8 • Ass.TeknikCD
: Amat Gustam • Ass. Pengolahan
: Widoyoko, ST. • Ass. Pengolahan
: Totop P. Hatorangan, ST. • Ass. Pengolahan
: J.S Siregar, ST ckp • ATUAPK
: Rizaldy Pulungan, SE. • Staf Bid Laboratorium
: Seno Adi Priyanto, ST.
Gambar 3. Struktur Organisasi PKS Torgamba
Struktur organisasi Bagian Teknik, Bagian Pengolahan, dan Bagian Tata Usaha dan Personaliaumum berturut
– turut tertera dalam Lampiran 2, 3, 4 dan 5.
2.4. Profil Karyawan
Sebagai Perusahaan yang sudah lama bergerak di Bidang Agro-Industri, mayoritas Karyawan Pelaksana adalah berpendidikan menengah kebawah.
Jumlah Tenaga Kerja SD Januari 2010
Bagian Jumlah
Karyawan Pimpinan 7
Karyawan Pelaksana
Teknik CD 59
ATU APK 18
Keamanan Hansip 13
Asisten Teknik Ast. Pengolahan I
Maskep
Ast. Pengolahan II
Manajer
Ast Tata Usaha Personalia
9 Jumlah Karyawan Pelaksana menurut Pendidikan SD Januari 2010
Pendidikan S2
S1 Diploma
SLTA STM
SLTP SD
Jumlah
Karyawan Pelaksana
Strata I
Gol IA -
- 6
1 5
8 20
Gol IB -
- 30
15 21
21 87
Strata II
Gol IC -
2 1
21 11
14 3
52 Gol ID
- 1
- 4
14 5
3 27
Strata III
Gol IIA -
- -
6 7
3 1
17 Gol IIB
- -
- 2
1 -
3 Gol IIC
- -
1 1
- -
2 Gol IID
- 1
- -
- 1
Jumlah
4 1
68 51
49 36
209
Laboratorium 32
Pengolahan Shift I 43
Pengolahan Shift II 44
Jumlah 209
10
BAB III. PEMBAHASAN
3.1 Proses Pengolahan Kelapa Sawit
Pengolahan buah kelapa sawit TBS dimaksudkan untuk memperoleh minyak dan inti sawit. Perlakuan terhadap TBS mulai dari panen, transport, dan
proses pengolahan di pabrik akan menentukan kuantitas dan kualitas minyak yang dihasilkan. Secara garis besar, proses pengolahan kelapa sawit dibagi ke dalam
beberapa stasiun, yaitu : 1. Stasiun Penerimaan Buah
2. Stasiun Rebusan Sterilizer 3. Stasiun Penebahan Thresher
4. Stasiun Pengempaan Presser 5. Stasiun Klarifikasi
6. Stasiun Kernel Diagram alir dari proses pengolahan kelapa sawit dan neraca material
balance pengolahan kelapa sawit disajikan pada Gambar 1 dan 2. Informasi diagram alir tersebut sebagai berikut:
1. STASIUN PENERIMAAN BUAH
Stasiun Penimbangan
Gambar 4. Stasiun Penimbangan
11 Tandan Buah Segar TBS yang telah dipanen di kebun diangkut ke lokasi
Pabrik Minyak Sawit dengan menggunakan truk. Sebelum dimasukan ke dalam Loading Ramp, Tandan Buah Segar tersebut harus ditimbang terlebih dahulu pada
jembatan penimbangan. PKS Torgamba memiliki 2 buah jembatan timbang dengan Merk Avery Berkel L225 yang masing
– masing berkapasitas 50 ton. Di stasiun jembatan penimbangan ini aktifitas yang dilakukan antara lain:
1 Penimbangan tandan buah segar TBS 2 Penimbangan tandan kosong TANKOS
3 Penimbangan crude palm oil CPO 4 Penimbangan kernel inti
Proses saat penimbangan TBS yang akan masuk ke pabrik adalah sebagai berikut : 1. Alat angkut TBS yang masuk ditimbang, dicata tanggal tiba, jam tiba, dan
hasil timbangan bruto 2. Truk pengantar TBS yang masuk harus melaporkan Surat Pengantar TBS
PB-25 dari afdeling kebun. Dalam surat pengantar TBS ini harus dicantumkan : asal TBS, tahun tanam, jumlah tandan, tanggal panen, jam
berangkat dan ditandatangani oleh si pengirim. 3. Setelah TBS dituang ke lantai Loading Ramp, alat angkut TBS yang akan
keluar ditimbang kembali tarra 4. Berat TBS yang diterima Netto adalah berat bruto dikurangi berat Tarra
5. Krani timbang selanjutnya membuat print out resu yang mencantumkan : nama pengirim, tanggal pengiriman, No. Plat kendaraan, berat bruto, berat
tarra, berat netto. Resu yang asli menjadi dokumen PKS, kopian merah untuk angkutan, kopian biru dan kuning untuk kebun dan afdeling
pengirim. 6. Penerimaan TBS disesuaikan dengan waktu olah dan kapasitas pabrik.
