Penyimpanan Barang

2) Penyimpanan Barang

Setelah barang diterima dan dicatat pada Buku Barang, langkah selanjutnya adalah melakukan penyimpanan barang. Untuk barang tidak habis pakai/ barang inventaris, setelah barang dicatat dalam buku inventaris dan diberikan kode barang, maka barang dapat didistribusikan pada pemakai atau bagian yang mengajukan barang. Penyimpanan barang, peletakan, dan penggunaan dilakukan oleh pemakai. Barang diletakkan di tempat-tempat yang mudah dijangkau pemakai untuk kemudian dapat segera digunakan. Sedangkan untuk barang-barang habis pakai yang merupakan alat kesehatan dan kedokteran serta barang-barang cetakan (formulir, kwitansi, dan sebagainya) disimpan di gudang oleh bagian Logistik dan Inventaris.

Berdasarkan pengamatan peneliti, tiap-tiap barang dicatat ke dalam kartu gudang atau yang sering disebut dengan kasdek. Satu jenis barang dibuatkan satu kasdek. Kasdek yang dimiliki PMI Kota Surakarta terdiri dari dua warna, yaitu biru dan kuning. Kasdek biru untuk barang- barang cetakan dan kasdek kuning untuk reagen dan alat kesehatan/ kedokteran. Dalam penyimpanan barang, kasdek digunakan sebagai salah satu alat kontrol dimana pengelola gudang tahu berapa jumlah barang karena setiap kali ada penambahan atau penggunaan barang selalu dicatat jumlah dan pemakainya. Selain itu kasdek juga merupakan alat dalam penghitungan stok. Kolom-kolom kasdek terdiri dari nama barang, status barang, nomor kartu, tanggal, diterima dari (apabila ada pemasukan atau penerimaan alat), diserahkan kepada (apabila dilakukan pengeluaran barang dari gudang), nomor LOT (nomor identifikasi barang) dan expired date , banyaknya barang yang masuk/ keluar, sisa barang dan paraf. Hasil pengamatan peneliti tersebut sesuai dengan keterangan

Informan II dalam wawancara 23 April 2012 yang mengatakan, “Tiap

commit to user

kuning untuk reagen ”. Menurut hasil pengamatan peneliti, penyimpanan barang di gudang Logistik dan Inventaris dilakukan sebagai berikut :

a) Tiap barang dicatat dalam kasdek dan dituliskan nomor LOT,

Expired Date , serta jumlahnya.

b) Pada tiap barang ditulis tanggal penerimaan barangnya.

c) Barang disimpan dengan posisi : barang yang diterima lebih awal dan umurnya lebih pendek diletakkan di tempat yang paling mudah dijangkau.

d) Kantong darah dibuatkan kode barang sendiri berdasarkan nomor LOT dan tanggal kadaluwarsa oleh bagian Logistik dan Inventaris untuk mempermudah pencatatan atau kontrol barang. Barang-barang dikelompokkan berdasarkan kode yang sama. Barang yang mempunyai nomor LOT dan tanggal kadaluwarsa yang sama diberikan kode yang sama.

e) Barang yang memerlukan suhu tertentu penyimpanannya dipisahkan dengan barang yang cukup disimpan dalam suhu ruangan. Barang tersebut diantaranya reagen-reagen dan disimpan dalam refrigerator atau lemari pendingin. Logistik dan Inventaris memiliki empat lemari pendingin untuk menyimpan reagen-reagen dan setiap hari dicek suhunya untuk menjaga kualitas barang.

f) Untuk mengakali gudang yang sempit, digunakan rak yang bertingkat-tingkat supaya menghemat tempat penyimpanan. Mengenai langkah-langkah penyimpanan barang, Informan II mengatakan,

Setelah dicatat di buku barang dan dibuatkan kasdeknya, pada tiap barang dituliskan tanggal penerimaan barangnya mbak. Supaya kalau mengeluarkan barang kita bisa memilih barang yang diterima lebih awal. Tapi kalau mengeluarkan barang juga tetap diliat Expired Date nya mbak. Lalu barang ditata. Barang yang baru diterima atau yang Expired Datenya lebih panjang ditaruh dibelakang sedangkan yang stok lama dan Expired Datenya hampir habis ditaruh depan biar gampang ambilnya. Jadi yang nata memang harus telaten mbak,

commit to user

darah) kan jumlahnya banyak dan nomor LOT dan Expired Datenya kan beda-beda, itu diberi kode mbak. Misalnya nomor LOT xxxxxxx diberi kode 1, nomor LOT yyyyyy diberi kode 2, dan seterusnya. Jadi pas nerima dicatet kode ini jumlahnya sekian, kode itu jumlahnya sekian. Pas ngeluarin juga dicatet yang dikeluarin kode berapa, jumlahnya berapa, jadi nanti pas nyetok dan bikin laporan bisa dicek.

Pada dasarnya hasil wawancara tersebut sesuai dengan hasil pengamatan peneliti mengenai pelaksanaan penyimpanan barang. Selain wawancara dan pengamatan, berdasarkan dokumen PMI Kota Surakarta diketahui prosedur penyimpanan barang sebagai berikut :