59 rasio keuntungan atas biaya, pola saluran pemasaran I petani – PPD – pengecer -
konsumen memiliki nilai rasio keuntungan atas biaya paling tinggi yaitu 44,5; sedangkan pola saluran pemasaran V petani – konsumen nilai rasio keuntungan
atas biaya rendah yaitu dengan nilai 1,5. Informasi tersebut dapat dilihat pada Tabel 15.
Tabel 15.
Rasio Keuntungan Atas Biaya pada Saluran Pemasaran Nenas di Desa Cipelang
Lembaga Pemasaran
Keuntungan RpBuah
Biaya RpBuah
Rasio πC
Saluran I PPD
471,9 28,1
16,8 Pengecer
2.462,2 37,8
65,2 Rasio πC
2.934,1 65,9
44,5 Saluran II
Pedagang besar 1.554
946 1,6
Rasio πC 1.554
946 1,6
Saluran III Tengkulak
2.676,2 323,8
8,3 Rasio πC
2.676,2 323,8
8,3 Saluran IV
PPD 903,3
96,7 9,3
Rasio πC 903,3
96,7 9,3
Saluran V Petani
2.420 1.580
1,5 Rasio πC
2.420 1.580
1,5
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan oleh Sihombing 2010, rasio keuntungan atas biaya paling tinggi berada pada saluran pemasaran II petani –
PPD – pedagang pengolah yaitu 1,5 satuan, sedangkan rasio keuntungan atas biaya terendah terdapat pada pola saluran pemasaran 1 petani – PPD – pedagang
besar – pedagang eceran – konsumen yaitu dengan nilai 1,5.
6.5.4 Efisiensi Pemasaran
Efisiensi pemasaran merupakan tujuan akhir yang ingin dicapai dalam suatu proses pemasaran. Efisiensi pemasaran dapat tercapai apabila sistem
pemasaran yang dijalankan memberikan kepuasan kepada pelaku-pelaku
60 pemasaran yang terlibat di dalamnya seperti petani, lembaga pemasaran dan
konsumen akhir. Efisiensi pemasaran diukur dengan melihat nilai margin pemasaran, farmer’s share dan rasio keuntungan atas biaya. Selain itu,
pelaksanaan fungsi-fungsi pemasaran, struktur pasar yang terbentuk dan perilaku pasar juga mencerminkan efisiensi pemasaran. Berdasarkan hasil penelitian nilai
efisiensi pemasaran nenas dapat dilihat pada Tabel 16.
Tabel 16.
Nilai Efisiensi Pemasaran pada Masing-Masing Saluran Pemasaran Nenas di Desa Cipelang
Saluran pemasaran
Harga jual RpBuah
Total biaya RpBuah
Margin FS
πC Saluran I
5.500 65,9
54,5 45,4
44,5 Saluran II
5.500 946
45,4 54,5
1,6 Saluran III
5.000 323,8
60,0 40,0
8,3 Saluran IV
3.500 96,7
28,6 71,4
9,3 Saluran V
4.000 1.580
100 1,5
. Berdasarkan hasil analisis secara keseluruhan, maka pola saluran pemasaran V petani – konsumen adalah pola saluran pemasaran yang paling
efisien. Nilai marjin pada saluran ini terendah yaitu 0 dan nilai farmer’s share tertinggi yaitu 100 . Selain itu, nilai rasio keuntungan atas biaya pada masing-
masing lembaga pemasaran menyebar merata yaitu sebesar 1,5. Artinya setiap satu satuan rupiah biaya yang dikeluarkan oleh lembaga pemasaran akan
memberikan keuntungan yang tidak jauh berbeda dengan lembaga pemasaran lainnya yang terdapat pada saluran tersebut. Bila dilihat dari biaya-biaya dan
fungsi pemasaran yang dilakukan, saluran pemasaran V petani –konsumen akhir merupakan saluran pemasaran yang efisien. Hal ini disebabkan karena adanya
biaya-biaya dan fungsi pemasaran yang dilakukan oleh petani yaitu dengan memberikan kemasan tambahan berupa keranjang bambu. Nenas akan
dimasukkan ke dalam keranjang apabila akan dibeli sehingga memberikan kepuasan bagi konsumen.
61 Saat ini, pola saluran V petani – konsumen tidak sepenuhnya dapat
dilakukan oleh seluruh petani di Kelompok Tani Mekar Sejahtera meskipun memiliki marjin terendah dan farmer’s share tertinggi. Hal ini dikarenakan tidak
seluruh petani dapat menjual langsung hasil produksinya karena petani harus mengeluarkan biaya transportasi untuk memasarkan nenas, adanya keterbatasan
sumber daya yang mereka miliki dan adanya keterbatasan pasar. Pasar yang tersedia sekarang hanya pasar disekitar perumahan petani sehingga tidak
memungkinkan seluruh petani untuk memasarkan nenas. Saluran pemasaran V petani – konsumen akhir merupakan solusi jangka panjang bagi Kelompok Tani
untuk meningkatkan pendapatan. Saluran pemasaran V petani – konsumen akhir dapat dilaksanakan oleh semua petani apabila kelompok tani dapat melaksanakan
fungsi dan perannya dengan baik. Kelompok tani dapat mengembangkan kemampuan petani dalam mengelola usaha secara efisien dan menguntungkan
menuju kemandirian sesuai dengan tujuan awal didirikannya kelompok tani, misalnya dengan melakukan pengembangan produk dengan mengolah sendiri
nenas menjadi selai atau asinan sehingga akan meningkatkan nilai jual. Berdasarkan kondisi saat ini dan hasil analisis yang telah dilakukan,
saluran pemasaran IV petani – PPD – pedagang olahan adalah saluran pemasaran yang efisien. Hal ini dapat dilihat dari nilai marjin yang diperoleh
adalah Rp 1.000, farmer’s share 71,4 , rasio keuntungan atas biaya 9,3 dan biaya yang dikeluarkan adalah Rp 96,7 per buah. Nilai-nilai tersebut lebih efisien
jika dibandingkan dengan saluran I, II dan III. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan Sihombing 2010, saluran
pemasaran II petani – PPD – pedagang pengolah adalah saluran yang relatif efisien dibandingkan dengan saluran I petani – PPD – pedagang besar – pengecer
– konsumen lokal dan III petani – pengecer – konsumen lokal. Nilai margin pemasaran, farmer’s share dan rasio keuntungan atas biaya yang diperoleh pada
saluran II adalah Rp 500, 75 dan 1,5 satuan, dimana volume penjualannya adalah 2.100 buah.
VII KESIMPULAN DAN SARAN
7.1 Kesimpulan