Proses penimbangan CPOinti yang akan dikirim oleh pabrik : 1. Alat angkut CPOinti yang masuk ditimbang, dicatat tanggal tiba, jam tiba,
dan hasil timbangan Tarra 2. Truk angkut CPOinti yang masuk harus melaporkan Delivery Order DO
sesuai kontrak yang dikeluarkan oleh Kantor Direksi. Kontrak untuk
12 ekspor dikeluarkan oleh Bagian Pengolahan 3.03 sedangkan kontrak
untuk lokal dikeluarkan oleh Bagian Komersil 3.07. 3. Setelah CPOinti diisi, alat angkut CPOinti yang akan keluar ditimbang
kembali bruto 4. Berat CPOinti yang dikirim netto adalah berta bruto dikurangi berat
tarra. 5. Krani timbang selanjutnya membuat print out resu yang mencantumkan :
nama pengirim, tanggal pengiriman, No. Plat kendaraan, berat bruto, berat tarra, berat netto.
6. Pengangkutan selanjutnya membawa Delivery Order dan Resu ke Krani pengiriman untuk dibuatkan Surat Tanda Terima Penyerahan PB.33
Beberapa hal yang harus diperhatikan selama penimbangan antara lain : Awal pertama sebelum penimbangan, layar monitor harus
menunjukkan angka nol Pemeriksaan ulang oleh jawatan metrologi dilakukan setiap 1 tahun
sekali Keluar masuknya kendaraan harus perlahan
– lahan agar tidak terjadi beban kejutanbenturan.
Pada musim hujan air yang masuk ke dalam pit harus dipompa untuk menghindari terjadinya penyimpangan timbangan.
Sortasi TBS
Sortasi TBS adalah cara untuk menilai mutu panen dan menjamin TBS yang diterima telah sesuai dengan kriteria matang panen Tabel 3. Komposisi
penen ideal sebaiknya minimal 68 buah dari fraksi 23. Jika TBS yang dipanen kebanyakan dari fraksi 45 bisa dapat mempengaruhi tingginya losis
akibat banyaknya jumlah brondolan yang tertinggal dipiringan. Sedangkan jika TBS yang dipanen merupakan fraksi 1 maka diperkirakan akan terjadi losis pada
tandan kosong tinggi. Hal ini menunjukkan bahwa derajat kematangan buah dapat mempengaruhi mutu dan losis kehilangan minyak.
