pengajaran yang telah ditetapkan atau tidak, dan juga untuk memberikan umpan balik bagi siswa maupun bagi bagi guru berdasarkan hasil evaluasi
tersebut.
6. Pembelajaran Kimia
Dalam kamus besar bahasa Indonesia kimia diartikan sebagai ilmu tentang susunan sifat, dan reaksi suatu unsur atau zat kimia. Kimia juga
dibagi menjadi kimia analisis; cabang ilmu kimia yang berkaitan dengan penentuan macam dan kadar suatu zat, kimia anorganik; cabang kimia
yang mempelajari tentang unsur dan senyawa yang meliputi air, gas, logam, asam, basa, dan mineral, kecuali karbon, kimia farmasi; cabang
kimia tentang susunan pembuatan, dan pengujian obat-obatan, kimia fisika; cabang kimia yang mempelajari tentang aspek teori partikel materi
dan hukumnya seperti dirumuskan oleh fisika, kimia inti; cabang kimia yang mempelajari tentang reaksi inti dan sifat jenis inti yang dibentuk,
kimia listrik; kimia tentang proses terjadinya energi kimia menjadi energi listrik dan sebaliknya serta penggunaannya, kimia organik dan ilmu kimia
yang lainnya. Pembelajaran kimia berkaitan dengan pembelajaran sains. Sains
berkaitan dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis sehingga sains bukan hanya kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-
fakta ataupun konsep-konsep atau prinsip-prinsip saja tetapi juga merupakan suatu proses penemuan. Pendidikan sains di sekolah menengah
diharapkan dapat menjadi wahana bagi siswa untuk mempelajari diri sendiri dan alam sekitar serta prospek pengembangan lebih lanjut dalam
penerapannya di kehidupan sehari-hari. Pendidikan sains menekankan pada pemberian pengalaman
langsung untuk mengembangkan kompetensi agar siswa mampu menjelajahi dan memahami alam sekitar secara alamiah. Pendidikan sains
diarahkan untuk mencari tahu dan berbuat sehingga dapat membantu siswa untuk memperoleh pemahaman yang lebih mendalam tentang alam sekitar.
Ilmu kimia merupakan ilmu yang diperoleh dan dikembangkan berdasarkan eksperimen yang mencari jawaban atas pertanyaan apa,
mengapa, dan bagaimana gejala-gejala alam; khususnya yang berkaitan dengan komposisi, struktur dan sifat, transformasi, dan dinamika serta
energetika zat. Ilmu kimia merupakan produk pengetahuan kimia yang berupa fakta, teori, prinsip, dan hukum temuan saintis dan proses kerja
ilmiah. Oleh sebab itu dalam penilaian dan pembelajaran kimia harus memperhatikan karakteristik ilmu kimia sebagai produk dan proses.
Belajar merupakan proses dari perkembangan hidup manusia. Belajar adalah suatu proses bukan sekedar pengalaman seperti
dikemukakan oleh James O. Whitaker bahwa “Belajar dapat didefinisikan sebagai proses di mana tinglah laku ditimbulkan atau diubah melalui
latihan atau pengalaman.” Sedangkan Chaplin dalam Dictionary of Phscycology membatasi belajar dengan dua macam rumusan, yaitu:
1 Belajar adalah perolehan perubahan tingkah laku yang relatif menetap
sebagai akibat latihan dan pengalaman 2
Belajar adalah proses memperoleh respon-respon sebagai akibat adanya latihan khusus.
Sedangkan konsep pembelajaran merujuk kepada penataan lingkungan fisik, sosial, cultural, dan psikologis atau spiritual yang
memberi suasana bagi tumbuh dan berkembangnya proses belajar. Jadi dilihat dari individu yang belajar siswa, proses belajar bersifat internal
dan unik, sedangkan proses pembelajaran bersifat eksternal adalah proses pembelajaran yang sengaja dirancang dan bersifat rekayasa.
Karena pembelajaran bersifat rekayasa, yakni rekayasa perilaku akan proses tersebut terkait tujuan. Atas dasar itu maka terjadinya proses
belajar adalah kriteria dasar dari proses pembelajaran. Dengan kata lain proses pembelajaran dinilai berhasil bila siswa dapat belajar sesuai dengan
tujuan yang dirancang sebelumnya. Belajar karena proses pembelajaran akan lebih terarah dan terkendali dari pada belajar karena pengalaman
semata-mata.