Analisa Laboratorium KESIMPULAN DAN SARAN 6.1

31 kelapa sawit yang dipupuk. Kenaikan produksi tersebut berkaitan dengan pengaruh nutrisi terkandung di dalarn air limbah. Di Indonesia dengan dosis 152 mm curah hujan Pertahun dengan frekuensi aplikasi sekali dalam dua bulan dan dosis pupuk 50 dari pemberian rekomendasi, menunjukkan adanya kenaikan produksi antara 10-15. Keuntungan pemanfaatan limbah cair PKS secara umum adalah seperti berikut: 1. Memperbaiki struktur fisik tanah 2. Meningkatkan aerasi, peresapan, retensi, dan kelembaban. 3. Meningkatkan perkembangbiakan dan perkembangan akar. 4. Meningkatkan kandungan organik tanah, pH tanah dan kapasitas tukar kation tanah. 5. Meningkatkan populasi mikroflora dan mikrofauna tanah maupun aktivitasnya.

3.3 Analisa Laboratorium

Gambar 26. Kegiatan analisa laboratorium di PKS Torgamba 1. Analisa Mutu Minyak dan Inti Sawit Parameter yang digunakan untuk menilai mutu minyak dan inti sawit di PKS Tor Gamba ada 3 yaitu : 1. Asam Lemak Bebas ALB : Zat yang terbentuk karena minyak terhidrolisa 2. Kadar Kotoran : Zat yang tidak larut dalam pelarut organic, seperti n- heksane 32 3. Kadar air : sejumlah air didalam minyak yang disebabkan karena proses alami pembuahan, perlakuan dalam pengolahan, dan penimbunan penyimpanan minyak sawit di tangki timbun. Untuk mendapatkan mutu minyak CPO yang baik, maka mutu tandan yang diolah harus berdasarkan kriteria kematangan yang optimal. Pada kondisi tertentu, kandungan minyak dalam TBS relatif tinggi dengan kadar asam lemak bebas ALB yang rendah. Pada tandan buah yang masih mentah kandungan minyak CPO sangat rendah, sedangkan bila TBS terlalu matang maka kualitas minyak menjadi rendah karena kadar asam lemak bebasnya tinggi Tabel 4. Untuk mendapatkan jumlah dan kualitas minyak CPO yang baik, maka dibutuhkan koordinasi yang baik antara permanen, pengawas lapangan, bagian fraksi dan staf pabrik. Tandan buah segar yang telah dipanen harus segera ditangani dan diusahakan secepatnya diproses dalam pabrik. Tabel 3. Hubungan antara kematangan panen dengan rendemen minyak dan ALB Kematangan panen Rendemen minyak Kadar ALB Buah mentah 14 – 18 1,6 - 2,8 Agak matang 19 – 25 1,7 - 3,3 Buah matang 24 – 30 1,8 - 4,9 Buah lewat matang 28 – 31 3,8 - 6,1 Standar kualitas mutu minyak dan inti sawit yang ditetapkan di PKS Tor Gamba disajikan pada Tabel 5 serta Mutu Produksi Minyak dan Inti Sawit di PKS Tor Gamba Tahun 2009 tertera pada Tabel 6. Tabel 4. Standar kualitas minyak dan inti sawit di PKS Tor Gamba Parameter Karakteristik Mutu Produksi Mutu Minyak Sawit Palm Oil Quality Asam Lemak Bebas ALB Max. 3,50 Kadar Air Max. 0,15 Kadar Kotoran Max. 0,02 Mutu Inti Sawit Kernel Quality Asam Lemak Bebas ALB Max. 1,00 Kadar Air max. 7,00 Kadar Kotoran max. 6,00 33 Tabel 5. Mutu Produksi Minyak dan Inti Sawit di PKS Tor Gamba Tahun 2009. Bulan Minyak Sawit Inti Sawit ALB Kadar Air Kadar Kotoran ALB Kadar Air Kadar Kotoran Januari 3,79 0,13 0,013 0,87 6,73 5,83 Pebruari 3,64 0,14 0,014 0,87 6,75 5,89 Maret 3,93 0,14 0,013 0,87 6,71 5,93 April 3,82 0,14 0,014 0,87 6,76 5,95 Mei 4,12 0,14 0,014 0,87 6,77 5,95 Juni 4,09 0,14 0,013 0,87 679 5,95 Juli 3,98 0,14 0,013 0,87 6,75 5,96 Agustus 3,86 0,14 0,014 0,87 6,90 5,96 September 3,74 0,14 0,014 0,87 6,75 5,98 Oktober 3,51 0,14 0,014 0,87 6,75 5,96 Nopember 3,5 0,13 0,014 0,87 6,75 5,95 Desember 3,23 0,14 0,014 0,87 6,73 5,95 Rata-rata 3,75 0,14 0,014 0,87 6,51 5,94 Data pada tabel 2 menunjukkan kadar air di dalam minyak dan inti sawit PKS Tor Gamba tahun 2009 masih dalam norma standar kualitas minyak dan inti sawit yang ditetapkan. Demikian juga dengan hasil analisis kadar kotoran di dalam minyak dan inti sawit. Sementara itu, rata – rata ALB Asam Lemak Bebas minyak sawitnya meningkat 0,25 . Peningkatan ALB dapat disebabkan oleh adanya buah yang restan, yakni buah yang menginap dan belum sempat diolah pada hari yang sama ketika buah tersebut masuk ke Loading Ramp. Ada sekitar 70 buah yang masuk ke PKS Torgamba berasal dari pihak-III sehingga mutu produksi TBS yang dibawa ke pabrik tidak dapat dikendalikan. Faktor lain yang dapat mempengaruhi yaitu faktor kebersihan peralatan pabrik. 34 2. Analisa Kehilangan Minyak dan Inti Sawit Pengontrolan losis harus dilakukan untuk mendapatkan hasil akhir yang baik dan maksimal terhadap semua proses yang mendahuluinya. Kehilangan minyak sawit oil losses dapat terjadi pada :  air kondensat rebusan,  tandan kosong,  Ampas press,  biji nut,  drab akhir. Sedangkan kehilangan inti sawit kernel losses dapat terjadi pada :  ampas press,  cangkang pada LTDS I dan II,  cangkang pada claybath. Norma losis minyak 1. USB maks 2 dalam 100 janjangan 2. Kadar buah dalam tandan USF maks 2 3. Tandan kosong maks 1,8 4. Ampas press maks 5,5 5. Biji press nut maks 0,8 6. Buangan fat – fit Drab akhir maks 0,7 Losis inti terhadap sampel 1. Kadar inti pada fibre cyclone maks 1,5 2. Kadar inti pada LTDS I dan II maks masing – masing 2 3. Kadar inti pada claybath maks 2 Penilikan Pabrik 1. Ripple Mill a. Biji utuh maks 2 b. Biji pecah maks 3 c. Efisiensi Ripple Mill min 95 d. Kadar kotoran Wet kernel maks 6 e. Kadar kotoran Dry kernel maks 6 35 2. Komposisi Crude Oil a. Kadar minyak min 40 b. Kadar air maks 40 c. Kadar NOS maks 20 Temperatur a. Sand Trap 90 – 95 b. Crude Oil Tank 90 – 95 c. Vertical Clarifier Tank VCT 90 – 95 d. Oil Tank 90 – 95 e. Sludge Tank 90 – 95 f. Minyak produksi antara 45 – 55

3.4. Pengolahan Air