13 Tabel 1. Kriteria Kematangan Panen, Persyaratan Mutu, dan Komposisi Panen
Ideal
Fraksi Kematangan
Buah Luar memberondol Komposisi panen ideal
Fraksi 00 sangat mentah
Tidak ada Tidak boleh ada
Fraksi 0 Mentah
– 12,5 Tidak boleh ada
Fraksi 1 Kurang matang
12,50 - 25 max. 20
Fraksi 23 Matang
25 - 75 min. 68
Fraksi 45 Lewat matang
75 - 100 max. 12
Dan buah dalam ikut memberondol
Buah yang masuk dituangkan ke lantai Loading Ramp dan dibuat pengaturan letak agar sistem FIFO First In First Out dapat berjalan. Selanjutnya
di lantai Loading Ramp inilah akan dilakukan sortasi. Buah yang disortasi dipilih dan dipilah atas fraksi 00, fraksi 0, fraksi 1, fraksi 23, fraksi 45, brondolan,
tangkai panjang ≥ 2,5 cm, buah busuk, sampah, tandan kosong dan buah sakit, kemudian dihitung persentasenya.
Gambar 5. Buah Mentah Fraksi 0 Gambar 6. Buah sakit
Buah dari kebun seinduk, jika saat sortasi ditemukan buah mentah, buah busuk, dan buah sakit, serta sampah maka dilakukan pemotongan berat
timbanganpinalty. Pinalty yang diterangkan sebagai berikut : - setiap fraksi 00, fraksi 0, sampah, buah busuktandan kosong, dan
tangkai panjang dikenakan pinalty 100 dari beratnya. - Tangkai panjang dikenakan pinalty sebesar 10 terhadap berat tandan
- Buah sakit yang tidak bisa memberondol dikenakan pinalty 100 Buah sakit bisa membrondol 50 terhadap berat tandan
- Fraksi 00, sampah, buah busuktandan kosong dipisahkan atau dimusnahkan dibakar.
14 - Hasil sortasi panen digunakan untuk menghitung distribusi rendemen ke
tiap – tiap Afdeling pemasok, berdasarkan rendemen potensi material
balance yang dianalisa bersama PKS dan Kebun. - Untuk pihak III, fraksi 00, tandan kosong, buah busuk dan buah sakit
dipisahkan kemudian dimasukkan lagi ke dalam truk untuk ditimbang kembali sebagai tarra.
Loading Ramp
Gambar 7. Lantai Loading Ramp Gambar 8. Kisi
– kisi Loading Ramp
PKS Tor Gamba memiliki 2 Loading Ramp masing – masing terdiri dari
14 pintu. Kapasitas 1 pintu adalah 10 ton. Fungsi loading Ramp selain sebagai tempat menampung TBS juga untuk pemerataan pengambilan buah dan dapat
mengurangi kotoran yang masuk ke lori melalui kisi – kisi. Jumlah lori PTORA
adalah 70 buah dengan kapasitas 2,5 ton TBS. Lori rebusan terbuat dari plat baja dan berlubang-lubang cage yang berfungsi sebagai celah penguapan air
kondensat. Lori yang sudah diisi TBS penuh ditarik oleh capstand menuju stasiun rebusan Sterilizer melalui Rail Track landasan roda lori.
Gambar 9. Lori Rebusan
15 Penimbunan buah yang bermalam di Loading Ramp dapat menurunkan
mutu minyak sawit. Hal ini disebabkan kuantitas kelukaan buah yang tinggi akibat frekuensi benturan mekanis lebih banyak dialami TBS setelah sampai di pabrik
dan jika bermalam maka proses hidrolisis akan berjalan lebih cepat sehingga menaikkan kadar ALB. TBS yang diisi dituangkan ke lantai disesuaikan dengan
kapasitas maksimum Loading Ramp. Kelebihan kapasitas akan mengakibatkan : - Pintu atau plat penahan lebih mudah bengkok.
- Mengeluarkan TBS mengalami kesulitan - Cilinder Hydrolic akan mudah rusak termasuk perangkat
– perangkat lainnya.
