Mekanisme Pengeluaran ASI ASI Eksklusif

8. Undang-Undang Kesehatan mengenai ASI Eksklusif

Rendahnya pemberian ASI Eksklusif mendapat perhatian berbagai pihak khususnya pemerintah, terbukti dengan ditetapkannya Undang-undang UU Kesehatan nomor 36tahun 2009 tentang ASI eksklusif menyebutkan: Pasal 128 1 Setiap bayi berhak mendapatkan ASI eksklusif sejak dilahirkan selama 6 enam bulan, kecuali atas indikasi medis. 2 Selama pemberian ASI, pihak keluarga, pemerintah, pemerintah daerah, dan masyarakat harus mendukung ibu bayi secara penuh dengan penyediaan waktu dan fasilitas khusus. 3 Penyediaan fasilitas khusus sebagaimana dimaksud pada ayat 2 diadakan di tempat kerja dan tempat sarana umum. Pasal 129 1 Pemerintah bertanggung jawab menetapkan kebijakan dalam rangka menjamin hak bayi untuk mendapatkan ASI secara eksklusif. 2 Ketentuan lebih lanjut sebagaimana dimaksud pada ayat 1 diatur dengan Peraturan Pemerintah. Pasal 200 Setiap orang yang dengan sengaja menghalangi program pemberian ASI eksklusif sebagaimana dimaksud dalam Pasal 128 ayat 2 dipidana penjara paling lama 1 tahun dan denda paling banyak Rp100.000.000,00. Disebutkan dalam Pasal 128 ayat 1 bahwa setiap bayi berhak mendapatkan ASI Eksklusif sejak dilahirkan selama 6 bulan kecuali atas indikasi medis. Pasal ini disebutkan bahwa yang dimaksud dengan “pemberian ASI eksklusif” adalah pemberian hanya ASI selama 6 bulan, dan dapat terus dilanjutkan sampai dengan 2 tahun dengan memberikan MP-ASI sebagai tambahan makanan sesuai dengan kebutuhan bayi. Lebih lanjut lagi dinyatakan bahwa selama pemberian ASI, pihak keluarga, pemerintah, pemerintah daerah, dan masyarakat harus mendukung ibu bayi secara penuh dengan penyediaan waktu dan fasilitas khusus yang diadakan di tempat kerja dan sarana umum. Peran pemerintah secara tegas dinyatakan dalam Pasal 129 ayat 1 yang menyatakan bahwa pemerintah bertanggung jawab menetapkan kebijakan dalam rangka menjamin hak bayi untuk mendapatkan ASI secara eksklusif. Kebijakan yang berupa pembuatan norma, standar, prosedur dan kriteria tersebut selanjutnya akan diatur dalam peraturan pemerintah. Kelebihan dalam UU Kesehatan ini adalah adanya sanksi pidana yang dinyatakan secara tegas dalam Pasal 200. Sanksi pidana tersebut dikenakan bagi setiap orang yang dengan sengaja menghalangi program pemberian ASI eksklusif sebagaimana dimaksud dalam Pasal 128 ayat 2. Ancaman pidana yang diberikan adalah pidana penjara paling lama 1 tahun dan denda paling banyak Rp100.000.000,00.