Data Hasil N-Gain Hasil Analisis Data

27 50 72 0,4 SEDANG 28 50 61 0,2 RENDAH 29 50 72 0,4 SEDANG 30 50 61 0,2 RENDAH 31 56 78 0,5 SEDANG Berdasarkan hasil perhitungan N-Gain terhadap nilai pretest dan postest siswa didapat 4 siswa dengan kategori rendah, 24 siswa dengan kategori sedang, dan 24 siswa dengan kategori tinggi. Hal ini menunjukan bahwa sebanyak 12,9 siswa yang mengalami peningkatan hasil pemahaman konsep yang rendah, 77,4 siswa sedang, dan ,9,67 tinggi. Berikut secara lebih detail dapat dilihat pada diagram di bawah ini : Gambar 4.2 Grafik Kategori N-Gain Siswa Kelas Kontrol 3. Data Hasil Tes Pemahaman konsep a. Kelas Eksperimen Berdasarkan nilai postest yang didapat oleh siswa setelah perlakuan dengan model PBL dapat ditentukan tingkat pemahaman siswa berdasarkan presentase pencapaian nilai siswa terhadap soal-soal pemhaman konsep. Siswa dikatakan paham terhadap soal-soal konsep kesetimbangan kimia apabila dapat menjawab benar sebesar 70. Menjawab benar 70 menjawab benar sebanyak 13 soal dari jumlah soal 18 butir. Hal ini berarti siswa dengan nilai ≥ 72 dinyatakan paham terhadap konsep kesetimbangan kimia. Berikut hasil pemahaman siswa berdasarkan nilai postest yang dibandingkan dengan nilai minimal tingkat kepahaman pada tabel 4.13 Tabel 4.13 Data Hasil Pemahaman Siswa Kelas Eksperimen Siswa Nilai Postest Keterangan 1 72 Paham 2 56 Belum Paham 3 83 Paham 4 67 Belum Paham 5 83 Paham 6 78 Paham 7 72 Paham 8 89 Paham 9 83 Paham 10 72 Paham 11 89 Paham 12 83 Paham 13 89 Paham 14 67 Belum Paham 15 61 Belum Paham 16 72 Paham 17 78 Paham 18 67 Belum Paham 19 67 Belum Paham 20 83 Paham 21 78 Paham 22 83 Paham 23 61 Belum Paham 24 83 Paham 25 61 Belum Paham 26 56 Belum Paham 27 78 Paham 28 78 Paham 29 83 Paham 30 78 Paham 31 72 Paham 32 83 Paham Berdasarkan pada nilai KKM yang berlaku terdapat sembilan siswa yang belum paham atau berada di bawah nilai minimal kategori paham serta terdapat 23 siswa yang sudah paham. Dalam hitungan persen yakni terdapat 28,12 siswa yang belum paham dan 71,87 siswa yang sudah memahami konsep kesetimbangan kimia setelah diberi perlakuan model PBL.

b. Kelas Kontrol

Adapun pemahaman pada kelas kontrol yang dapat dilihat pada hasil posttest dengan perlakuan menggunakan model pembelajaran konvensional dapat dilihat pada tabel 4.14 berikut ini: Tabel 4.14 Data Hasil Pemahaman Siswa Kelas Kontrol Siswa Nilai Posttest Keterangan 1 78 Paham 2 50 Belum Paham 3 50 Belum Paham 4 50 Belum Paham 5 61 Belum Paham 6 72 Paham 7 50 Belum Paham 8 72 Paham 9 72 Paham 10 83 Paham 11 56 Belum Paham 12 56 Belum Paham 13 83 Paham 14 56 Belum Paham 15 50 Belum Paham 16 72 Paham 17 50 Belum Paham 18 61 Belum Paham 19 61 Belum Paham 20 50 Belum Paham 21 61 Belum Paham 22 61 Belum Paham 23 61 Belum Paham 24 61 Belum Paham 25 72 Paham 26 61 Belum Paham 27 72 Paham 28 61 Belum Paham 29 72 Paham 30 61 Belum Paham 31 78 Paham

