30 kerjasama yang akan dilakukan. Selain itu analisis perilaku pasar juga dilakukan
guna mempelajari karakteristik konsumen.
Tabel 8.
Karakteristik Struktur Pasar Berdasarkan Sudut Penjual dan Pembeli No
Karakterisitik Struktur pasar
Jumlah penjualpembeli
Sifat produk
Hambatan Sudut
penjual Sudut
pembeli 1
Banyak Standar
Homogen Rendah
Persaingan murni
Persaingan murni
2 Banyak
Diferensiasi Tinggi Persaingan
Monopolistik Persaingan
Monopolistik 3
Sedikit Standar
Tinggi Oligopoli
murni Oligopsoni
murni 4
Sedikit Diferensiasi Tinggi
Oligopoli Diferensiasi
Oligopsoni Diferensiasi
5 Satu
Unik Tinggi
Monopoli Monopsoni
Sumber : Dahl dan Hammon 1977 dalam Winandi 2012
4.4.2 Metode Analisis Kuantitatif 4.4.2.1 Analisis Efisiensi Pemasaran
Efisiensi pemasaran nenas terkait dengan sistem pemasaran yang dapat dilihat dari beberapa indikator seperti margin pemasaran, farmer’s share dan
analisis rasio keuntungan atas biaya. Selain itu dapat dilihat juga dari saluran pemasaran yang tercipta, fungsi dan lembaga pemasaran, struktur pasar serta
perilaku pasar. Proses pemasaran yang efisien adalah yang memberikan kontribusi share yang adil, mulai dari petani, lembaga-lembaga pemasaran, sesuai dengan
korbanan masing-masing dan konsumen puas Winandi, 2012.
4.4.2.2 Margin Pemasaran
Analisis margin pemasaran dipergunakan untuk menganalisis pemasaran produk mulai dari petani produsen sampai di tangan konsumen akhir. Perbedaan
marjin pada setiap sistem dapat disebabkan oleh perbedaan perlakuan atau penanganan produk sehingga terdapat perbedaan biaya dan kepuasan konsumen
akhir. Besarnya margin pada dasarnya merupakan pengurangan harga penjualan dan harga pembelian pada setiap pelaku pemasaran.
31 Secara matematis margin pemasaran dapat dirumuskan sebagai berikut :
MT = Pr – Pf = Biaya- biaya + π Lembaga = Σ Mi
Mi = P
ji
– P
bi
Dimana: MT
= Marjin total. Pr
= Harga di tingkat retail tingkat konsumen akhir Pf
= Harga di tingkat petani produsen π lembaga
= Profit lembaga pemasaran akibat adanya sistem pemasaran Mi
= Marjin di tingkat pemasaran ke i, dimana i = 1, 2, …., n Mi adalah marjin di tingkat ke – i
P
ji
= Harga penjualan untuk lembaga pemasaran ke-i P
bi
= Harga pembelian untuk lembaga pemasaran ke-i
4.4.2.3 Farmer’s Share
Farmer’s share merupakan salah satu kriteria atau alat analisis yang
digunakan untuk mengukur tingkat efisiensi dalam pemasaran suatu komoditi selain marjin pemasaran dan rasio keuntungan atas biaya. Analisis ini diukur
dengan membandingkan tingkat harga yang diterima oleh petani dengan harga yang dibayarkan oleh konsumen akhir. Secara matematis farmer’s share
dirumuskan sebagai berikut:
x Pf
Pr s
F 100
=
Dimana: F’s
= Persentase bagian yang diterima petani farmer’s share Pr
= Harga di tingkat retail tingkat konsumen akhir Pf
= Harga di tingkat petani produsen
4.4.2.4 Rasio Keuntungan Atas Biaya
Tingkat efisiensi pemasaran juga dapat dilihat dari besarnya rasio keuntungan atas biaya yang dikeluarkan. Semakin menyebarnya rasio keuntungan
dan biaya, maka secara teknis operasional sistem pemasaran akan semakin
32 efisien. Rasio keuntungan atas biaya pada setiap lembaga pemasaran dapat
dirumuskan sebagai berikut :
Biaya ofit
Pr =
c π
Dimana: π = Keuntungan pemasaran akibat adanya sistem pemasaran
C = Cost dari adanya pelaksanaan fungsi-fungsi pemasaran.
4.5 Batasan Operasional
Beberapa istilah yang digunakan untuk memberikan batasan dalam penelitian ini yaitu:
1. Lembaga pemasaran yaitu pihak-pihak yang melaksanakan fungsi
pemasaran dalam proses pendistribusian nenas dari tangan petani sampai ke konsumen. Adapun yang termasuk ke dalam lembaga pemasaran
adalah: a.
Petani adalah individu yang membudidayakan serta melakukan kegiatan pemasaran nenas.
b. Pedagang pengumpul desa PPD adalah individu atau kelompok yang
membeli nenas dari petani untuk kemudian menjual kembali ke pengecer dan pedagang olahan.
c. Pedagang besar adalah kelompok yang membeli nenas dari petani
kemudian menjual kembali ke konsumen langsung. Dalam penelitian ini, pedagang besar yang dimaksud adalah sebuah lembaga yaitu Giant
d. Pengecer adalah individu yang membeli nenas dari pedagang
pengumpul desa kemudian menjual kembali ke konsumen akhir. e.
Tengkulak adalah individu yang membeli nenas langsung dari petani kemudian menjualnya kembali ke konsumen akhir. Tengkulak
membeli nenas langsung ke petani, karena telah terjadi hutang piutang diantara keduanya. Tengkulak biasanya membeli nenas dengan harga
di bawah harga yang berlaku.