21 sama penjual atau penetapan harga berdasarkan pemimpin harga price
leadership , 2 product promotion policy dapat dilakukan melalui pameran dan
iklan atas nama perusahaan, 3 predatory and exclusivenary tactics; strategi ini bersifat illegal karena bertujuan mendorong perusahaan pesaing untuk keluar dari
pasar.
3.1.4 Keragaan Pasar
Menurut Sudiyono 2002 dalam Winandi 2012, keragaan pasar merupakan hasil keputusan akhir yang diambil dalam hubungan dengan proses
tawar menawar dan persaingan harga. Keragaan pasar dapat digunakan untuk melihat sejauh mana pengaruh struktur dan tingkah laku pasar dalam proses
pemasaran suatu komoditi pertanian. Keragaan pasar market performance merupakan hasil atau pengaruh dari market structure dan market conduct yang
dalam realita dapat terlihat dari produk atau output, harga dan biaya pada pasar- pasar tertentu. Keragaan pasar merupakan gabungan antara struktur pasar dan
perilaku pasar yang menunjukkan terjadi interaksi antara struktur pasar, perilaku pasar dan keragaan pasar yang tidak selalu linier, tetapi saling mempengaruhi
Rosiana, 2012 dalam Winandi, 2012. Adapun elemen keragaan pasar terdiri atas marjin pemasaran, farmer’s share, rasio keuntungan atas biya dan integrasi pasar.
3.1.4.1 Marjin Pemasaran
Konsep marjin pemasaran merupakan perbedaan harga di tingkat petani produsen dengan harga di tingkat konsumen akhir atau di tingkat retail.
Pengertian marjin adalah pendekatan keseluruhan dari sistem pemasaran produk pertanian, mulai dari tingkat petani sebagai produsen primer sampai produk
tersebut sampai di tangan konsumen akhir. Pengertian marjin yang lebih luas adalah merupakan cerminan dari aktivitas-aktivitas bisnis atau fungsi-fungsi
pemasaran yang dilakukan dalam sistem pemasaran tersebut. Pengertian marjin dalam produk agribisnis menunjukkan nilai tambah added value yang terjadi
selepas komoditi dari tingkat petani sebagai produsen primer, sampai produk yang dihasilkan diterima konsumen akhir. Artinya margin dapat merupakan ukuran
22 aktivitas bisnis atau kegiatan produktif yang dapat menjadi indikator efisiensi atau
tidaknya sistem pemasaran. Analisis marjin sebagai indikator efisiensi pemasaran juga harus
mengevaluasi fungsi-fungsi pemasaran yang ada dengan tujuan untuk meningkatkan nilai guna atau nilai tambah sehingga konsumen puas. Banyak yang
beranggapan bahwa marjin pemasaran yang kecil adalah lebih efisien dari pada marjin pemasaran yang besar. Apabila pernyataan ini benar, maka dimana
marketing margin adalah nol dan semua penerimaan petani adalah sama yang
dibayar oleh konsumen, maka sistem pemasaran tersebut efisien. Persepsi salah yang lain adalah apabila marjin pemasaran tinggi, akibat banyak pedagang
perantara Kohls and Uhl, 2002 dalam Winandi, 2012. Banyaknya pelaksanaan fungsi produktif yang dilakukan oleh lembaga perusahaan seperti adanya proses
penyimpanan, grading dan sortasi, pengolahan dan kemasan yang higienis, maka biaya-biaya pemasarannya lebih besar yang mengakibatkan marjin pemasaran
akan tinggi. Pada kondisi ini, sistem pemasaran tersebut efisien meskipun marjin pemasarannya relatif tinggi apabila dibandingkan dengan produk akhir yang tidak
diolah atau tanpa kemasan yang higienis. Oleh sebab itu, mempergunakan marjin pemasaran sebagai salah satu indikator efisiensi harus dilakukan pada sistem
pemasaran produk agribisnis yang setara equivalent. Artinya, apabila akan menghitung sebaran marjin pemasaran farm-retail price spreads, satuan volume
di setiap tingkat lembaga pemasaran harus sama.
3.1.4.2 Farmer’s Share