5.2.4 Hubungan Jenis Tanah dengan Longsor
a.
Persebaran titik longsor dengan jenis tanah
Peta Tanah Jawa Barat PUSLITANAK, 1988 skala 1:250.000 menunjukkan bahwa wilayah Kabupaten Garut mempunyai sebaran jenis tanah
yang beragam. Mengingat skala peta pada tingkat tinjau, maka informasi terkait jenis tanah tidak menunjukan informasi yang detail. Namun berdasarkan hasil
pengamatan titik-titik longsor selama observasi lapangan di dapatkan hasil bahwa titik longsor banyak ditemukan pada empat satuan peta tanah, yaitu 1 kompleks
Regosol dan Litosol, 2 Latosol Coklat, 3 kompleks Podsolik Merah Kekuningan, Podsolik Kuning dan Regosol, dan 4 Asosiasi Andosol Coklat dan
Regosol Coklat. Hubungan titik-titik longsor terhadap satuan peta tanah tersebut disajikan pada Tabel 20 dan Gambar 28. Secara Lengkap sebaran jenis tanah di
Kabupaten Garut disajikan dalam Tabel Lampiran 4. Tabel 20. Sebaran Titik dan Kejadian longsor pada Jenis Tanah
Jenis Tanah Titik Longsor
Frekuensi Longsor
Latosol Coklat 2
4 Komplek Regosol dan Litosol
1 5
Asosiasi Andosol Coklat dan Regosol Coklat 15
30 Komplek Podsolik Merah Kekuningan,Podsolik
Kuning,dan Regosol 25
63
Melihat persebaran seperti pada tabel tersebut terlihat bahwa satuan peta tanah “Kompleks Podsolik Merah Kekuningan, Podsolik Kuning, dan Regosol”
mempunyai jumlah titik longsor terbanyak. Kompleks tanah ini secara geografis tersebar di Kabupaten Garut bagian Selatan yang mempunyai bahan induk Tufa
dan Breksi berumur Tersier, sehingga kompleks tanah ini mempunyai lapisan tanah yang relatif dalam karena proses pelapukan sudah lanjut dan mempunyai
lapisan kedap air yang berfungsi sebagai bidang luncur, yaitu yang berasal dari bahan induk tufa. Dengan demikian jika pada kompleks tanah ini terjadi banyak
longsor menjadi cukup logis karena sangat terkait dengan bahan induk yang berasal dari bahan induk tufa dan breksi berumur Tersier.
Gambar 28. Peta Sebaran Titik Longsor pada Berbagai Jenis Tanah
55
b. Kerapatan Titik Longsor Terhadap Jenis Tanah