2. STASIUN REBUSAN STERILIZER
Gambar 10. Stasiun Sterilizer
Sterilizer merupakan bejana perebusan yang menggunakan uap air dengan temperatur antara 130
– 140 ºC. Proses ini biasanya berlangsung selama 90 menit namun satu siklus perebusan menghabiskan waktu selama 105 menit dengan
menggunakan uap air yang bertekanan antara 2,8 sampai 3,0 kgcm
2
. Siklus perebusan adalah waktu yang diperlukan untuk merebus TBS, ditambah dengan
waktu memasukkan lori ke rebusan dan mengeluarkannya. Tujuan perebusan adalah :
1. Mengurangi peningkatan ALB karena perebusan dapat menonaktifkan enzim
– enzim penyebab hidrolisa minyak.
16 2. Mempermudah proses penebahan pada Threser
3. Meminimumkan biji pecah maksimalisasi kekoplakan 4. Melunakkan daging buah dan mengurangi kadar air buah
5. Agar buah mudah lepas dari tandannya dan mengurangi daya lekat antara inti dan cangkang dengan keluarnya air dari biji.
6. Sebagai suply bagi ketersediaan buah terebus CFB Cook Fruit Bunch CFB adalah besarnya ketersediaan buah terebus.
Rumus untuk perhitungan CFB : CFB = n × L × K × 60
s Keterangan : n = jumlah rebusan yang digunakan
L = jumlah lori pada satu rebusan K = kapasitas satu lori ton
S = siklus proses perebusan yang digunakan menit
PTORA memiliki 4 unit sterilizer dengan kapasitas masing – masing
adalah 25 Ton isi 10 lori 2,5 ton TBSLori dan menggunakan sistem perebusan 3 puncak Triple Peak. Dua puncak pertama digunakan untuk
membebaskan udara di sekeliling tandan Deaerasi dan satu puncak terakhir khusus untuk merebus tandan. Tahapan
– tahapan yang biasanya digunakan dalam Sterilisasi Triple Peak adalah :
Persiapan perebusan Setelah lori
– lori dimasukkan ke dalam sterilizer, pintu ditutup, kran – kran inlet steam, exhaust dan kondensat ditutup.
Deaerasi Deaerasi adalah pembuangan udara dari bejana dengan cara pengusiran
oleh uap yang dilakukan dengan membuka inlet steam dan kran kondensat dibuka untuk membuang udara
– udara yang ada di dalam rebusan selama 3
– 5 menit. Puncak I
17 Kran kondensat ditutup, kran inlet steam dibuka sampai mencapai tekanan
1,5 kgcm
2
. Setelah tekanan tercapai, kran inlet steam ditutup dan kran
kondensat dibuka hingga tekanan mencapai 0 kgcm
2
. Puncak II
Kran kondensat ditutup dan kran inlet steam dibuka sampai mencapai tekanan 2,0 kgcm
2
. setelah mencapai tekanan tersebut, kran inlet steam ditutup dan kran kondensat dibuka hingga tekanan mencapai 0,5 kgcm
2
Puncak III Kran kondensat ditutup dan kran inlet steam dibuka sampai mencapai
tekanan 2,8 – 3,0 kgcm
2
. setelah mencapai tekanan tersebut, semua kran ditutup dan ditahan selama 45 menit, kemudian kran kondensat dibuka dan
setelah mencapai tekanan 1 kgcm
2
, kran exhaust dibuka hingga mencapai tekanan 0 kgcm
2
. Pengeluaran lori
Pintu rebusan dibuka dan lori – lori dikeluarkan dengan mengguankan
capstand. Pada saat mengeluarkan lori dari rebusan, pintu dibuka perlahan – lahan dan indikator tekanan uap dalam rebusan harus menunjukkan
angka 0 kgcm
2
. P kgcm
2
3,0
2,0
1,0
10 20 30 40 50 60 70 80 90 T
Gambar 11. Grafik Sistem Perebusan Tiga Puncak
18 Dengan proses ini dapat dihasilkan kondensat yang mengandung 0.5
minyak ikutan pada temperatur tinggi. Kondensat ini kemudian dimasukkan ke dalam Fat Pit. Norma untuk oil losis maksimal 0,7 . Tandan buah yang sudah
direbus dimasukan ke dalam Threser dengan menggunakan Hoisting Crane.
