Pengertian Belajar Belajar dan Pembelajaran

Belajar merupakan suatu aktifitas yang dapat dilakukan secara psikologis maupun secara fisiologis. Aktifitas yang bersifat psikologis, yaitu aktifitas yang merupakan proses mental, misalnya aktifitas berfikir, memahami, menyimpulkan, menyimak, menelaah, membandingkan membedakan, mengungkapkan, menganalisis dan sebagainya. Sedangkan aktifitas yang bersifat fisiologis yaitu aktifitas yang merupakan proses penerapan atau praktik, misalnya melakukan eksperimen, latihan, kegiatan praktik, membuat karya produk, apresiasi,dan sebagainya. 33 Belajar merupakan tindakan dan prilaku siswa yang kompleks. Proses belajar terjadi berkat siswa memperoleh sesuatu dari lingkungan berupa keadaan alam, benda-benda, hewan-hewan, tumbuh-tumbuhan, manusia atau hal-hal yang dapat dijadikan sebagai bahan belajar. 34 Prinsip-prinsip belajar diantara adalah: 1 Perhatian dan motivasi 2 Keaktifan 3 Keterlibatan langsung pengalaman 4 Pengulangan 5 Tantangan 6 Balikan dan penguatan 7 Perbedaan individual 35 Berdasarkan beberapa definisi belajar menurut para ahli, belajar dapat diartikan sebagai proses penciptaan hubungan yang mengaitkan dua unsur yakni pengetahuan yang ada sebelumnya 33 Rusman,dkk.,Pembelajaran Berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi,Jakarta:Raja Grafindo Persada,2012,Cet. 2, h.7. 34 Dimyati dan Mudsjiono, Belajar dan Pembelajaran,Jakarta: Rineka Cipta, 2006,h.7 35 Ibid.,h.42 dengan pengetahuan baru yang dapat terjadi melalui beberapa tahapan diantaranya tahap persiapan belajar, pemerolehan dan unjuk perbuatan, dan retrival serta alih belajar.

b. Hakikat Pembelajaran

Pembelajaran merupakan interaksi dua arah dari seorang guru dan siswa dimana antara keduanya terjadi komunikasi yang intens dan terarah menuju pada suatu target yang telah ditetapkan sebelumnya. 36 Alur proses pembelajaran diusahakan dapat berjalan efektif seperti dalam bagan berikut: 37 Gambar 2.2 Alur Proses Pembelajaran Pembelajaran yang kita lihat dewasa ini masih dominan bersifat transmisif, pengejaran mentransfer dan memenuhi dengan konsep-konsep langsung pada siswa. Dalam pandangan ini siswa secara pasif “menyerap” struktur pengetahuan guru atau yang terdapat dalam buku pelajaran. Pembelajaran hanya sekedar penyampaian fakta, konsep, prinsip, dan keterampilan pada siswa. Menutur Soedjaji, kurikulum sekolah di Indonesia terutama pada mata pelajaran eksak matematika, fisika, kimia dan dalam pengajarannya selama ini terpatri kebiasaan dengan urutan sajian 36 Trianto,op. cit.,h.17. 37 Ibid.,h.18. 1. Kurikulum 2. Strategi 3. Metodologi Pembelajaran Pengembangan Pengalaman pembelajaran sebagai berikut: diajarkan teori, diberi contoh, dan diberi latihan soal. 38 Pandangan pembelajaran kini adalah menggunakan pandangan kontruktivistik. Paradigma kontruktivistik merupakan basis reformasi pendidikan saat ini. Pembelajaran lebih mengutamakan penyelesaian masalah, mengembangkan konsep , konstruksi solusi dan algoritma ketimbang menghafal prosedur dan menggunakannyauntuk memperoleh satu jawaban yang benar.Pembelajaran kontruktivistik lebih dicirikan oleh aktifitas eksperimentasi,pertanyaan-pertanyaan, investigasi, hipotesis, dan model-model yang dibangkitkan oleh siswa sendiri. Secara umum terdapat lima prinsip dasar yang melandasi kelas kontruktivistik. Hal tersebut diantaranya adalah meletakan permasalahan yang relevan dengan kebutuhan siswa, menyusun pembelajaran di sekitar konsep-konsep utama, menghargai pandangan siswa, materi pembelajaran disesuaikan terhadap kebutuhan siswa, menilai pembelajaran secara kontekstual. 39

