Mengatasi Terbatasnya Jumlah Sumber Daya Manusia Sie Logistik dan Inventaris dengan Memberdayakan Siswa Prakerin dan Karyawan Rumah Tangga

1) Mengatasi Terbatasnya Jumlah Sumber Daya Manusia Sie Logistik dan Inventaris dengan Memberdayakan Siswa Prakerin dan Karyawan Rumah Tangga

Untuk mengatasi terbatasnya sumber daya manusia sie Logistik dan Inventaris, PMI Kota Surakarta memberdayakan siswa-siswi yang

commit to user

diperbantukan. Selain itu, berdasarkan pengamatan peneliti, di sela-sela tugasnya karyawan bagian Rumah Tangga juga diperbantukan untuk pengelolaan perbekalan, baik dalam pemeliharaan maupun diperbantukan di gudang Logistik dan Inventaris untuk mengelola barang habis pakai alat kesehatan. Karyawan Rumah Tangga yang tugasnya sehari-hari mengupayakan kebersihan dan kerapihan PMI Kota Surakarta di sela- sela tugasnya diminta untuk membantu menata barang di gudang, menyiapkan kebutuhan mobil unit, dan membantu mendistribusikan barang baik ke bagian-bagian UDD maupun ke Bank Darah Rumah Sakit.

Upaya untuk mengatasi terbatasnya sumber daya manusia tersebut nampak dari keterangan yang disampaikan informan II dalam wawancara 23 April 2012 yang mengatakan,

Kalau cuma berdua memang kewalahan mbak, apalagi staf juga melaksanakan tugas lain. Sebenarnya memang perlu tambahan personil, jadi kalau sehari-hari ada yang mengelola gudang dan saya bisa selalu cross check. Misalnya dia menghitungnya berapa, saya bisa cross check dengan catatan saya sehingga laporannya ada kontrolnya. Kalau seperti ini saya cross checknya tidak bisa. Kalau ada yang PKL biasanya dibantu PKL tapi cuma dua bulan, setelah tidak ada PKL paling dibantu karyawan Rumah Tangga.

Dari pernyataan tersebut diketahui bahwa karena terbatasnya jumlah sumber daya manusia, siswa Prakerin dan karyawan Rumah Tangga diperbantukan dalam pelaksanaan tugas Logistik dan Inventaris. Informan

III dalam wawancara 26 April 2012 mengatakan, “SDM nya memang terbatas mbak. Kalau disini ada bagian Logistik dan Inventaris dan Rumah Tangga. Rumah Tangga punya beberapa karyawan. Untuk Logistik biasanya dibantu PKL, tapi karyawan Rumah Tangga sambil mela ksanakan tugas juga membantu Kasi Logistik”. Hasil wawancara tersebut menunjukkan bahwa untuk mengatasi permasalahan terbatasnya SDM yang dimiliki, PMI Kota Surakarta telah memberdayakan siswa

commit to user

untuk diperbantukan dalam pelaksanaan tugas Logistik dan Inventaris.

2) Mengatasi Terlalu Banyaknya Fungsi Manajemen Perbekalan Kantor yang Dilaksanakan Sie Logistik dan Inventaris dengan Memberdayakan Siswa Prakerin dan Karyawan Rumah Tangga

Terlalu banyaknya fungsi manajemen perbekalan kantor yang dilaksanakan menyebabkan sie Logistik dan Inventaris kewalahan dalam melaksanakan tugasnya. Cara untuk mengatasi hal tersebut antara lain dengan melakukan penambahan sumber daya manusia dan dilaksanakannya pembagian kerja. Informan VII dalam wawancara 1 Juni

2012 yang mengatakan, “Ya, bagian Logistik dan Rumah Tangga memang sibuk sekali mbak, tugasnya banyak sekali dan menurut saya memang perlu penambahan karyawan ”. Dalam wawancara 23 April 2012 informan II mengatakan, “Kalau cuma berdua memang kewalahan mbak, apalagi staf juga melaksanakan tugas lain. Sebenarnya memang perlu tambahan personil, jadi kalau sehari-hari ada yang mengelola gudang dan saya bisa selalu cross check .”. Kemudian Informan II dalam wawancara

31 Mei 2012 mengatakan, “Kalau kerjanya dibagi enak mbak, misalnya ada yang ngitung stok, saya yang mencocokkan dengan catatan. Kalau pas bon-bon dan MU banyak, sebagian nglayani bon, yang lain nata MU.

