Produksi dan Konsumsi PKO di Indonesia

perkebunan dapat dikatakan masih lemah. Kelangkaan modal, sistem penyaluran biaya secara komersial, dan kurangnya perhatian dari lembaga keuangan terhadap perkebunan merupakan kelemahan pembangunan perkebunan di Indonesia. Pembiayaan perkebunan juga masih dihadapkan pada permasalahan klasik pembiayaan melalui kredit, yaitu masalah sumber dan akses kredit terutama untuk petani. Selain itu, daya saing investasi juga lebih lemah dibandingkan negara- negara produsen komoditas perkebunan lainnya.

2.4. Penelitian Terdahulu

Penelitian ini menggunakan berbagai literatur untuk memperkuat landasan dalam pemecahan permasalahan. Penelitian mengenai kelapa sawit telah banyak dilakukan dan dapat digunakan sebagai referensi untuk penelitian ini, yaitu penelitian Novindra 2011, Zulkifli 2000, Kiki Wira Kurniadi 2013, Singgih Widhosari 2013, dan Donald Siahaan dan Hasrul A. Hasibuan. Penelitian ini memiliki beberapa persamaan dan perbedaan dengan penelitian sebelumnya yang disajikan pada Tabel 9. Penelitian ini mengenai analisis dampak kebijakan pemerintah terhadap penawaran dan permintaan palm kernel oil PKO. Penelitian ini merupakan penelitian lanjutan dari penelitian sebelumnya mengenai produk turunan kelapa sawit. Penelitian sebelumnya terpusat kepada minyak nabati dari kelapa sawit yaitu Crude Palm Oil CPO dan turunannya baik ketersediaannya dan ekspor impor komoditas tersebut. Penelitian ini lebih spesifik mengenai PKO dan turunannya tanpa dikaitkan dengan perdagangan CPO. Persamaan yang dibangun dalam model ekonometrika dalam penelitian ini secara agregat tanpa diagregasi berdasarkan propinsi ataupun status kepemilikan. Produk hilir yang diteliti hanya mencakup cocoa butter substitute CBS. Penelitian ini juga melakukan simulasi untuk mengetahui dampak dari kebijakan subsidi suku bunga investasi dan peningkatan penawaran PKO terhadap penawaran dan permintaan PKO di Indonesia dan produk turunannya yaitu CBS. Tabel 9. Persamaan dan Perbed aan antara Penelitian “Dampak Subsidi Suku Bunga Kredit Investasi dan Peningkatan Penawaran PKO terhadap Penawaran dan Permintaan PKO di Indonesia ” dengan Penelitian Terdahulu No. Nama Peneliti Terdahulu Judul Penelitian Persamaan Perbedaan Hasil Penelitian 1. Novindra 2011 Dampak Kebijakan Domestik dan Perubahan Faktor Eksternal terhadap Kesejahteraan Produsen dan Konsumen Minyak Sawit di Indonesia 1. Menganalisis kebijakan penurunan tingkat suku bunga kredit sebesar 20 dan peningkatan penawaran bahan baku sebesar 10. 2. Objek penelitian yaitu CPO Pengembangan industri hilir meningkatkan permintaan minyak sawit dan meningktakan harga yang diterima produsen. Kebijakan Pembatasan ekspor minyak sawit dengan penetapan pajak ekspor minyak sawit sebesar 20 persen meningkatkan kesejahteraan netto dan peningkatan kuota domestik memberikan dampak negatif bagi kesejahteraan netto. 2. Menggunakan model ekonometrika persamaan simultan dengan metode pendugan Two Stages Least Square 2SLS 2. Disagregasi dalam penelitian berdasarkan wilayah dan bentuk pengusahaan 3. Peramalan dampak kebijakan domestik terhadap kesejahteraan pelaku industri minyak sawit Indonesia dan Penerimaan devisa tahun 2012-2016 2. Zulkifli 2000 Dampak Liberalisasi Perdagangan terhadap Keragaan Industri Kelapa Sawit Indonesia dan Perdagangan Minyak Sawit Dunia 1. Menganalisis keragaan industri kelapa sawit mencakup aspek produksi, penawaran, permintaan dan harga, yaitu diantaranya minyak inti sawit Palm Kernel Oil PKO. 1. Analisis yang dilakukan sampai perilaku eksportir pesaing indonesia namun tidak sampai ke industri hilir PKO Liberalisasi perdagangan sesuai dengan aturan WTO menguntungkan bagi industri kelapa sawit Indonesia. Kenaikan harga ekspor akibat penurunan retriksi memacu ekspor minyak kasar dan minyak inti sawit sehingga memberi insentif bagi petani dan pengusaha perkebunan. Penerapan liberalisasi oleh Indonesia menyebabkan harga domestik baik minyak kasar dan minyak inti sawit meningkat dan mendorong investasi. Investasi domestik dan asing meningkat sehingga produktivitas meningkat. 2. Menggunakan pendekatan sistem dengan merumuskan model ekonometrika industri kelapa sawit berupa sistem persamaan simultan dengan metode pendugaan 2SLS 2. Disagregasi dalam penelitian berdasarkan wilayah dan bentuk pengusahaan 3. Melakukan peramalan dampak liberalisasi perdagangan terhadap keragaan industri kelapa sawit Indonesia dan perdagangan minyak sawit dunia 2 4