Gambar 13. Sebaran Formasi Geologi Kabupaten Garut
4.5 Iklim dan Curah Hujan
Kabupaten Garut beriklim tropis basah humid tropical climate, dimana iklim dan cuaca dipengaruhi oleh tiga faktor utama, yaitu: pola sirkulasi angin
musiman monsoonal circulation pattem, topografi regional bergunung dan curah hujan, dimana curah hujan rata-rata setiap tahun berkisar antara 2.589 mm
dengan bulan basah 9 bulan berturut-turut dan bulan kering berkisar 3 bulan berturut-turut Anonim, 2010.
Berdasarkan peta curah hujan hasil olahan dari Peta Sistem Lahan RePPProT,1987 terlihat bahwa curah hujan tahunan di wilayah Kabupaten Garut
berada di atas 1500 mmtahun Gambar 14. Dari total wilayah Kabupaten Garut hampir 34 atau seluas 105.300 ha mempunyai curah hujan 2500-3000
mmtahun, sedangkan wilayah dengan curah hujan rata-rata 3500-4000 mmtahun mempunyai luasan 26.700 ha atau 9. Secara umum persebaran Curah Hujan
semakin ke arah selatan semakin meningkat
Sumber : RePPProT, 1987
Gambar 14. Sebaran Luas Curah Hujan Kabupaten Garut RePPProT
4.6 Penggunaan Lahan
Wilayah Kabupaten Garut terdiri atas bentuk lahan yang bervariasi mulai dari dataran pantai sampai pegunungan, sehingga mempunyai penggunaan lahan
yang bervariasi seperti hasil yang didapatkan dari interpretasi citra Landsat 2008 dan hasil validasi di lapangan 2012. Penggunaan lahan paling dominan yaitu:
kebun campuran seluas 78.900 ha dengan persentase sekitar 26, selebihnya adalah dipergunakan untuk ladang sekitar 22, hutan 16, persawahan dengan
persentase 16, dan perkebunan sekitar 8 . Gambaran spasial penggunaan lahan disajikan Gambar 15 dan luasannya pada Gambar 16 berikut.
12 22
34 23
9
1500-2000 2000-2500
2500-3000 3000-3500
3500-4000
Gambar 15. Peta Penggunaan Lahan Tahun 2012
Sumber : Hasil Interpretasi Citra Landsat 2008 yang Sudah di Validasi Tahun 2012
Gambar 16. Sebaran Luas Penggunaan Lahan Kabupaten Garut Tahun 2012
16
26 22
Lahan Terbuka 1
6 Perairan
0.1 8
16 5
Hutan Kebun Campuran
Ladang Lahan Terbuka
Pemukiman Perairan
Perkebunan Sawah
Semak Belukar
V. HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1. Pemetaan Titik-Titik Longsor di Kabupaten Garut