B. Pembahasan Hasil Penelitian

Model pembelajaran yang diteliti adalah model Problem Based Learning PBL. Model PBL menurut Tan memiliki karakteristik diantaranya diawali dengan sebuah masalah, sangat mengutamakan belajar mandiri, memanfaatkan banyak sumber belajar dan bersifat kolaboratif, kooperatif serta diadakan presentasi diakhir pembelajaran. 1 Penggunaan strategi PBL dalam pembelajaran merupakan usaha untuk membentuk suatu proses pemahaman isi suatu mata pelajaran pada seluruh kurikulum. 2 Penerapan model PBL yang dilakukan diantaranya terdiri dari beberapa langkah pembelajaran, yakni orientasi siswa pada masalah, mengorganisasi siswa untuk belajar, membimbing penyelidikan siswa, mengembangkan dan menyajikan hasil karya, dan menganalisis serta mengevaluasi proses pemecahan masalah. 3 Berdasarkan hasil penelitian pada tabel 4.1 didapatkan nilai rata-rata pretest untuk kelas eksperimen sebesar 39,06 dan kelas kontrol sebesar 37,8. Setelah diberi penerapan model PBL pada kelas eksperimen pada tabel 4.3 1 Taufik Amir,Inovasi Pendidikan Melalui Problem Based Learning,Jakarta:Kencana Prenada Media Group,2010,h.22. 2 Rusmono, Strategi Pembelajaran Problem Based Learning, Jakarta: Ghalia Indonesia, 2012,h.74 3 Trianto,Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif, Jakarta: Kencana,2010 ,h.98. didapatkan nilai posttest sebesar 75 sedangkan kelas kontrol dengan metode konvensional sebesar 63. Dilihat dari peningkatan nilai mean, kelas eksperimen meningkat sebesar 35,94 poin sedangkan kelas kontrol sebesar 25,2. Terlihat bahwa pada kelas eksperimen peningkatan nilai mean pada tes pemahaman konsep lebih besar dibandingkan pada kelas kontrol. Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh SM Raimi bahwa penggunaan model PBL memberikan ketuntasan belajar yang tinggi. 4 Berdasarkan pada tabel 4.9 sebelum dilakukan pembelajaran PBL pada kelas eksperimen dan metode konvensional pada kelas kontrol didapatkan hasil uji hipotesis bahwa pada data pretest didapatkan nilai t tabel t hitung 1,670,6. Hal ini menandakan bahwa tidak terdapat perbedaan antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Setelah dilakukan proses pembelajaran menggunakan model PBL pada kelas kontrol dan metode konvensional pada kelas kontrol pada tabel 4.10 didapatkan hasil uji hipotesis pada posttest yakni dengan nilai t tabel t hitung 4,851,67. Hasil tersebut menandakan terdapat pengaruh yang signifikan pada kelas eksperimen terhadap pemahaman konsep siswa dibanding pada kelas kontrol. Hal ini seperti yang dikatakan pada penelitian yang dilakukan oleh Aji Trihatmo bahwa berdasarkan analisa angket menyatakan bahwa rata-rata siswa merasa lebih paham terhadap materi yang diajarkan dengan model pembelajaran berbasis masalah. 5 Model PBL yang berlandaskan kontruktivistik membuat siswa terbimbing untuk menemukan suatu pengetahuan secara mandiri melalui kerja 4 S.M.Raimi,Problem Based Learning Strategy and Quantitative Ability In College of Education Student Learning of Integrated Science, Ilorin Journal of Education,h.9. 5 Aji Trihatmo,dkk.,Penggunaan Model Problem Based Learning pada Materi Larutan Penyangga dan Hidrolisis, Journal Chemistry in Education, 2012, h.10.