3. STASIUN PENEBAHAN THRESHER
Gambar 12. Auto Feeder
Pada tahapan ini, buah yang masih melekat pada tandannya akan dipisahkan dengan menggunakan prinsip bantingan sehingga buah tersebut
terlepas kemudian ditampung dan dibawa oleh Distributing Conveyor ke Digester. Tujuannya untuk memisahkan brondolan fruilet dari tangkai tandan. Alat yang
digunakan disebut thresher dengan drum berputar rotari drum thresher. Hasil stripping tidak selalu 100, artinya masih ada brondolan yang melekat pada
tangkai tandan, hal ini yang disebut dengan USB Unstripped Bunch. Untuk mengatasi hal ini, maka dipakai sistem “Double Threshing“. Sisitem ini bekerja
dengan cara janjang kosongEFB Empty Fruit Bunch dan USB yang keluar dari thresher pertama, tidak langsung dibuang, tetapi masuk ke threser kedua yang
selanjutnya EFB dibawa ketempat pembakaran incinerator atau ke hopper untuk diangkut ke lapangan sebagai produk samping pupuk.
Kerugian – kerugian yang terdapat pada mesin Thresher :
- Kerugian minyak yang meresap pada janjang kosong - Kerugian minyak akibat buah yang tidak lepas dari janjang kosong katekopen
19 Beberapa hal yang menyebabkan adanya katekopen ialah :
Cara perebusan yang tidak tepat Perlakuan bantingan yang tidak tepat
Buah sakit abnormal dari kebun. Buah ini sulit memberondol walaupun
sudah direbus Karena adanya buah mentah dari kebun
4 STASIUN PENGEMPAAN PRESSER
Brondolan buah buah lepas yang dibawa oleh Fruit Conveyor dimasukkan ke dalam Digester atau peralatan pengaduk. PKS Torgamba memiliki
8 unit Digester. Dalam proses pengadukan Digester ini digunakan uap air yang temperaturnya selalu dijaga agar stabil antara 90° - 95°C.
Fungsi Digester adalah : 1. memisahkan daging buah dengan biji
2. melumatkan daging buah 3. mempermudah proses di press
Gambar 13. Mesin Digester Gambar 14. Screw Press
Setelah massa buah dari proses pengadukan selesai kemudian dimasukkan ke dalam alat pengepresan Scew Press agar minyak keluar dari biji dan fiber.
Untuk proses pengepresan ini perlu tambahan panas Hot Water sekitar 10 sd 15 terhadap kapasitas pengepresan. Perlu diperhatikan bahwa tekanan cone
yang digunakan sebaiknya adalah 50 – 60 kgcm
2
. Tekanan kempa yang terlalu tinggi akan mengakibatkan kadar inti pecah brrtambah sehingga kerugian inti
bertambah. Tekanan kempa yang terlalu rendah dapat mengakibatkan : Cake basah, losis pada ampas dan biji bertambah, pemisahan ampas dan biji tidak
20 sempurna, serta bahan bakar ampas basah sehingga pembakaran dalam dapur
boiler tidak sempurna. Norma losis yang diizinkan di stasiun kempa press adalah :
Oil losis pada fiber : 4,0 – 6,0
Oil losis pada biji : maks 0,8
Dari pengepresan tersebut akan diperoleh minyak kasar dan ampas serta biji. Sebelum minyak kasar tersebut ditampung pada Crude Oil Tank COT,
harus dilakukan pemisahan kandungan pasirnya pada Sand Filter yang kemudian dilakukan penyaringan Vibrating Screen. Sedangkan ampas dan biji yang masih
mengandung minyak oil sludge dikirim ke pemisahan ampas dan biji Depericarper. Dalam proses penyaringan minyak kasar tersebut perlu
ditambahkan air panas untuk melancarkan penyaringan minyak tersebut. Minyak kasar Crude Oil kemudian dipompakan ke dalam Decenter guna memisahkan
Solid dan Liquid. Pada fase cair yang berupa minyak, air dan masa janis ringan ditampung pada Countnuous Settling Tank, minyak dialirkan ke oil tank dan pada
fase berat sludge yang terdiri dari air dan padatan terlarut ditampung ke dalam Sludge Tank yang kemudian dialirkan ke Sludge Separator untuk memisahkan
minyaknya.
