PENDAHULUAN 1.1 Analisis pengelolaan kebun dan produktivitas kelapa sawit serta hubungannya dengan hirarki desa-desa di Kecamatan Torgamba, Kabupaten Labuhanbatu Selatan, Provinsi Sumatera Utara

I. PENDAHULUAN 1.1

Latar Belakang Perluasan areal perkebunan kelapa sawit terus berlanjut akibat meningkatnya harga minyak bumi sehingga peran minyak nabati meningkat sebagai energi alternatif. Sampai saat ini, penanaman kelapa sawit telah berkembang di 16 provinsi. Sebagian besar areal kelapa sawit tersebut terdapat di provinsi Sumatera Utara, Riau, Sumatera Selatan dan Kalimantan Barat berturut- turut sebesar 21,7, 20,6, 10 dan 9,6 dari total areal kelapa sawit di Indonesia Ditjenbun, 1998. Salah satu peran dari Industri kelapa sawit adalah memberikan lapangan kerja sekitar 3,5 juta Kepala Keluarga KK mulai dari on-farm sampai off-farm. Aktivitas pembangunan perkebunan kelapa sawit yang melibatkan banyak tenaga kerja dan investasi yang relatif besar untuk industri hilirnya, diperkirakan secara positif merangsang, menumbuhkan dan menciptakan lapangan kerja serta lapangan berusaha. Melalui kegiatan ekonomi yang menghasilkan barang dan jasa yang diperlukan selama proses kegiatan perkebunan kelapa sawit dan pembangunan industri hilirnya akan mempunyai keterkaitan ke belakang backward linkages. Pada proses kegiatan ini akan muncul antara lain jasa kontruksi, jasa buruh tani, jasa angkutan, perdagangan pangan dan sandang, perdagangan peralatan kerja serta bahan dan material yang dibutuhkan selama proses tersebut. Sementara itu, pada kegiatan pascapanen dan proses pengolahan akan mempunyai keterkaitan ke depan foreward linkages. Proses foreward linkages yang diperkirakan akan muncul adalah sektor jasa, antara lain: angkutan, perhotelan, koperasi, perbankan, perdagangan, industri kecil di pedesaan yang memproduksi alat produksi pertanian Syahza, 2007. Semua aktivitas ini akan meningkatkan indeks kesejahteraan masyarakat di daerah sekitarnya serta berpengaruh terhadap peningkatan kesempatan berusaha terutama dalam bidang jasa dan perdagangan. Selain itu, pembangunan industri tersebut juga harus mampu memakmurkan rakyat pekebun dan mendorong pembangunan wilayah perdesaan. Pada umumnya, sebagian besar wilayah perkebunan sawit dikembangkan dengan membuka lahan baru ekstensifikasi pertanian atau belum diusahakan sebelumnya. Dengan adanya pembukaan lahan untuk ekstensifikasi pertanian mengakibatkan perubahan yang luar biasa pada sistem tataan atau hidrologi, erosi, iklim mikro, dan produksi biomassa. Perubahan hutan menjadi perkebunan monokultur kelapa sawit akan menimbulkan masalah segera setelah pembukaan lahan seperti daur hara pada sistem siklus tertutup menjadi terputus oleh adanya perubahan tegakan biomassa. Penurunan produksi biomassa akan menurunkan produktivitas tanah bila tidak ada tindakan konservasi tanah dan penerapan kultur teknis yang baik. Penurunan produktivitas ini diakibatkan oleh menurunnya rezim kelembaban tanah, meningkatnya erosi, dan menurunnya kualitas fisik dan kimia tanah Barchia, 2009. Oleh sebab itu, tingkat produktivitas kelapa sawit perlu diketahui agar dapat dibentuk sebuah sistem perkebunan kelapa sawit dengan tingkat produktivitas yang tinggi sehingga tetap mampu bersaing di pasar dunia. Keberhasilan pembangunan perkebunan kelapa sawit tidak saja ditentukan oleh potensi lahan dan ketersediaannya, tetapi juga ditentukan oleh kelengkapan sarana dan prasarana, pelayanan, aksesibilitas dan transportasi, kependudukan, tenaga kerja serta kelembagaan. Untuk itu, diperlukan juga pendekatan wilayah yang berkenaan dengan struktur pusat-pusat kegiatan dan pelayanan dalam suatu sistem hirarki sehingga mempengaruhi tingkat perkembangan perdesaan di sekitar areal perkebunan.

1.2 Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah : 1. Mengetahui pengelolaan kebun dan pengolahan tandan buah segar TBS 2. Mengetahui perbandingan tingkat produktivitas kelapa sawit di kebun inti dan plasma 3. Mengetahui struktur biaya usahatani antar kelas umur tanaman dan tingkat produktivitas menurut kelas umur dan status kepemilikan lahan di kebun plasma 4. Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi produktivitas kelapa sawit di kebun plasma 5. Mengetahui hirarkitingkat perkembangan desa-desa di kecamatan Torgamba

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Ekofisiologi Tanaman Kelapa Sawit