Hakikat Pembelajaran Expository Deskripsi Teori 1.

a Preparasi: Guru menyiapkan bahan selengkapnya secara sistematis dan rapih b Apersepsi: Guru bertanya atau memberikan uraian singkat untuk mengarahkan perhatian peserta didik pada materi yang akan diajarkan c Presentasi: Guru menyajikan bahan dengan cara memberikan ceramah atau memerintahkan peserta didik membaca bahan yang telah dipersiapkan dari teks tertentu atau ditulis oleh guru. d Resitasi: guru bertanya dan peserta didik menjawab sesuai dengan bahan yang dipelajari atau peserta didik diperintahkan untuk menyatakan kembali dengan kata-kata sendiri mengenai pokok-pokok bahasan yang telah dipelajari lisan atau tertulis. Metode pembelajaran expository merupakan pendekatan yang seringkali guru gunakan. Hal ini telah menjadi kebiasaan berahun-tahun. Guru merasa belum puas dan belum mengajar bila tidak banyak menyajikan informasi mengenai suatu mata pelajaran. Pola interaksi dalam proses belajar mengajar dengan pendekatan tersebut memang banyak didominasi oleh guru atau dikenal dengan istilah “teacher centered”. Pendekatan tersebut hanya membuat siswa menjadi menerima informasi materi pelajaran yang baik. Rasa bosan, jenuh, serta berkurangnya kepuasan belajar pada diri siswa merupakan situasi yang menekan emosi siswa. Perasaan-perasaan demikian akan mempengaruhi proses belajar pada diri siswa. Hal-hal tersebut perlu dipertimbangkan oleh para guru karena penggunaan pendekatan atau metode pembelajaran tersebut setidaknya dapat merugikan pengetahuan dan hasil belajar siswa. Namun demikian bukan berarti pendekatan atau metode expository tidak baik sama sekali. Ada beberapa keunggulan yang dimiliknya, antara lain: pendekatan ini mudah dilakukan guru karena hanya menyampaikan informasi mengenai materi pelajaran saja. Waktu yang digunakan lebih singkat, guru dapat menguasai kelas dan pengorganisasian kelaspun lebih sederhana. Dalam penelitian ini guru menjelaskan materi pada konsep sistem periodik unsur dan ikatan kimia tanpa disertai pembelajaran yang lain. Pembelajaran yang dimaksud adalah pembelajaran portofolio yang mengandung penilaian portofolio.

4. Definisi Hasil Belajar

Secara kodrati manusia memiliki potensi dasar yang secara esensial membedakan manusia dengan hewan, yaitu pikiran, perasaan, dan kehendak. Sekalipun demikian, potensi dasar yang dimiliki manusia itu tidaklah sama bagi masing-masing manusia. Untuk mencapai perkembangan yang optimal diperlukan belajar. 21 Belajar diartikan sebagai proses perubahan tingkah laku pada diri individu berkat adanya interaksi antar individu dan individu dengan lingkunganya. Burton menyatakan “Learning is a change in the individual due to instruction of that individual and his environment, which feel a need and make him more capable of dealing adeguately with his environment.” Dalam ungkapan di atas terdapat kata “change” atau perubahan yang berarti bahwa seseorang setelah mengalami proses belajar akan mengalami perubahan tingkah laku, baik aspek pengetahuannya, keterampilannya, maupun aspek sikapnya. Misalnya dari tak bisa menjadi bisa, dan tidak mengerti menjadi mengerti, dari ragu-ragu menjadi yakin, dari tidak sopan menjadi sopan. Kriteria keberhasilan dalam belajar ditandai dengan terjadinya perubahan tingkah laku individu yang belajar. 22 Menurut Gonbach, belajar yang sebaik-baiknya adalah dengan mengalami, dan dengan mengalami itu si pelajar menggunakan panca inderanya. Sedangkan menurut Hilgard, belajar merupakan proses perbuatan yang dilakukan dengan sengaja, yang kemudian menimbulkan 21 H. Sunarto Agung hartono, Perkembangan Peseta Didik, Jakarta: Rineka Cipta, 2002, Cet Ke-2, h. 170 22 M. Uzer Usman, Menjadi Guru ..., Cet. Ke-8, h. 5 perubahan yang keadaannya berbeda dari perubahan yang ditimbulkan oleh yang lainnya. 23 Abdurrahman Abror membuat definisi belajar dengan tiga kriteria, yaitu: 24 1 Bahwa belajar menimbulkan suatu perubahan dalam arti tingkah laku, kapasitas yang relatif tetap. 2 Bahwa perubahan itu pada pokoknya membedakan antara keadaan sebelum individu berada dalam situasi belajar dan setelah melakukan belajar. 3 Bahwa perubahan itu dilakukan melalui kegiatan, usaha, atau praktik yang disengaja atau diperbuat. Suatu proses belajar akan menghasilkan hasil belajar. Hasil belajar ini nyata terlihat dari apa yang dilakukan oleh siswa yang sebelumnya tidak dapat dilakukannya. Dalam hal ini terjadi perubahan tingkah laku yang dapat diamati dan dapat dibuktikan dengan perbuatan. Hal ini sesuai dengan pernyataan S. Nasution yang mendefinisikan hasil belajar sebagai suatu perbuatan yang terjadi pada individu yang belajar, bukan saja perubahan mengenai pengetahuan, tetapi juga pengetahuan untuk membentuk kecakapan, kebiasaan, sikap, pengertian, penguasaaan, dan penghargaan dalam diri pribadi individu yang belajar. 25 Belajar pada dasarnya adalah perubahan tingkah laku yang relatif menetap dan dapat diperoleh melalui pengalaman. Pengalaman dapat berupa interaksi dengan lingkungan eksternal dan melibatkan proses yang tidak nampak. Belajar juga merupakan perilaku aktif siswa dalam menghadapi lingkungan untuk mendapatkan pengalaman, pengetahuan, pemahaman, dan makna. Menurut Wortman, Loftus, dan Marshall, belajar merupakan kegiatan mental individu yang kompleks dan biasanya menghasilkan perubahan tingkah laku dan pola pikir pelajar, sehingga 23 Abd. Rachman Abror, Psikologi Pendidikan, Yogyakarta: Tiara Wacana, 1993, Cet. Ke-4, h. 66 24 Abd. Rachman Abror, Psikologi ..., h. 67 25 S. Nasution, Didaktik Azas-azas Mengajar, Bandung: Jemars, 1982, h. 25