Gambar 15. Crude Oil Tank COT
5. STASIUN KLARIFIKASI
Stasiun Klarifikasi terdiri dari proses pemurnia minyak dan proses pengambilan minyak dari slugde hasil VCT. Stasiun Pemurnian minyak berfungsi
untuk memisahkan minyak dengan kotoran serta unsur – unsur yang mengurangi
kualitas minyak dan mengupayakan agar kehilangan minyak seminimal mungkin.
21 a. Proses Pemurnian Minyak
Minyak dari oil tank kemudian dialirkan ke dalam Oil Purifier untuk memisahkan kotoransolid yang mengandung kadar air. Selanjutnya dialirkan ke
Vacum Dryer untuk memisahkan air sampai pada batas standard. Kemudian melalui Sarvo Balance, maka minyak sawit dipompakan ke tangki timbun
Storage Tank.
Gambar 16. Mesin Oil Purifier
b. Proses Pengambilan Minyak dari Sludge Hasil VCT Dari Sludge Tank, sludge dialirkan ke Buffer Tank. Buffer tank berfungsi
untuk menjaga kontinuitas umpan sludge yang dialirkan ke Sludge Separator Low Speed dengan memanfaatkan gaya gravitasi, karena posisi Buffer Tank
berada di atas Low Speed sehingga tidak memerlukan pompa lagi. PTORA memiliki 3 unit Buffer Tank dengan kapasitas 5 m
3
dan 4 unit Sludge Separator jenis low speed yang masing
– masing memiliki 12 buah nozzle. Hasil buangan dari Sludge Separator ditampung ke dalam bak Fat-fit.
6. STASIUN KERNEL
Gambar 17. Super Craker
22 Ampas kempa yang terdiri dari bijinut dan serabut dimasukkan ke dalam
Depericaper melalui Cake Brake Conveyor yang dipanaskan dengan uap air agar sebagian kandungan air dapat diperkecil, sehingga Press Cake terurai dan
memudahkan proses pemisahan. Pada Depericaper terjadi proses pemisahan fibre dan nut serta membawa fiber untuk menjadi bahan bakar boiler. Pemisahan terjadi
akibat perbedaaan berat dan gaya hisap blower. Kemudian Nut dari Depericarper masuk ke Nut Transport melalui Nut Polishing Drum. Sebelum nut masuk ke
dalam Super Craker dan Ripple Mill terlebih dahulu diproses di dalam Nut Grading Drum untuk dapat dipisahkan ukuran besar kecilnya biji yang
disesuaikan dengan fraksi yang telah ditentukan. Ripple Mill dan Super Craker berfungsi sebagai alat pemecah nut. Masa cangkang bercampur inti dialirkan
masuk ke dalam Claybath untuk memisahkan antara inti dengan cangkang, begitu juga di dalam Light Tenera Dry Separation LTDS. Masa nut pecah dimasukkan
dalam LTDS Proses pemisahan debu dan cangkang halus untuk memisahkan cangkang halus, biji utuh dengan cangkanginti. Setelah itu, Inti dialirkan masuk
ke dalam Kernel Silo untuk proses pengeringan sedangkan cangkang masuk ke dalam Boiler.
Selanjutnya guna memisahkan kotoran, maka dialirkan melalui Kernel Storage sebelum diangkut dengan truk ke pabrik pemproses berikutnya. PKS
Torgamba tidak lagi menggunakan Bulk Silo karena ada kerusakan di Conveyornya yang terletak di bagian bawah. Sehingga inti disimpan di gudang
yang terletak berdekatan dengan Bulk Silo sekarang.
