disampaikan. Tenaga kesehatan yang kurang dan terbatasnya pendidikan formal yang kader kesehatan miliki merupakan hambatan dari pihak
puskesmas dalam melakukan promosi kesehatan atau pembinaan terhadap kader kesehatan.
4.
Kebutuhan kader kesehatan terkait upaya promosi kesehatan mengenai program ASI yaitu pembinaan dari pihak puskesmas setempat kepada
kader kesehatan khususnya mengenai cara penyampaian informasi penyuluhan yang baik kepada masyarakat sehingga informasi yang
disampaikan dapat diterima oleh masyarakat secara optimal. Kebutuhuan puskesmas terkait upaya promosi kesehatan mengenai program ASI
eksklusif yaitu alat peraga promosi kesehatan dan penambahan tenaga kesehatan.
B. Saran
1. Kader Kesehatan
a. Sebagai penyuluh, pengetahuan kader kesehatan harus terus ditambah
baik melalui informasi terbaru dari puskesmas ataupun melalui media cetak seperti majalah. metode dalam penyuluhan harus lebih menarik
dibantu dengan media promosi kesehatan seperti leaflet atau brosur agar informasi yang diberikan dapat tersampaikan dengan lebih baik.
b. Kader kesehatan diharapkan memfungsikan kembali meja keempat pada
kegiatan posyandu yaitu melakukan penyuluhan bersama dengan petugas kesehatan secara perseorangan khususnya mengenai pentingnya ASI
eksklusif.
c. Dapat memunculkan inovasi-inovasi kreatif terkait ASI eksklusif agar
masyarakat termotivasi dan memiliki prinsip yang kuat untuk melakukan program ASI eksklusif, seperti pemberian reward bagi para ibu yang
berhasil melaksanakan program ASI eksklusif.
2. Petugas Kesehatan Puskesmas
a. Petugas kesehatan puskesmas diharapkan mampu melakukan peningkatan
kopetensi kader kesehatan dengan memberikan pembinaan terhadap kader kesehatan secara intensif, misalnya dengan menyisipkan materi tentang
pentingnya program ASI eksklusif pada saat refreshing training yang diadakan setiap setahun dua kali. Selain mengenai pentingnya program
ASI eksklusif bagi masyarakat, pembinaan yang dibutuhkan kader kesehatan juga meliputi pelatihan bagaimana bentuk dan cara
menyampaikan informasi kesehatan atau penyuluhan kesehatan yang baik kepada masyarakat.
b. Promosi kesehatan tentang ASI esklusif secara langsung kepada
masyarakat sangat perlu dilakukan oleh petugas kesehatan puskesmas sehingga petugas kesehatan puskesmas mampu melakukan monitoring
dan evaluasi pelaksanaan promosi kesehatan ASI eksklusif sekaligus memberi motivasi langsung kepada masyarakat untuk melakukan
program ASI eksklusif bada bayi mereka. Contoh media kesehatan yang efektif yang dapat terus diulang secara berkala yaitu promosi kesehatan
dalam bentuk iklan berupa video.
3. Peneliti Selanjutnya
Penelitian ini dapat menjadi dasar untuk melakukan penelitian lanjutan terkait peran kader kesehatan dalam promosi program ASI eksklusif
dengan penggalian informasi yang lebih dalam mengenai hal-hal yang kader butuhkan untuk menunjang perannya sebagai promotor kesehatan agar
promosi kesehatan ASI eksklusif dapat terealisasikan secara maksimal.
4. Institusi Pendidikan
Penelitian ini dapat menjadi tambahan ilmu pengetahuan dan literatur terkait pelaksanaan promosi kesehatan tentang program ASI eksklusif oleh
kader kesehatan di masyarakat, serta menjadi dasar dalam melaksanakan tridharma perguruan tinggi melalui pemberdayaan masyarakat terkait
perilaku kesehatan yang bermanfaat bagi masyarakat.