3. Pemahaman Konsep

Dalam Kamus bahasa Indonesia paham artinya mengerti benar. 40 Pemahaman adalah proses, cara, perbuatan memahami atau memahamkan. 41 . Pemahaman merupakan salah satu jenjang dalam ranah kognitif. Ranah kognitif merupakan ranah yang lebih banyak melibatkan kegiatan mentalotak. 42 Siswa dapat memahami bila mereka dapat mengkonstruksi makna dari pesan-pesan 38 Ibid., h. 18. 39 Rusman,dkk.,Pembelajaran Berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi,Jakarta:Raja Grafindo Persada,2012,Cet. 2, h.37. 40 Kemendikbud, Kamus Besar Bahasa Indonesia KBBI Online,www.kbbi.web.id 41 Ibid. 42 Achmad Sofyan,dkk. Evaluasi Pembelajaran IPA berbasis Kompetensi,UIN Jakarta Press:Jakarta,2006,h.14. pembelajaran, baik yang bersifat lisan, tulisan, atau grafis, yang disampaikan melalui pengajaran, buku, atau layar komputer. 43 Pemahaman dapat diperoleh ketika siswa dapat menghubungkan pengetahuan yang baru diterimanya dan pengetahuan lama yang mereka simpan. Pengetahuan baru yang didapat dipadukan dengan skema-skema dan kerangka kognitif yang telah ada. 44 Suatu konsep adalah suatu kelas atau kategori stimuli yang memiliki ciri-ciri umum. Stimuli adalah objek-objek atau orang.Konsep berguna untuk mengidentifikasi objek-objek yang ada di dunia sekitar kita dengan cara mengenali ciri-ciri masing- masing objek. 45 Menurut Ausubel, individu memperoleh konsep melalui dua cara yaitu melalui formasi konsep dan asimilasi konsep. Menurut Gagne, formasi konsep menyangkut cara materi atau informasi diterima siswa. Formasi konsep diperoleh individu sebelum ia masuk sekolah. 46 Karena proses perkembangan konsep yang diperoleh semasa kecil termodifikasi oleh pengalaman sepanjang perkembangan individu. 47 Formasi konsep merupakan proses pembentukan konsep secara induktif sebagai bentuk penemuan yang melibatkan proses-proses mental yang menghasilkan generalisasi-generalisasi. 48 Sedangkan asimilasi konsep menyangkut cara bagaimana siswa dapat mengaitkan informasi atau materi pelajaran dengan struktur kognitif yang telah ada. Asimilasi konsep terjadi setelah anak 43 Lorin W Anderson, dan David R. Krathwol, Kerangka Landasan Untuk Pembelajaran,Pengajaran, dan Asesmen, Yogyakarta:Pustaka Belajar, 2010, h. 105-106. 44 Ibid., h. 106 45 Oemar Hamalik. Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan Sistem, Bumi Aksara:Jakarta,2009, h.162. 46 Zulfiani,dkk., Strategi Pembelajaran Sains, Uin Jakarta:Jakarta,2009, h. 28. 47 Ibid.,h.28 48 Ibid.,h.28 mulai memasuki bangku sekolah. Asimilasi konsep ini terjadi secara deduktif. Biasanya anak belajar diberi atribut sehingga mereka belajar konseptual. 49 Untuk mengetahui apakah siswa telah mengetahui suatu konsep paling tidak ada empat hal yang diperbuatnya: 50 1 Ia dapat menyebutkan nama-nama contoh konsep bila dia melihatnya 2 Ia dapat menyatakan ciri-ciri konsep tersebut 3 Ia dapat memilih, membedakan antara contoh-contoh dari yang bukan contoh 4 Ia mungkin lebih mampu memecahkan masalah yang berkenaan dengan konsep tersebut. Pemahaman konsep dapat diartikan sebagai kemampuan dalam memperoleh pengertian dan untuk mengenali suatu objek dengan cara membedakannya dan mampu memprediksi dan memecahkan masalah ketika dihadapkan pada suatu hal terkait pengembangan konsep tersebut. Kemampuan ini lebih banyak dipengaruhi oleh proses mental suatu individu. Pemahaman konsep pada penelitian ini adalah pemhamanam konsep dalam artian pemahaman keseluruhan indikator materi pembelajaran kesetimbangan kimia. Tingkat pemahaman konsep siswa dapat dihitung dengan cara jumlah jawaban benar dibagi dengan jumlah soal kemudian dikalikan 100 . Berikut arti tingkat pemahaman konsep berdasarkan hasil perhitungan jumlah jawaban benar: 51 90 - 100 = Baik Sekali 80 - 89 = Baik 49 Zulfiani,dkk., Strategi Pembelajaran Sains, Uin Jakarta:Jakarta,2009, h. 28. 50 Oemar Hamalik, op.cit.,h.166 51 Teori Belajar Matematika, www.upi.edu