Dokumen yang terkait

Perbedaan Hasil Belajar Mahasiswa Semester II Dengan Menggunakan Metode Pembelajaran Konvensional Dan Metode Pembelajaran Kooperatif Group Investigation Pada Blok Metabolisme dan Nutrisi di Fakultas Kedokteran UMSU Tahun 2014

0 48 114

Perbedaan Hasil Belajar Siswa Pada Konsep Cahaya Dengan Menggunakan Metode Eksperimen Dan Metode Demonstrasi

1 10 213

Peningkatan hasil belajar siswa dengan metode diskusi pada mata pelajaran IPS di kelas V MI Ta’lim Mubtadi I Kota Tangerang

0 12 121

Penerapan metode permainan ular tangga (Snakes Ledder) untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS: penelitian tindakan kelas di MTs. Al Ikhwaniyah Pondok Aren

1 33 161

PERBEDAAN PEGARUH METODE PEMBELAJARAN EKSPERIMEN MODEL SEQIP DAN KONVENSIONAL TERHADAP HASIL BELAJAR IPA DITINJAU DARI KREATIVITAS SISWA

0 11 225

PERBEDAAN HASIL BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN LATIHAN INKUIRI DENGAN PEMBELAJARAN KONVENSIONAL PADA MATA PELAJARAN FISIKA.

0 4 8

PERBEDAAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN EKONOMI ANTARA METODE PROBLEM BASED LEARNING DENGAN METODE KONVENSIONAL PADA SISWA KELAS X DI SMA NEGERI 1 SURAKARTA.

0 1 86

KEEFEKTIFAN METODE PEMBELAJARAN COOPERATIVE LEARNING TIPE STAD DAN METODE KONVENSIONAL TERHADAP HASIL BELAJAR KEEFEKTIFAN METODE PEMBELAJARAN COOPERATIVE LEARNING TIPE STAD DAN METODE KONVENSIONAL TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS V SD NEGERI

0 0 11

PERBEDAAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN DENGAN MENGGUNAKAN METODE PERBEDAAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN DENGAN MENGGUNAKAN METODE KONVENSIONAL DAN METODE NHT (NUMBERED HEAD TOGETHER) PADA KELAS V SD N

0 1 16

PERBEDAAN PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN METODE COOPERATIVE LEARNING TIPE TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION DENGAN METODE KONVENSIONAL PADA MATA PELAJARAN TIK DI SMA NEGERI 1 PURWANEGARA.

0 7 347