tidak terpenuhi. Kondisi ini mengakibatkan Indonesia membutuhkan supply PKO melalui impor dari negara produsen lainnya.
Tabel 8. Volume dan Nilai Impor PKO Indonesia Tahun 2006-2010
Tahun Impor PKO
Volume Kg Nilai US
2006 1 386
1 207 2007
3 594 6 013
2008 2 172
3 940 2009
3 345 3 631
2010 1 791
5 634 2011
1 311 4 871
Sumber : Direktorat Jenderal Perkebunan 2012
Impor PKO terbesar dalam kurun waktu 2006-2010 terjadi pada tahun 2007 yaitu sebesar 180 kg yaitu senilai US 432. Impor ini didukung oleh
meningkatnya ekspor PKO Indonesia pada tahun 2007 sebesar 1 163 049 ton dari tahun sebelumnya 1 071 762 ton. Impor dimaksudkan untuk memenuhi kebutuhan
industri dalam negeri yang berbahan baku PKO.
2.2.3. Industri Pengolahan CBS
Lemak cokelat cocoa butter dapat digunakan untuk memproduksi produk pangan, farmasi dan kosmetik. Lemak cokelat merupakan lemak alami berwarna
kuning terang yang diperoleh dari biji kakao Theobroma cacao. Lemak cokelat bersifat keras dan mudah patah brittle di bawah suhu ruang, tetapi ketika
dimakan meleleh sempurna di mulut dengan tekstur creamy yang lembut dan sensasi dingin Gustone, 2002. Karakteristik lemak cokelat tersebut dianggap
sebagai lemak ideal dan pilihan dalam industri coklat confectionery, sehingga menciptakan permintaan pasar yang melebihi pasokan Soekopitojo, 2011.
Biji kakao mengandung lemak cokelat relatif kecil, yaitu 52.5-55.5 persen dari kotiledon kakao. Sementara itu, hanya sdikit negara yang membudidayakan
kakao, sehingga suplai menjadi tidak stabil dan harganya relatif paling mahal diantara lemak dan minyak alami Zaidul et al, 2007 dalam Soekopitojo, 2011.
Dengan adanya kemajuan IPTEK, pengembangan alternatif lemak cokelat dilakukan, yang dikenal dengan istilah Cocoa Butter Alternatives CBA.
Menurut Lipp dan Anklam 1998, CBA diklasifikasikan menjadi 3 jenis, yaitu :
1. Cocoa Butter Equivalents CBE, yaitu lemak nabati non laurat yang mirip
sifat fisik dan kimianya dengan lemak cokelat dan dapat dicampur dengan
lemak cokelat pada jumlah berapapun tanpa mengubah sifat fisik cokelat. Terdiri dari dua jenis, yaitu :
a. Cocoa Butter Extender CBX : merupakan CBE yang tidak dapat
dicampur dengan lemak cokelat pada semua rasio. b.
Cocoa Butter Improvers CBI : mirip dengan CBE, tetapi dengan kandungan triagliserolida TAG padat lebih tinggi, digunakan untul
memperbaiki lemak cokelat yang lunak. 2.
Cocoa Butter Replacers CBR : lemak non laurat dengan distribusi asam lemak mirip lemak cokelat dan hanya rasio kecil yang kompatibel dengan CB.
3. Cocoa butter Subtitutes CBS : lemak nabati laurat, memiliki sifat fisik yang
sangat mirip dengan lemak cokelat dan cocok untuk mensubstitusi lemak cokelat sampai 100 persen.
Cocoa Butter Substitutes CBS juga dapat diperoleh dari minyak kelapa.
Akan tetapi dengan kondisi industri minyak kelapa saat ini yang tidak berkembang dan bahkan tingkat produktivitasnya cenderung menurun setiap
tahunnya sehingga CBS dari minyak kelapa tidak berkembang dengan baik. Minyak inti sawit merupakan bahan baku yang penting dalam
pengembangan hard-butters seperti produk pengganti cocoa butter Cocoa Butter Substitutes
CBS dan produk sejenis cocoa butter Cocoa Butter EquivalentCBE, Cocoa Butter ReplacerCBR
. Hal ini dikarenakan minyak inti sawit atau Palm Kernel Oil
PKO memiliki rantai karbon yang mirip dengan minyak kelapa. Keduanya memiliki karakteristik fisik yang juga serupa satu dengan yang lain,
sehingga PKO dapat juga digunakan dalam pembuatan CBS. Cocoa Butter Substitutes
CBS diproduksi melalui proses fraksinasi dan hidrogenasi. Proses produksi CBS terdiri dari beberapa tahap reaksi yaitu degummning, bleaching,
hidrolisa, fraksinasi destilasi bertahap, dan hidrogenasi Lumban Tobing, 2010. Cocoa Butter Substitutes
CBS yang bersumber dari minyak inti sawit ataupun minyak kelapa, keduanya banyak mengandung asam laurat, itu sebabnya
disebut lauric fat. Namun minyak kelapa memiliki kandungan nilai rantai asam lemak pendek yang lebih besar, yang dapat membuatnya lebih menarik untuk
industri oleokimia. CBS adalah lemak yang mempunyai karakter fisik yang mirip atau bahkan “lebih baik” jika dibandingkan dengan karakter fisik CB. Namun