Pemesanan Bahan Tanaman Pembibitan

10

BAB III. PEMBAHASAN 3.1. Proses Pengelolaan Tanaman Kelapa Sawit

Secara garis besar, proses pengelolaan tanaman kelapa sawit di PT. Perkebunan Nusantara-III Kebun Torgamba meliputi proses-proses sebagai berikut : 1. Pemesanan Bahan Tanaman 2. Pembibitan 3. Persiapan Areal Tanam 4. Penanaman Kelapa Sawit 5. Pemeliharaan Tanaman 6. Pemanenan TBS 7. Pengangkutan Hasil Panen Diagram alir dari proses pengelolaan tanaman kelapa sawit di Kebun Torgamba terdapat dalam Lampiran 1. Informasi diagram alir tersebut sebagai berikut :

3.1.1. Pemesanan Bahan Tanaman

Pada awalnya, kecambah kelapa sawit yang akan dijadikan bibit atau GS Germinated Seed dipesan Bagian Tanaman sesuai kebutuhan GS kelapa sawit kepada Direksi PTPN-III untuk rencana TUTBTK tahun depan. Pembelian GS diikat dengan Surat Perjanjian SPJ. Pengambilan dan pengiriman GS dilaksanakan sesuai jadwal oleh Petugas Bagian Tanaman. Petikotak kecambah agar dimusnahkandibakar oleh personil Kebun. Kebutuhan kecambah kelapa sawit untuk setiap hektar tanaman diperkirakan sebagai berikut : - Misalnya diambil kecambah terpilih 100 butir - Afkir rusak 2 dan ditanam 98 butir - Afkir seleksi disemaian awal Pre Nursery ± 10 , sisa ditanam di pembibitan MN 88 pohon. - Afkir seleksi dipembibitan MN ± 15 , sisa yang siap untuk ditanam 75 pohon. Maka dari 100 butir kecambah hanya diperoleh 75 bibit tanaman kelapa sawit. Sehingga Kebutuhan GS untuk 1 satu hektar diperoleh dari persamaan : 11 × kerapatan pohonha - Kebutuhan kecambah : B = 1,33 KT Dimana : B = kebutuhan biji kecambah terpilih K = Luas lahan T = Kerapatan tanamanha Sampai dengan saat ini, kebutuhan kecambah PT. Perkebunan Nusantara-III untuk bahan tanaman sebagian besar dipenuhi dari Pusat Penelitian Kelapa Sawit PPKS-Medan, PT. Socfindo dan PT. Lonsum, Tbk.

3.1.2. Pembibitan

Gambar 4. Kondisi Areal Pembibitan di Afdeling VI Kebun Torgamba Metode pembibitan yang dilaksanakan di PT. Perkebunan Nusantara-III terdiri dari 2 tahap double stage, yaitu tahap pembibitan awal Pre Nursery dan tahap pembibitan utama Main Nursery. Pembibitan sistem dua tahap memberikan keuntungan dibandingkan dengan sistem langsung karena : - Pada Pre Nursery PN bibit terkumpul pada satuan luas yang kecil sehingga memudahkan dalam pemeliharaan dan pengawasan - Dengan adanya seleksi bibit di PN sekitar 6-9 maka keperluan petak besar, tanah, tenaga kerja, dan lain-lain dapat dikurangi. 12 - Bibit muda di PN dipelihara ± 3 bulan sehingga tersedia waktu untuk mempersiapkan Main Nursery MN secara bertahap yang disesuaikan dengan jumlah bibit di PN yang telah siap dipindahkan. 1. Pembibitan Awal Pre Nursery Pada tahap ini, kecambah ditanam dalam baby bag atau polybag kecil. Syarat lahan harus bebas dari gulma, dekat sumber air, areal datar, tidak tergenang banjir, dibuat atap sebagai pelindung, tanah subur, dan bersih dari kayu-kayuan. Pengisian tanah di dalam baby bag harus penuh dan padat agar tidak terjadi rongga-rongga atau kantong-kantong air. Pembuatan bedengan dari arah utara- selatan, jarak antar bedengan 50-60 cm untuk jalan dan pembuangan air yang berlebihan sewaktu penyiraman atau hujan. Dasar bedengan lebih tinggi dari permukaan tanah dan diberi lapisan pasir untuk memperlancar drainase. Ada sekitar 1.200 butir kecambah dalam 1 bedengan. Pembuatan naungan searah bedengan, atap miring ke timur untuk mendapatkan cahaya pagi. Tinggi tiang atap pelindung minimal 2,50 m dari tanah agar pekerja bebas bergerak dan udara tidak terlalu lembab. Seminggu sebelum kecambah ditanam, polybag harus disiram setiap hari, bebas dari semprotan herbisida dan infeksi jamurnematoda. Selain itu, tanah dipupuk Phosphat sebanyak 500 gr1 m 3 tanah. Untuk pemeliharaan setelah penanaman, penyiraman dilakukan 2 x sehari pagi dan sore, disiram menggunakan gembor belobang halus secara hati-hati agar kecambah tidak terbongkar atau akar bibit muda muncul kepermukaan. 2. Pembibitan Utama Main Nursery Pengisian tanah ke dalam polybag besar harus cukup padat agar polybag tidak patah pinggang. Tanah diambil dari tanah tanamna ulang TU ditambah dengan solid yang sudah kering. Setiap petak areal bibitan disusun 5 baris polybag 40 atau 50, antara 2 petak dibuat jarak dengan membuang baris ke 6 dan kelipatannya. Kebutuhan luas bibitan disesuaikan dengan umur bibit dipembibitan dan jarak tanam bibit. Penyiangan dibibitan tidak boleh menggunakan herbisida. Pengendalian hama ringan cukup dilakukan dengan pengutipan hand packing, sedangkan apabila serangan hama tergolong berat maka dikendalikan dengan 13 menggunakan insektisida konsentrasi 0,1 – 0,2 1 – 2 ccliter air. Hama yang menyerang umumnya sejenis ulat – ulat halus, kutu putih, dan tungau. Pemberian serasah mulching berupa fiber dari hasil samping pengolahan PKS pada permukaan tanah polybag bertujuan untuk menekan pertumbuhan gulma rumput, menjaga kelembaban tanah, menekan penguapan air dan menahan pukulan air hujansiraman. Seleksi bibit : dilaksanakan dalam 4 tahap yaitu : - seleksi I umur 4 bulan - seleksi II umur 6 bulan - seleksi III umur 8 bulan - seleksi IV saat akan ditanam ke lapangan Kriteria bibit abnormal untuk seleksi di MN antara lain : Pertumbuhan bibit terlambatkerdil runt, bibit tumbuh berputar, pelepah daun tumbuh tegak dan kaku barren, anak daun tidak meratapendek top flat, pelepah dan anak daun terkulailemah, bibit yang terserang penyakit tajuk crown disease, bentuk anak daun tidak sempurna yaitu helaian daun tumbuh rapat short internode atau sangat jarang wide internode, anak daun sempit dan bibit terserang hama penyakit. Umur bibit yang layak dipindahkan ke lapangan 12-15 bulan. Bibit 18 bulan merupakan bibit yang lewat umur dan tidak dimanfaatkan lagi.

3.1.3. Persiapan Areal Tanam