58 terhadap Y tanpa mengontrol M, sedangkan c’ adalah koefisien pengaruh
X terhadap Y setelah mengontrol M. Standard error koefisien a dan b ditulis dengan sa dan sb dan besarnya standard error pengaruh tidak
langsung indirect effect sab dihitung dengan rumus dibawah ini: Sab = √b
2
sa
2
+ a
2
sb
2
+ sa
2
sb
2
Untuk menguji signifikansi pengaruh tidak langsung, maka perlu menghitung nilai t dari koefisien ab dengan rumus sebagai berikut:
t = Nilai t hitung ini dibandingkan dengan nilai t tabel. Jika nilai t
hitung lebih besar dari nilai t tabel maka dapat disimpulkan terjadi pengaruh mediasi. Asumsi uji sobel memerlukan jumlah sampel yang
besar, jika jumlah sampel kecil, maka uji sobel menjadi kurang konservatif Ghozali, 2013:248-249.
E. Operasional Variabel Penelitian
1. Skala Pengukuan
Skala pengukuran pada penelitian ini menggunakan skala likert. Skala likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi
seseorang atau sekelompok tentang kejadian atau gejala sosial Riduwan, 2007:20. Dengan menggunakan skala likert, maka variabel yang akan
diukur dijabarkan menjadi dimensi, dimensi dijabarkan menjadi sub variabel, kemudian sub variabel dijabarkan lagi menjadi indikator-
indikator yang dapat diukur. Akhirnya indikator-indikator yang terukur
59 ini dapat dijadikan titik tolak untuk membuat item instrumen yang berupa
pertanyaan atau pernyataan yang perlu dijawab oleh responden. Setiap jawaban dihubungkan dengan bentuk pernyataan dukungan sikap yang
diungkapkan dengan kata-kata sebagai berikut:
Tabel 3.1 Skala Likert
STS : Sangat Tidak Setuju
TS : Tidak Setuju
N : Netral
S : Setuju
SS : Sangat Setuju
TT : Tidak Tahu
KT : Kurang Tahu
N : Netral
T : Tahu
ST : Sangat Tahu
TY : Tidak Yakin
KY : Kurang Yakin
N : Netral
Y : Yakin
SY : Sangat Yakin
Skala likert dikatakan ordinal karena pernyataan Sangat Setuju mempunyai tingkat atau preferensi yang “lebih tinggi” dari Setuju, dan
Setuju ”lebih tinggi” dari Netral.
2. Variabel
Variabel penelitian adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh
informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya Sugiyono, 2014:38. Secara teoritis variabel dapat didefinisikan sebagai
atribut seseorang, atau obyek, yang mempunyai “variasi” antara satu orang dengan yang lain atau satu objek dengan objek yang lain Hatch
dan Farhady, 1981 dalam Sugiyono, 2014:38. Dinamakan variabel karena ada variasinya misalnya, berat badan dapat dikatakan variabel,
60 karena berat badan sekelompok orang itu bervariasi antara satu dengan
yang lain. Variabel yang tidak ada variansinya bukan dikatakan sebagai variabel. Untuk dapat bervariansi, maka penelitian harus berdasarkan
pada sekelompok sumber data atau objek yang bervariasi. Pada penelitian ini, variabel penelitian ini yang digunakan terdiri
dari variabel exogenous dan variabel endogenous. Variabel-variabel tersebut diuraikan sebagai berikut Sarwono, 2007:4:
a. Variabel exogenous Variabel-variabel exogenous dalam suatu model jalur ialah
semua variabel yang tidak ada penyebab-penyebab eksplisitnya atau dalam diagam tidak ada anak-anak panah yang menuju kearahnya,
selain pada bagian kesalahan pengukuran. Jika antara variabel exogenous dikolerasikan maka kolerasi tersebut ditunjukkan dengan
anak panah berkepala dua yang menghubungkan variabel-variabel tersebut.
b. Variabel endogenous Variabel endogenous ialah variabel yang mempunyai anak
panah-anak panah menuju ke arah variabel tersebut. Variabel yang termasuk di dalamnya mencakup semua variabel perantara dan
tergantung. Variabel perantara endogenous mempunyai anak panah yang menuju ke arahnya dan dari arah variabel tersebut dalam suatu
model dianggap jalur. Adapun variabel tergantung hanya mempunyai anak panah yang menuju ke arahnya.
61
3. Instrumen Penelitian