Boiler
Gambar 18. Boiler
23 Boiler berfungsi untuk menghasilkan steam dari pipa
– pipa air di boiler. Start up Boiler :
1. Periksa kondisi air 2. Spui blow down air pada gelas penduga
3. Periksa kebersihan ruang bakar 4. Masukkan bahan bakar ke dalam ruang bakar secara manual
5. lakukan pembakaran di ruang bakar dapur sampai menyala 6. Hidupkan induced Draft Fan pada posisi pintu dapur tertutup rapat dan
nyala api cukup besar tekanan telah mencapai 1,5 kg cm
2
7. Dioperasikan penghantar bahan bakar fuel conveyor dan hidupkan Fuel Feeder
8. Hidupkan Fuel Draft Fan, selanjutnya Secondary Force Draft Fan 9. Pada tekanan 5 kgcm
2
pompa uap steam pump coba untuk digerakkan 10. Pada tekanan 10 kgcm
2
air kondensat pada pipa di Spui blow down dengan membuaka keran selama ± ½ menit.
11. Buka kran induk perlahan – lahan hingga terbuka penuh dan kran buang
ditutup pada superheater 12. Naikkan tekanan boiler sampai tekanan kerja
13. Diupayakan temperatur air Deaerator Tank mencapai 95 – 100º C selama
pengoperasian. Shut down Boiler :
1. Beritahukan ke kamar mesin 2. Berhentikan operasi Fuel Conveyor, Fuel Feeder, FDF, Sec PDF, IDF
3. Buka kran buangan udara air vent pada superheater 4. Buka kran kondensate
5. Tutup kran uap induk 6. Tarik api
7. Kontrol pada ketel uap agar ketinggian air 60 – 75 pada gelas penduga
dan selanjutnya matikan pompa – pompa air dan chemical pump.
8. Tinggalkan boiler bila tekanan sudah 0 kgcm
2
24
Turbin
Turbin merupakan alat yang digunakan untuk mengubah energi gerak menjadi energi listrik. PKS Torgamba mmemiliki 3 unit turbin yang terdiri dari 2
unit dengan merk Dresser Rand Kapasitas 1200 kW dan 1 unit Warthington Turbodyne Kapasitas 700 kW. Turbin menerima uap kering dari boiler yang
dimanfaatkan untuk menggerakkan generator yang menghasilkan listrik dan uap bekas bertekanan 3 kgcm
2
dialirkan ke Back Pressure Vessel BPV. Fungsi dari BPV adalah untuk menampung uap sisa dari turbin yang
selanjutnya dipergunakan untuk proses pengolahan pada stasiun perebusan, klarifikasi, pressan, kernel, deaerator, fat-fit, dan lain
– lain.
Gambar 19. Mesin Turbin
25
Gambar 20. Flow Process Pengolahan Pabrik Kelapa Sawit Torgamba
TBS Timbangan
Loading Ramp Sterilizer
Thresser Janjang kosong Digester
Screw Press Cake crude oil
Cake Breaker Conveyor CBC oil gutter Stasiun Kernel Stasiun Klarifikasi
Depericarper COT cru de oil tank Nut Polishing Drum Sand Trap
Nut Transport Vertical Clarifier Tank VCT oil sludge
Nut Silo Oil Tank Sludge Tank
Nut Grading Drum Dry sistem Wet system Oil Purifier Buffer Tank
Vacum Dryer Sludge Separator low speed Ripple Mill Super Cracker
Heavy sludge Storage Tank Fat-fit
LTDS I dan II Dewatering Drum Inti cangkang
Claybath Kernel Silo Boiler inti cangkang
Kernel Silo Boiler Kernel storage
26
Gambar 21. Material Balance TBS PKS Torgamba tahun 2009
TBS 100
Tandan kosong 22,00
Brondolan 68,00
Nut 12,00
Mesocarp 56,00
Inti Basah 5,47
Cangkang 4,99
Air 1,54
minyak 22,36
fiber 13,00
Air 20,64
Air di inti
0,47 Inti
kering 5,00
Sterilizer condensate 10
27
3.2. Limbah PKS