Pemetaan titik-titik longsor Penetapan kelas bahaya longsor

Dalam Penelitian ini kelas bahaya longsor selanjutnya dibagi menjadi lima, yaitu kelas bahaya sangat rendah, rendah, menengah, tinggi, dan sangat tinggi. Bedasarkan ketentuan-ketentuan ini dan nilai skor yang telah ditentukan dalam Tabel 3, maka besarnya kelas interval adalah : Interval Kelas Bahaya Longsor = 30-6 = 4,8 atau setara 5 5 Berdasarkan nilai interval tersebut, selanjutnya dapat dibuat klasifikasi bahaya longsor yang didasarkan pada besarnya nilai yang diperoleh dan hasilnya disajikan pada Tabel 3. Tabel 21. Parameter Longsor Berdasarkan Faktor Biogeofisik No Variabel Kriteria Skor Keterangan 1 Kelas Lereng 0-8 1 Sangat Rendah 8-15 2 Rendah 15-25 3 Menengah 25-45 4 Tinggi 45 5 Sangat Tinggi 2 Curah hujan mmtahun 1500-2000 1 Sangat Rendah 2000-2500 2 Rendah 2500-3000 3 Menengah 3000-3500 4 Tinggi 3500-4000 5 Sangat Tinggi 3 Jenis Batuan Batuan Aluvial 1 Sangat Rendah Batuan Kapur 2 Rendah Batuan sediment 3 Menengah Batuan Vulkanik 4 Tinggi Interval Kelas Bahaya Longsor = Nilai tertinggi – Nilai terendah Jumlah Kelas Batuan sediment dan Batuan Vulkanik 5 Sangat Tinggi 4 Jenis Tanah Aluvial 1 Sangat Rendah Latosol dan Renzina 2 Rendah Regosol dan Litosol 3 Menengah Andosol dan Regosol 4 Tinggi Podsolik dan Regosol 5 Sangat Tinggi 5 Elevasi 1000m 1 Sangat Rendah 1000-1500m 2 Rendah 1500-2000m 3 Menengah 2000-2500m 4 Tinggi 2500m 5 Sangat Tinggi 6 Penggunaan Lahan Perairan,Perkebunan dan Sawah 1 Sangat Rendah Semak belukar dan Lahan Terbuka 2 Rendah Hutan dan Pemukiman 3 Menengah Ladang 4 Tinggi Kebun Campuran 5 Sangat Tinggi Tabel 4. Klasifikasi Kelas Bahaya Longsor Kelas Bahaya Interval Keterangan 1 6-10 Sangat rendah 2 11-15 Rendah 3 16-20 Menengah 4 21-25 Tinggi 5 26-30 Sangat Tinggi

