Makna dan Arti ASI Eksklusif.
hamil dan memiliki bayi dibawah umur 6 bulan. Adapun informasi yang diberikan hanya seputar pengetahuan ASI eksklusif. Tenaga kesehatan dari
puskesmas belum pernah mengadakan pembinaan terhadap kader kesehatan mengenai penyampaian informasi yang baik atau tekhnik
penyuluhan yang benar terhadap masyarakat. Berikut pernyataan partisipan:
“Oh…disini belum.belum ada yang seperti itu promosi kesehatan tentang ASI eksklusif secara khusus. Cuman gini, sekarang kan
mulai digencarkan, kita datang ke ibu hamil ni, jadi kita hanya menganjurkan aja si sifatnya. Kita kasih tau, lebih baik ASI
eksklusif….Iya individual. kalo ketemu ibunya yang anaknya dibawah 6 bulan kita tanya ini anaknya masih ASI aja atau sudah
ditambah makanan tambahan? kalo belum, ya bagus, jangan dulu dikasih tambahan makanan sampe 6 bulan ya.
”. P
1
“Secara individual aja waktu posyandu penyampaian pada ibu- ibu. Kan kalo kemis keempat suka pertemuan rakor di kelurahan
khusus kader kesehatan, itu kan suka dibicarain tentang posyandu, tentang ASI, tentang lain lainya suka diituin sama
bidan-bidan. Nah ibu tau dari situ sedikit sedikit aja, hehe. ”. P
3
Bentuk pelaksanaan ini diperkuat oleh informasi dari informan pendukung melalui wawancara kepada bidan puskesmas dan koordinator
kader kesehatan sekaligus petugas promosi kesehatan yang menangani posyandu Flamboyan II serta ibu-ibu masyarakat setempat yaitu:
“Kalo saya biasanya kegiatan-kegiatan itu di masyarakatnya pas ada kegiatan kaya pertemuan dikelurahan, pertemuan kader, nah
pertemuan kader itu biasanya memberi tahu kepada kader tentang apa itu ASI eksklusif mengaitkan dengan kegiatan tentang gizi.
Jadinya kita ikut sertakan program-program gizi biasanya. Dan lebih detail tentang kandungan dari pada tentang ASI itu apa aja,
nanti biasanya penanggung jawab gizi yang lebih ini...tapi kita menjelaskan ASI eksklusif itu apa, bagaima
na caranya”. P
6
Hasil FGD didapatkan ibu-ibu belum pernah mendapatkan promosi kesehatan tentang ASI eksklusif secara khusus. Sebagian besar
mereka mendapatkan informasi mengenai pentingnya ASI eksklusif hanya dari mulut ke mulut melalui kader dan bidan baik di posyandu ataupun di
puskesmas saat masih mengandung bayinya. Berikut ungkapan partisipan pada saat dilakukan FGD:
“Belum pernah promosi kesehatan tentang ASI eksklusif secara khusus.”P
7
“Kalo kader kesehatan belum pernah, tapi kalo dari bidan dikasih tau. Ibu bidannya cuma bilang dikasih ASI eksklusif dulu aja
jangan dikasih susu botol. Gitu. Udah gitu doang. ”P
9
“Ngga. Perorang aja cara penyampaian informasi ASI eksklusif.” P
8
Pihak puskesmas
mengatakan bahwa
materi mengenai
penyuluhan program ASI eksklusif yang disampaikan kepada para kader kesehatan sudah cukup memenuhi standar, meliputi pengertian, manfaat,
kerugian jika tidak diberikan, cara memberikannya. Namun yang peneliti dapatkan dari para kader kesehatan, mereka mengungkapkan bahwa
pengetahuan mereka mengenai ASI eksklusif tidak terlalu mendalam. Mereka hanya memahaminya secara umum saja, sehingga pada
penyampaiannya terhadap masyarakat ibu-ibu setempat sangat terbatas. Berikut pernyataannya:
“Ya paling cuma kaya gitu. Ditanya kan, dikasih ASI ga? dikasih makanan atau susu lainnya ga? ngga. Jangan ya, ini untuk
kekebalan dan kesehatan anaknya juga. Udah berapa bulan? kadang-kadang kan baru beberapa bulan udah dikasih susu
kadang-kadang ada yang 3 bulan udah dikasih pisang atau bubur, kan kasian anaknya. Saya udah bilang, pencernaan bayi
kan masih belum bisa mencerna. Susah juga si kalo ngomong
ama orang kampung itu.” P
1
“Ibu bilang jangan dikasih makan dulu sampai umur 6 bulan. Kasih ASI aja, nanti kalo setelah 6 bulan baru dikasih tambahan
makanan. ” P
3
Berikut Hasil wawancara yang peneliti dapatkan mengenai materi yang disampaikan pihak puskesmas saat promosi kesehatan
program ASI eksklusif kepada kader kesehatan. “Kaya misalnya bahwa kalo penyuluhan kan saya lebih ke
program TB juga, jadi kalo kita penyuluhan tentang TB ni, apa itu pengertian, penyebab, terus tanda dan gejala, kemudian
penanggulannya seperti apa, kemudian peranan keluarganya seperti apa. Jadi kalo ASI eksklusif itu sama aja, apa pengertian,
bagaimana cara pemberian, bagaimana cara penyimpanan ASI
yang baik itu seperti apa.” P
6
Kerjasama kader kesehatan dalam menggalakkan ASI eksklusif yang selama ini dilakukan hanya dengan pihak puskesmas saja. Bahkan
didapatkan dari beberapa kader kesehatan yang menyatakan bahwa penggalakkan ASI eksklusif yang mereka lakukan selama ini hanya
tugas dari puskesmas saja. Berikut ungkapan partisipan: “Sebenarnya kan tiap bulan ada tu bidan datang. Cuma ya
diposyandu aja. Jadi cuma yang keliatan aja. kita kan setiap bulan juga ada rakor juga sekaligus pertemuan kader ya untuk
laporan-laporan itu semua. Jadi ada bidan, ada dokter puskesmas, pokja- pokja gitu, jadi l
aporan ini, laporan itu.” P1
“Ada. Dari ahli gizi di puskesmas. Pas rakor. Atau datang ke posyandu itupun ga setiap bulan datang, selama ini baru 1 kali