Kajian Mengenai Struktur Pasar Kajian Mengenai Perilaku Pasar

10 Menurut Waty 2011, lembaga pemasaran nenas yang terlibat yaitu: pedagang pengumpul desa, koperasi, pedagang pengecer lokal dan non lokal, sedangkan menurut Herawati 2012, lembaga pemasaran nenas yang terlibat yaitu: pedagang pengumpul desa, pedagang besar lokal dan non lokal, pedagang pengecer lokal dan non lokal. Menurut Siregar 2010, Waty 2012 dan Herawati 2012, lembaga pemasaran yang terlibat menjalankan fungsi-fungsi pemasaran untuk mempertimbangkan bagaimana pekerjaan harus dilakukan, menganalisis biaya- biaya pemasaran, memahami perbedaan biaya antar lembaga dan berbagai variasi komoditi serta fungsi yang dilakukan oleh lembaga pemasaran. Fungsi-fungsi dalam pemasaran dapat dikategorikan menjadi 3 fungsi yaitu fungsi pertukaran, fungsi fisik dan fungsi fasilitas. Siregar 2010, Waty 2012 dan Herawati 2012, menyatakan bahwa petani tidak melakukan fungsi fasilitas yaitu sortasi dan grading pada hasil panennya. Sortasi dan grading terkadang dilakukan oleh petani khususnya yang telah mengikuti Standard Operational Procedure SOP dalam Hermansyah 2008 dan Sihombing 2010. Herawati 2012 menyatakan bahwa fungsi pengemasan dilakukan oleh pedagang besar dan pedagang pengecer. Pedagang besar melakukan pengemasan dengan menggunakan karung plastik dan tali plastik, sedangkan pedagang pengecer hanya menggunakan kantung plastik. Pengemasan dilakukan untuk memudahkan penimbangan dan pengangkutan saat penjualan, selain itu juga bertujuan untuk melindungi fisik buah dari benturan saat proses pengangkutan.

2.4 Kajian Mengenai Struktur Pasar

Hermansyah 2008, Sihombing 2010 dan Herawati 2012 menganalisis struktur pasar dengan melihat jumlah penjual dan pembeli, hambatan keluar masuk pasar, sifat produk, penentuan harga serta sumber informasinya. Struktur pasar yang dihadapi petani cenderung mengarah ke oligopoli. Hal ini dilihat dari kondisi keluar masuk pasar yang relatif kecil, informasi harga yang diterima petani berasal dari pedagang pengumpul sehingga tidak dapat mempengaruhi tingkat harga pasar dan petani sebagai price taker. Struktur pasar pedagang pengumpul desa menurut Hermansyah 2008 mengarah ke pasar bersaing 11 sempurna, sedangkan dalam Herawati 2012 struktur pasar mengarah ke oligopoli. Ketika dihadapkan pada pedagang besar, hambatan keluar masuk pasar pada tingkat pedagang pengumpul cenderung tinggi. Pedagang pengumpul desa tidak dapat mempengaruhi harga, karena harga ditentukan oleh pedagang besar.

2.5 Kajian Mengenai Perilaku Pasar

Perilaku pasar dianalisis dengan melihat beberapa faktor yaitu kegiatan penjualan dan pembelian, cara pembayaran, penentuan harga dan kerjasama antar lembaga pemasaran. Sihombing 2010 dan Herawati 2012 menyatakan bahwa penentuan harga dilakukan dengan sistem tawar menawar dan ditentukan oleh lembaga pemasaran yang tingkatannya lebih tinggi. Selain itu, dalam Herawati 2012 sebagian petani terkadang melakukan sistem tebas dalam melakukan penjualan hasil panennya. Sistem pembayaran pada Hermansyah 2008 dilakukan dengan 3 cara yaitu sistem pembayaran tunai, uang muka dan pembayaran kemudian. Menurut Sihombing 2010 dan Herawati 2012, sistem pembayaran hanya dilakukan dengan 2 cara yaitu sistem pembayaran tunai dan pembayaran kemudian. Kerjasama antar lembaga menurut Hermansyah 2008 dan Herawati 2012 dilakukan untuk pengaturan daerah pemasaran, penentuan harga agar tidak terjadi perbedaan harga di tingkat pedagang yang sama, serta untuk menjaga kontinuitas pasokan pembelian dan penjualan. Kerjasama antar lembaga pemasaran dilakukan karena adanya ikatan antara penjual dan pembeli yang sudah terbangun cukup lama.

2.6 Kajian Mengenai Keragaan Pasar