Tabel 4. Klasifikasi Kelas Bahaya Longsor Kelas Bahaya
Interval Keterangan
1 6-10
Sangat rendah 2
11-15 Rendah
3 16-20
Menengah 4
21-25 Tinggi
5 26-30
Sangat Tinggi
e. Penetapan kelas resiko longsor
Resiko longsor adalah suatu konsekuensi yang dapat diterima oleh manusia atau obyek yang lain akibat adanya suatu proses longsor di suatu tempat.
Pada umumnya proses longsor ini menghasilkan suatu kerugian baik berupa kerugian jiwa maupun harta bendaproperti. Berdasarkan pemahaman ini, maka
resiko longsor dapat dicerminkan dari besarnya nilai bahaya longsor dan besarnya nilai jiwa manusia dan properti. Namun demikian dalam penelitian ini untuk nilai
jiwa manusia belum diperhitungkan karena keterbatasan data yang ada. Nilai properti selanjutnya dirumuskan sebagai berikut:
Nilai Properti = Skor Penggunaan Lahan + Skor Infrastruktur
Dalam penelitian ini properti dibagi menjadi 2 variabel, yaitu variabel penggunaan lahan dan variabel infrastruktur. Selanjutnya masing-masing variabel
dibagi menjadi 5 kelas, dimana masing-masing kelas diberi skor 1 hingga 5 Tabel 5. Jumlah kelas properti ini disamakan dengan jumlah kelas bahaya longsor agar
memudahkan dalam mengklasifikasi resiko longsor. Adapun formula untuk mencari kelas interval sama dengan rumusan untuk mencari kelas interval pada
bahaya longsor. Nilai properti yang digunakan untuk menilai resiko longsor adalah
kombinasi dari kedua variabel tersebut, yaitu dalam bentuk penjumlahan sehingga berdasarkan penjumlahan kombinasi tersebut diperoleh nilai properti terendah
sebesar 1 dan nilai tertinggi sebesar 12. Dengan demikian besarnya kelas interval properti dapat ditentukan sebagai berikut :
Kelas Interval Properti = 12 - 1 = 2,2 atau setara 2 5
Berdasarkan kelas interval tersebut, maka selanjutnya dapat dilakukan klasifikasi properti seperti disajikan pada Tabel 5.
Tabel 5. Nilai Properti Kabupaten Garut No
Variabel Kriteria
Skor Tingkat
Resiko
1 Penggunaan
Lahan Lahan Terbuka, Perairan,
dan Semak Belukar 1
Sangat Rendah
Hutan 2
Rendah Ladang ,Perkebunan, dan
Kebun Campuran 3
Menengah Sawah
4 Tinggi
Pemukiman 5
Sangat Tinggi
2 Infrastruktur
Sungai 1
Sangat Rendah
Jalur Kereta Api 2
Rendah Jalan Kabupaten
3 Menengah
Jalan Provinsi 4
Tinggi Jalan Negara
5 Sangat Tinggi
Tabel 6. Klasifikasi Kelas Properti Kelas Properti
Interval Keterangan
1 1-2
Sangat rendah 2
3-4 Rendah
3 5-6
Menengah 4
7-9 Tinggi
5 10-12
Sangat Tinggi
Berdasarkan klasifikasi bahaya longsor Tabel 4 dan klasifikasi properti Tabel 6, maka selanjutnya dapat dinilai besarnya resiko longsor berdasarkan
rumusan sebagai berikut :
Resiko Longsor = Bahaya Longsor + Nilai Properti
Adapun klasifikasi resiko dibuat berdasarkan kelas interval yang diperoleh, yaitu sebesar 1.5 seperti perhitungan di bawah ini, dan hasilnya disajikan pada Tabel 7.
Interval Kelas Resiko Longsor = 10 - 2 =1,6 atau setara 1,5 5
Tabel 7. Klasifikasi Kelas Resiko Longsor Kelas Resiko
Interval Keterangan
1 2-3,5
Sangat rendah 2
3,6-5,1 Rendah
3 5,2-6,9
Menengah 4
7-8,5 Tinggi
5 8,6-10
Sangat Tinggi
Gambar 8. Diagram Alir Penelitian
MozaickingCitra landsat 2008
ASTER GDEM Peta Dasar Rupa
Bumi Indonesia
Cek Lapang
Titik Longsor 2000-2012
Interpretasi Citra
TIN
Data Curah Hujan Repprot Jawa Barat
Peta Lereng Sementara
Peta Elevasi Sementara
Peta Tanah Jawa Barat Digital
Peta Administrasi
Penggunaan Lahan 2012
Penggunaan Lahan Sementara 2008
Sebaran Titik Longsor
Skoring Peta Geologi
Lembar Garut dan Pemeungpeuk
Peta Properti
Peta Bahaya Longsor
Peta Lereng
Peta Elevasi
Daerah Longsor 2000-2011
Peta Titik Longsor
Overlay Overlay
Kerapatan Longsor dengan
faktor Biofisik
Skoring Overlay
Overlay
Overlay
Peta Resiko Longsor
Peta Admistrasi Garut
Peta Administrasi
Peta Administrasi
Titik Longsor
Titik Longsor 2000-2012
Penggunaan Lahan 2012
Peta Elevasi
Peta Lereng
Peta Tanah Peta
Geologi Peta Curah
Hujan
Mendeskripsikan distribusi Spasial titik longsor
Menganalisis penyebab bahaya longsor Kabupaten
Garut
Analisis Laboratorium Input Data
Peta Lereng Peta Elevas
i Peta Curah Hujan
Peta Geologi Peta Penggunaan
Lahan Peta Jenis Tanah
Titik Longsor
Peta Lereng Peta Elevasi
Peta Curah Hujan Peta Geologi
Peta Penggunaan Lahan
Peta Jenis Tanah Peta
Infrastruktur Penggunaan
Lahan 2012
Peta titik-titik longsor Kabupaten Garut
Faktor Penyebab Dominan Longsor
IV. KONDISI UMUM WILAYAH
4.1 Letak Geografis Wilayah
Kabupaten Garut terletak di Provinsi Jawa Barat bagian Selatan pada koordinat 6°5649 - 7°4500 Lintang Selatan dan 107°258 - 108°730 Bujur
Timur. Secara keruangan wilayah Kabupaten Garut memiliki batas wilayah sebagai berikut:
Sebelah Utara, berbatasan dengan Kabupaten Bandung dan Kabupaten Sumedang;
Sebelah Timur, berbatasan dengan Kabupaten Tasikmalaya; Sebelah Selatan, berbatasan dengan Samudra Indonesia;
Sebelah Barat, berbatasan dengan Kabupaten Bandung dan Kabupaten
Cianjur. Secara administratif wilayah Kabupaten Garut dibagi menjadi 42
kecamatan, 21 kelurahan dan 403 desa. Pembagian wilayah administrasi Kabupaten Garut tergambar seperti Gambar 9 di bawah ini.
Gambar 9. Peta Batas Administrasi