Kerapatan Titik Longsor Terhadap Jenis Tanah

b. Kerapatan Titik Longsor Terhadap Jenis Tanah

Berdasarkan hasil analisis titik-titik longsor terhadap luasan pada masing- masing jenis tanah didapatkan nilai kerapatan titik longsor seperti tersaji pada Tabel 21. Adapun gambaran grafis mengenai kerapatan titik longsor tersebut disajikan pada Gambar 29. Tabel 21. Titik Longsor pada Berbagai Jenis Tanah Jenis Tanah Luas ha Luas Titik Longsor Kerapatan titik100km² Komplek Regosol dan Litosol 19961 6.5 1 0.5 Latosol Coklat 25524 8.23 2 0.8 Komplek Podsolik Merah Kekuningan, Podsolik Kuning, dan Regosol 130053 42.1 25 1.9 Asosiasi Andosol Coklat dan Regosol Coklat 76688 24.8 15 2.0 Gambar 29. Hubungan Kerapatan Titik Longsor pada Berbagai Jenis Tanah Berdasarkan fakta tersebut di atas terlihat bahwa nilai kerapatan titik longsor atau peluang terjadinya longsor berada pada dua satuan peta tanah, yaitu Assosiasi Andosol Coklat dan Regosol Coklat dan Kompleks Podoslik Merah Kekuningan, Podsolik Kuning, dan Regosol, dengan nilai kerapatan yang hampir sama yaitu 2,0 dan 1,9. Untuk Asososiasi Andosol Coklat dan Regosol mempunyai bahan induk dari Formasi Breksi Hasil Gunungapi Tua dan Formasi Endapan Piroklastik. Dari kondisi ini terlihat pada wilayah ini pelapukan sudah 0.0 0.5 1.0 1.5 2.0 2.5 Komplek Regosol dan Litosol Latosol Coklat Komplek Podsolik Merah Kekuningan,Podsolik Kuning,dan Regosol Asosiasi Andosol Coklat dan Regosol Coklat Ti ti k 100k m ² Jenis Tanah Density berjalan lanjut, disamping itu material piroklastik itu sendiri merupakan produk gunungapi yang lebih mudah terlapukan di bandingkan dengan produk lain seperti aliran lava atau breksi vulkanik muda. Berdasarkan hal ini, maka peluang terjadinya proses longsor di wilayah ini cukup logis jika tinggi, dikarenakan bahan yang siap dilongsorkan sudah cukup tersedia solum tanah dalam, apalagi di tunjang oleh kondisi toporgrafi berupa perbukitan dan pegunungan yang pada umumnya kaya dengan lereng yang miring hingga terjal. Hal ini dapat dilihat pada Tabel 22, dimana pada kemiringan lereng 15 hingga 45 terdapat banyak titik longsor. Tabel 22. Hubungan Sebaran Titik Longsor Pada Berbagai Jenis Tanah Berdasarkan Kelas Lereng Jenis Tanah Kelas Lereng Titik Longsor Persentase Komplek Regosol dan Litosol 0-8 8-15 15-25 25-45 45 1 100 Latosol Coklat 0-8 8-15 1 50 15-25 1 50 25-45 45 Komplek Podsolik Merah Kekuningan,Podsolik Kuning,dan Regosol 0-8 8-15 3 10 15-25 8 30 25-45 14 60 45 Asosiasi Andosol Coklat dan Regosol Coklat 0-8 8-15 2 10 15-25 5 40 25-45 8 50 45

c. Kerapatan Frekuensi Longsor Terhadap Jenis Tanah

Dokumen yang terkait

Extension of Farmers in Marginal Land The Innovation Adoption Case Study on Integrated Dry Land Farming in Cianjur and Garut Regencies, West Java Province

1 20 286

The Method of Economic Valuation of Environmental Damage Caused by Land and Forest Fires (A Case Study in Sintang Regency, West Kalimantan)

3 56 279

Examination of Land Degradation based on Erosion Potential using Revised Universal Soil Loss Equation (A Study Case of Bandung Regency, West Java, Indonesia)

0 9 200

Land Use Classification with Back Propagation Neural Network and The Maximum Likelihood Method: A Case Study in Ciliwung Watershed, West Java, Indonesia.

0 13 228

The Method of Economic Valuation of Environmental Damage Caused by Land and Forest Fires (A Case Study in Sintang Regency, West Kalimantan)

1 34 272

Extension of Farmers in Marginal Land: The Innovation Adoption Case Study on Integrated Dry-Land Farming in Cianjur and Garut Regencies, West Java Province

0 14 556

Local Institution: A Form of Socio-Ecological Adaptation in Landslide-Prone Areas (A Case of Landslide-Prone Community in Sukaraksa Village, Bogor Regency, West Java Province).

0 7 313

An Analysis of Potential Hazard and Risk for Flood and Landslide (Case Study in West Java Province)

2 19 308

Spatial Landuse Planning of Soybean Plantation as Analyzed by Land Evaluation and Dynamic System: a Case Study of Karawang Regency, West Java, Indonesia

0 7 5

Access to land in Sundanese Community : Case Study of Upland Peasant Hausehold in Kemang Village, West Java Indonesia

0 3 6