e. Penetapan kelas resiko longsor

Resiko longsor adalah suatu konsekuensi yang dapat diterima oleh manusia atau obyek yang lain akibat adanya suatu proses longsor di suatu tempat. Pada umumnya proses longsor ini menghasilkan suatu kerugian baik berupa kerugian jiwa maupun harta bendaproperti. Berdasarkan pemahaman ini, maka resiko longsor dapat dicerminkan dari besarnya nilai bahaya longsor dan besarnya nilai jiwa manusia dan properti. Namun demikian dalam penelitian ini untuk nilai jiwa manusia belum diperhitungkan karena keterbatasan data yang ada. Nilai properti selanjutnya dirumuskan sebagai berikut: Nilai Properti = Skor Penggunaan Lahan + Skor Infrastruktur Dalam penelitian ini properti dibagi menjadi 2 variabel, yaitu variabel penggunaan lahan dan variabel infrastruktur. Selanjutnya masing-masing variabel dibagi menjadi 5 kelas, dimana masing-masing kelas diberi skor 1 hingga 5 Tabel 5. Jumlah kelas properti ini disamakan dengan jumlah kelas bahaya longsor agar memudahkan dalam mengklasifikasi resiko longsor. Adapun formula untuk mencari kelas interval sama dengan rumusan untuk mencari kelas interval pada bahaya longsor. Nilai properti yang digunakan untuk menilai resiko longsor adalah kombinasi dari kedua variabel tersebut, yaitu dalam bentuk penjumlahan sehingga berdasarkan penjumlahan kombinasi tersebut diperoleh nilai properti terendah sebesar 1 dan nilai tertinggi sebesar 12. Dengan demikian besarnya kelas interval properti dapat ditentukan sebagai berikut : Kelas Interval Properti = 12 - 1 = 2,2 atau setara 2 5 Berdasarkan kelas interval tersebut, maka selanjutnya dapat dilakukan klasifikasi properti seperti disajikan pada Tabel 5. Tabel 5. Nilai Properti Kabupaten Garut No Variabel Kriteria Skor Tingkat Resiko 1 Penggunaan Lahan Lahan Terbuka, Perairan, dan Semak Belukar 1 Sangat Rendah Hutan 2 Rendah Ladang ,Perkebunan, dan Kebun Campuran 3 Menengah Sawah 4 Tinggi Pemukiman 5 Sangat Tinggi 2 Infrastruktur Sungai 1 Sangat Rendah Jalur Kereta Api 2 Rendah Jalan Kabupaten 3 Menengah Jalan Provinsi 4 Tinggi Jalan Negara 5 Sangat Tinggi Tabel 6. Klasifikasi Kelas Properti Kelas Properti Interval Keterangan 1 1-2 Sangat rendah 2 3-4 Rendah 3 5-6 Menengah 4 7-9 Tinggi 5 10-12 Sangat Tinggi Berdasarkan klasifikasi bahaya longsor Tabel 4 dan klasifikasi properti Tabel 6, maka selanjutnya dapat dinilai besarnya resiko longsor berdasarkan rumusan sebagai berikut : Resiko Longsor = Bahaya Longsor + Nilai Properti Adapun klasifikasi resiko dibuat berdasarkan kelas interval yang diperoleh, yaitu sebesar 1.5 seperti perhitungan di bawah ini, dan hasilnya disajikan pada Tabel 7. Interval Kelas Resiko Longsor = 10 - 2 =1,6 atau setara 1,5 5 Tabel 7. Klasifikasi Kelas Resiko Longsor Kelas Resiko Interval Keterangan 1 2-3,5 Sangat rendah 2 3,6-5,1 Rendah 3 5,2-6,9 Menengah 4 7-8,5 Tinggi 5 8,6-10 Sangat Tinggi

Dokumen yang terkait

Extension of Farmers in Marginal Land The Innovation Adoption Case Study on Integrated Dry Land Farming in Cianjur and Garut Regencies, West Java Province

1 20 286

The Method of Economic Valuation of Environmental Damage Caused by Land and Forest Fires (A Case Study in Sintang Regency, West Kalimantan)

3 56 279

Examination of Land Degradation based on Erosion Potential using Revised Universal Soil Loss Equation (A Study Case of Bandung Regency, West Java, Indonesia)

0 9 200

Land Use Classification with Back Propagation Neural Network and The Maximum Likelihood Method: A Case Study in Ciliwung Watershed, West Java, Indonesia.

0 13 228

The Method of Economic Valuation of Environmental Damage Caused by Land and Forest Fires (A Case Study in Sintang Regency, West Kalimantan)

1 34 272

Extension of Farmers in Marginal Land: The Innovation Adoption Case Study on Integrated Dry-Land Farming in Cianjur and Garut Regencies, West Java Province

0 14 556

Local Institution: A Form of Socio-Ecological Adaptation in Landslide-Prone Areas (A Case of Landslide-Prone Community in Sukaraksa Village, Bogor Regency, West Java Province).

0 7 313

An Analysis of Potential Hazard and Risk for Flood and Landslide (Case Study in West Java Province)

2 19 308

Spatial Landuse Planning of Soybean Plantation as Analyzed by Land Evaluation and Dynamic System: a Case Study of Karawang Regency, West Java, Indonesia

0 7 5

Access to land in Sundanese Community : Case Study of Upland Peasant Hausehold in Kemang Village, West Java Indonesia

0 3 6