Informan pendukung Karakteristik informan

kesehatan, sebagian besar dari mereka tidak mengetahuinya. Berikut hasil wawancaranya: “Kita kalo disini, di posyandu-posyandu, kita cuma menganjurkan aja ya sama ibu-ibu yang datang ke posyandu. Kan kita hanya sek edar menganjurkan doang.” P 1 Tidak ada kader kesehatan di posyandu Flamboyan II yang dapat mendefinisikan tentang pengertian promosi kesehatan secara umum. Jawaban lain yang peneliti dapatkan dari salah satu kader kesehatan yang berumur 55 tahun yaitu: “Promosi? Ya kalo promosi kesehatan ya kalo ada acara-acara di posyandu maupun di arisan-arisan gitu sering melakukan penyuluhan-penyuluhan tentang ASI eksklusif sampe 6 bulan. Cuma kebanyakan kaya anak saya sendirilah contohnya, dia air tetenya sedikit. Jadi menyusui sampe 2 tahun tapi untuk 6 bulan untuk ASI eksklusif itu dia ga bisa harus ada tambahan makanan. Ya kalo saya si terus terang promosi ga bisa ya, promosi ya sekedar ngasih tau kalo ketemu kita ngomong. Kalo promosi- promosi ya ngga ada. Paling juga kalo arisan, masalah ASI, masalah kesehatan , masalah anak sakit, kalo promosi bukannya belum, contoh deh tetangga saya, saya bilangin. Minimal mulut ke mulut. ” P 2 Hasil wawancara yang peneliti dapatkan, di posyandu Flamboyan II belum pernah ada promosi kesehatan tentang ASI eksklusif secara khusus. Penggalakan ASI eksklusif yang selama ini dilakukan hanya berupa informasi yang disampaikan pihak puskesmas bagian ahli gizi hanya kepada kader kesehatan setempat pada saat rapat koordinasi rakor setiap bulannya. Rapat koordinasi setiap bulan tidak selalu menyampaikan mengenai program ASI eksklusif, melainkan tergantung tema yang ditentukan sesuai masalah kesehatan terkini. Kader kesehatan kemudian menyampaikan melalui mulut ke mulut kepada masyarakat ibu-ibu yang hamil dan memiliki bayi dibawah umur 6 bulan. Adapun informasi yang diberikan hanya seputar pengetahuan ASI eksklusif. Tenaga kesehatan dari puskesmas belum pernah mengadakan pembinaan terhadap kader kesehatan mengenai penyampaian informasi yang baik atau tekhnik penyuluhan yang benar terhadap masyarakat. Berikut pernyataan partisipan: “Oh…disini belum.belum ada yang seperti itu promosi kesehatan tentang ASI eksklusif secara khusus. Cuman gini, sekarang kan mulai digencarkan, kita datang ke ibu hamil ni, jadi kita hanya menganjurkan aja si sifatnya. Kita kasih tau, lebih baik ASI eksklusif….Iya individual. kalo ketemu ibunya yang anaknya dibawah 6 bulan kita tanya ini anaknya masih ASI aja atau sudah ditambah makanan tambahan? kalo belum, ya bagus, jangan dulu dikasih tambahan makanan sampe 6 bulan ya. ”. P 1 “Secara individual aja waktu posyandu penyampaian pada ibu- ibu. Kan kalo kemis keempat suka pertemuan rakor di kelurahan khusus kader kesehatan, itu kan suka dibicarain tentang posyandu, tentang ASI, tentang lain lainya suka diituin sama bidan-bidan. Nah ibu tau dari situ sedikit sedikit aja, hehe. ”. P 3 Bentuk pelaksanaan ini diperkuat oleh informasi dari informan pendukung melalui wawancara kepada bidan puskesmas dan koordinator kader kesehatan sekaligus petugas promosi kesehatan yang menangani posyandu Flamboyan II serta ibu-ibu masyarakat setempat yaitu: “Kalo saya biasanya kegiatan-kegiatan itu di masyarakatnya pas ada kegiatan kaya pertemuan dikelurahan, pertemuan kader, nah pertemuan kader itu biasanya memberi tahu kepada kader tentang apa itu ASI eksklusif mengaitkan dengan kegiatan tentang gizi. Jadinya kita ikut sertakan program-program gizi biasanya. Dan lebih detail tentang kandungan dari pada tentang ASI itu apa aja, nanti biasanya penanggung jawab gizi yang lebih ini...tapi kita menjelaskan ASI eksklusif itu apa, bagaima na caranya”. P 6