Definisi PBL Model Pembelajaran PBL Problem Based Learning

Berdasarkan penjelasan diatas, model PBL adalah suatu model pembelajaran yang menekankan suatu penyelidikan terhadap konteks masalah nyata dimana guru memandu siswa untuk menguraikan rencana pemecahan masalah menjadi tahap- tahap kegiatan, guru memberi contoh mengenai penggunaan keterampilan dan strategi yang dibutuhkan supaya tugas-tugas tersebut dapat diselesaikan. Model PBL diharapkan dapat menghasilkan keterampilan inquiry, problem solving, sosial, bersikap dewasa, dan siswa menjadi pembelajar mandiri. 17

c. Karakteristik Masalah dan Model PBL

Karakteristik dari model Pembelajaran Berbasis Masalah PBL menurut Tan adalah sebagai berikut: 18 1 Masalah digunakan sebagai awal pembelajaran. 2 Biasanya masalah yang digunakan merupakan masalah dunia nyata yang disajikan secara mengambang ill- structured. 3 Masalah biasanya menuntut perspektif majemuk multiple perspective. Solusinya menuntut pembelajar menggunakan dan mendapatkan konsep dari beberapa bab atau disiplin ilmu bidang lainnya. 4 Masalah membuat pembelajar tertantang untuk mendapatkan pembelajaran diranah pembelajaran yang baru. 5 Sangat mengutamakan belajar mandiri self directed learning. 6 Memanfaatkan sumber pengetahuan yang bervariasi, tidak dari satu sumber saja. Pencarian, evaluasi, serta penggunaan pengetahuan ini menjadi kunci penting. 17 Richard.loc.cit., h 382 18 Taufik Amir,Inovasi Pendidikan Melalui Problem Based Learning,Jakarta:Kencana Prenada Media Group,2010,h.22. 7 Pembelajarannya kolaboratif, komunikatif, dan kooperatif. Pembelajar belajar dalam kelompok, berinteraksi, saling mengajarkan peer teaching, dan melakukan presentasi. Adapun karakteristik PBL yang diadopsi dari PBI adalah sebagai berikut: 19 1 Pengajuan pertanyaan atau masalah Bukannya mengorganisasikan disekitar prinsip- prinsip atau keterampilan akademik tertentu, PBL mengorganisasikan pengajaran disekitar pertanyaan dan masalah yang dua-duanya secara sosial penting dan secara pribadi bermakna untuk siswa.Mereka mengajukan situasi kehidupan nyata autentik, menghindari jawaban sederhana, dan memungkinkan adanya berbagai macam solusi untuk situasi itu. 2 Berfokus pada keterkaitan antar disiplin Meskipun pembelajaran berdasarkan masalah mungkin berpusat pada mata pelajaran tertentu IPA, MTK, dan ilmu-ilmu sosial masalah yang akan diselidiki telah dipilih benar-benar nyata agar dalam pemecahannya siswa meninjau masalah itu dari banyak mata pelajaran. Sebagai contoh masalah polusi yang dimunculkan dalam pelajaran Teluk Chesapeake mencakup berbagai subjek akademik dan terapan mata pelajaran seperti biologi, ekonomi, sosiologi, pariwisata dan pemerintahan. 3 Penyelidikan autentik Pembelajaran inimengharuskan siswa melakukan penyelidikan autentik untuk penyelesaian nyata terhadap 19 Muslimin dan Muhammad Nur, Pembelajaran Berdasarkan Masalah,Surabaya:UNESA-University Press,2000h.6-7. masalah nyata. Mereka harus menganalisis dan mendefinisikan masalah, mengembangkan hipotesis, dan membuat ramalan, mengumpul dan menganalisa informasi, melakukan eksperimen jika diperlukan, membuatinferensi, dan merumuskan kesimpulan. Metode penyelidikan tergantung masalah yang akan dipelajari. 4 Menghasilkan produk dan memamerkannya Pembelajaran berdasarkan masalah menuntut siswa untuk menghasilkan produk tertentu dalam bentuk karya nyata atau artefak dan peragaan yang menjelaskan atau mewakili bentuk penyelesaian masalah yang mereka temukan. Produk itu juga dapat berupa laporan, model fisik, video atau program komputer. Karya nyata dan peragaan seperti yang kana dijelaskan kemudian, direncanakan oleh siswa untuk mendemonstrasikan kepada teman-temannya yang lain tentang apa yang mereka pelajari dan menyediakan suatu alternatif segar terhadap suatu laporan atau makalah. 5 Kerjasama Pembelajaran berbasis masalah dicirikan oleh siswa yang bekerja sama satu dengan yang lainnya, paling sering dalam berpasangan atau berkelompok kecil. Kerja sama memberikan motivasi untuk secara berkelanjutan terlibat dalam tugas-tugas kompleks dan memperbanyak peluang untuk berbagi inkuiri dan dialog dan untuk mengembangkan keterampilan sosial dan keterampilan berfikir.

d. Kelebihan dan Manfaat PBL

Adapun kelebihan dari Model PBL sebagai berikut: 20 1 Realistis dengan kehidupan siswa 2 Konsep sesuai dengan kebutuhan siswa 3 Memupuk sifat inkuiri siswa 4 Retensi konsep jadi kuat 5 Memupuk kemampuan problem solving Adapun manfaat dari PBL adalah sebagai berikut: 21 1 Siswa menjadi lebih ingat dan pemahamannya meningkat atas materi ajar. Hal ini karena pengetahuan lebih dekat dengan konteks praktik. Selain itu ketika siswa mengajukan pertanyaan maka akan lebih memahami lebih dalam tentang materi. 2 Meningkatkan fokus pada kemampuan yang relevan. Merujuk kritik pendidikan di Indonesia bahwa pembelajaran di sekoalh jauh dengan yang terjadi di dunia praktik. Dengan model PBL ini siswa akan merasakan konteks operasi di lapangan. 3 Mendorong untuk berfikir. Pembelajar dianjurkan untuk tidak secara cepat menyimpulkan namun mencoba terlebih dahulu menemukan landasan atas argumennya. Siswa dilatih pula kemampuan berfikirnya. 4 Membangun kerja sama tim, kepemimpinan, dan keterampilan sosial. Dalam pembelajaran ini dilakukan dalam kelompok dimana akan berusaha memahami perannya dalam kelompok, pengalaman kepemimpinan, 20 Trianto,Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif, Jakarta: Kencana,2010 ,h.97 21 Taufik Amir,Inovasi Pendidikan Melalui Problem Based Learning,Jakarta:Kencana Prenada Media Group,2010,h.27-29.