Sehingga gak kewalahan”. Tiga pernyataan tersebut menunjukkan bahwa dengan banyaknya tugas sie Logistik dan Inventaris, disadari akan perlunya penambahan sumber daya manusia dan dilaksanakannya pembagian kerja agar tugas-tugas Logistik dan Inventaris dapat dilaksanakan dengan baik. Namun penambahan sumber daya manusia belum dapat dilaksanakan di PMI Kota Surakarta. Informan XI dalam

wawancara 24 Juli 2012 mengatakan, “Saat ini berdasarkan batas-batas penerimaan pegawai memang belum dapat dilakukan perekrutan mbak.

Dari Pusat juga belum memperbolehkan soalnya SDM PMI secara umum sangat banyak”.

commit to user

manusia di Logistik, maka Logistik dan Inventaris memberdayakan siswa Prakerin dan karyawan Rumah Tangga untuk diperbantukan. Selain sebagai upaya dalam mengatasi terbatasnya sumber daya manusia, maka pemberdayaan siswa-siswa Prakerin dan karyawan sie Rumah Tangga juga dapat digunakan sebagai salah satu cara dalam mengatasi banyaknya fungsi-fungsi manajemen perbekalan yang dilaksanakan sie Logistik dan Inventaris. Selama melaksanakan magang di bagian Logistik dan Inventaris, peneliti mengamati bahwa ternyata keberadaan siswa Prakerin dan karyawan Rumah Tangga sangat membantu dalam pelaksanaan tugas sie Logistik dan Inventaris. Siswa-siswa Prakerin sejak memulai magang sudah diajarkan bagaimana menata gudang, bagaimana cara mengeluarkan barang, mengemas barang yang akan didistribusikan, dan bagaimana cara mendistribusikan barang. Sehingga setelah beberapa waktu, siswa tersebut telah terbiasa dalam melaksanakan pengelolaan gudang. Dalam hal ini Kasi Logistik dan Inventaris tinggal mengontrol pekerjaan siswa tersebut, mengontrol keluar-masuknya barang, dan membuat laporan-laporan seperti stok harian maupun stok akhir barang.

Begitu pula dengan karyawan Rumah Tangga. Di sela-sela pelaksanaan tugas pokoknya, mereka membantu Kasi Logistik dan Inventaris dalam menditribusikan barang ke bagian yang melakukan permintaan barang serta menyiapkan kebutuhan mobil unit. Informan II dalam wawancara 28 M aret 2012 mengatakan, “Ya seperti ini mbak tugas Logistik sehari-hari banyak. Untungnya dibantu anak-anak PKL dan karyawan Rumah Tangga. Mereka biasanya menata kebutuhan MU, nata

barang) dan mengantarkannya.”. Pernyataan tersebut menunjukkan bahwa siswa

Prakerin dan karyawan Rumah Tangga membantu tugas-tugas Logistik yang demikian banyak.

Berdasarkan hasil pengamatan dan wawancara tersebut dapat disimpulkan bahwa salah satu cara untuk mengatasi banyaknya fungsi-

commit to user

Inventaris adalah dengan cara memberdayakan siswa-siswa Prakerin dan karyawan Rumah Tangga dalam mengelola gudang dan mendistribusikan barang. Dengan cara tersebut sie Logistik dan Inventaris menjadi tidak kewalahan dan beban kerjanya berkurang.