andajani 1997 juga menyatakan bahwa masyarakat sekitar hutan secara umum hidupnya banyak bergantung pada hasil usaha tani, dan sebagian diantaranya memanfaatkan hasil hutan. Faktor pembatas usaha tani yang berkaitan dengan meningkatnya jumlah penduduk umumnya mendorong manusia ke arah ketergantungan yang lebih besar terhadap hutan dan hasil hutan. Kebanyakan masyarakat sekitas hutan menyadari bahwa mereka akan merasa diuntungkan apabila mengelola sumberdaya hutan secara berkelanjutan daripada mengeksploitasinya. Sistem-sistem tradisional dari pengelolaan sumberdaya yang digunakan masyarakat lokal seringkali lebih efektif dan berkelanjutan. Masyarakat tidak akan memanfaatkan hasil hutan kecuali secara ekonomi akan memberikan tambahan pendapatan bagi rumahtangga McNeely 1992 dalam Andajani 1997. Pendapatan tersebut terutama didapat dari hasil hutan bukan kayu. Pendapatan rumahtangga diartikan sebagai keuntungan yang akan diterima dari hasil aktivitas nafkah atau cara hidup yang dilakukan oleh rumahtangga. Untuk mencapai tujuan rumahtangga, diperlukan sumberdaya, aset atau modal yang dimiliki rumahtangga atau disebut dengan sumber nafkah. Sumberdaya mengacu pada semua hal yang dapat dimanfaatkan atau tidak oleh rumahtangga, aset merupakan semua hal yang dapat dimanfaatkan rumahtangga, dan modal merupakan semua hal yang dimiliki dan dapat diakses oleh rumahtangga.

2.6 Kerangka Pemikiran

Dokumen yang terkait

Analisis Kelayakan Usaha Gula Aren (StudiKasus :Desa Mancang, Kecamatan Selesai, Kabupaten Langkat)

42 190 67

Adaptasi lingkungan masyarakat kasepuhan dalam pembangunan pertanian yang berkelanjutan (Studi kasus Kampung Ciptarasa, Desa Sirnarasa, Kecamatan Cisolok, Kabupaten Sukabumi)

0 8 180

Analisis ekonomi alokasi waktu, pendapatan dan kemiskinan rumahtangga nelayan di Desa Cikahuripan, Kecamatan Cisolok, Kabupaten Sukabumi

0 6 203

Struktur Penguasaan Tanah Masyarakat dan Upaya Membangun Kedaulatan Pangan (Kasus Kampung Sinar Resmi, Desa Sinar Resmi, Kecamatan Cisolok, Kabupaten Sukabumi, Propinsi Jawa Barat)

1 13 176

Analisis Dampak Perluasan Kawasan Taman Nasional Gunung Halimun Salak (TNGHS) Terhadap Kondisi Sosial Ekonomi Masyarakat Kasepuhan Sinar Resmi (Studi Kasus di Desa Sirna Resmi, Kecamatan Cisolok, Kabupaten Sukabumi, Provinsi Jawa Barat)

2 18 275

Analisis konflik sumberdaya hutan di kawasan konservasi: studi Kasus Kampung Sinar Resmi, Desa Sirna Resmi, Kecamatan Cisolok, Kabupaten Sukabumi, Provinsi Jawa Barat

0 21 260

Kepemimpinan Adat Dalam Kepatuhan Masyarakat Pada Norma Adat (Studi Kasus Di Kasepuhan SRI Desa Sirnaresmi Kecamatan Cisolok Kabupaten Sukabumi Jawa Barat).

8 67 147

Etnozoologi Masyarakat Adat Kasepuhan Ciptagelar, Desa Sirnaresmi, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat

4 20 50

View of Proses Pembuatan dan Pendapatan Petani Gula Aren di Desa Elusan Kecamatan Amurang Barat

0 0 9

Total Pendapatan Hasil Aren (RpTahun) Gula Merah Tuak

0 0 12