Definisi Hasil Belajar Deskripsi Teori 1.

perubahan yang keadaannya berbeda dari perubahan yang ditimbulkan oleh yang lainnya. 23 Abdurrahman Abror membuat definisi belajar dengan tiga kriteria, yaitu: 24 1 Bahwa belajar menimbulkan suatu perubahan dalam arti tingkah laku, kapasitas yang relatif tetap. 2 Bahwa perubahan itu pada pokoknya membedakan antara keadaan sebelum individu berada dalam situasi belajar dan setelah melakukan belajar. 3 Bahwa perubahan itu dilakukan melalui kegiatan, usaha, atau praktik yang disengaja atau diperbuat. Suatu proses belajar akan menghasilkan hasil belajar. Hasil belajar ini nyata terlihat dari apa yang dilakukan oleh siswa yang sebelumnya tidak dapat dilakukannya. Dalam hal ini terjadi perubahan tingkah laku yang dapat diamati dan dapat dibuktikan dengan perbuatan. Hal ini sesuai dengan pernyataan S. Nasution yang mendefinisikan hasil belajar sebagai suatu perbuatan yang terjadi pada individu yang belajar, bukan saja perubahan mengenai pengetahuan, tetapi juga pengetahuan untuk membentuk kecakapan, kebiasaan, sikap, pengertian, penguasaaan, dan penghargaan dalam diri pribadi individu yang belajar. 25 Belajar pada dasarnya adalah perubahan tingkah laku yang relatif menetap dan dapat diperoleh melalui pengalaman. Pengalaman dapat berupa interaksi dengan lingkungan eksternal dan melibatkan proses yang tidak nampak. Belajar juga merupakan perilaku aktif siswa dalam menghadapi lingkungan untuk mendapatkan pengalaman, pengetahuan, pemahaman, dan makna. Menurut Wortman, Loftus, dan Marshall, belajar merupakan kegiatan mental individu yang kompleks dan biasanya menghasilkan perubahan tingkah laku dan pola pikir pelajar, sehingga 23 Abd. Rachman Abror, Psikologi Pendidikan, Yogyakarta: Tiara Wacana, 1993, Cet. Ke-4, h. 66 24 Abd. Rachman Abror, Psikologi ..., h. 67 25 S. Nasution, Didaktik Azas-azas Mengajar, Bandung: Jemars, 1982, h. 25 dengan adanya perubahan maka dapat dikatakan bahwa kegiatan belajar learning telah terjadi. Menurut Gagne, hasil belajar dapat dikaitkan dengan terjadinya perubahan kepandaian, kecakapan, atau kemampuan seseorang yang terjadi secara bertahap. Hasil belajar diwujudkan dalam lima kemampuan, yaitu keterampilan intelektual, strategi kognitif, informasi verbal, keterampilan motorik, dan sikap. 26 Pendapat di atas sama dengan pendapat Bloom yang menyatakan bahwa ada tiga dimensi hasil belajar yaitu dimensi kognitif, dimensi afektif, dan dimensi psikomotorik. Dimensi kognitif adalah kemampuan yang berhubungan dengan berpikir, mengetahui, dan memecahkan masalah seperti pengetahuan komprehensif, aplikatif, sintesis, analisis, dan pengetahuan evaluatif. Dimensi afektif adalah kemampuan yang berhubungan dengan sikap, nilai, minat, dan apresiasi. Sedangkan dimensi psikomotorik adalah kemampuan yang berhubungan dengan keterampilan motorik. 27 Hasil belajar akan lebih baik apabila peserta didik memiliki hasrat atau tekad untuk mempelajari sesuatu. Tentu kuatnya tekad itu bergantung pada beberapa faktor antara lain nilai tujuan pelajaran itu bagi peserta didik. Berbeda dengan ilmu-ilmu teoritis yang berlandaskan matematika, di mana perkembangannya didasarkan atas cara deduktif, maka bagi ilmu-ilmu yang berlandaskan pengamatan dan eksperimen seperti kimia perkembangannya didasarkan atas cara induktif. Langkah pertama adalah pengumpulan data yang diperoleh melalui pengamatan dan eksperimen. Mengingat pengumpulan data adalah langkah pertama, maka kecermatan dan keobjektifan dari pengamatan ini sangat menentukan makna data tersebut. Sehubungan dengan hal tersebut perlu dilakukan usaha untuk mendapatkan cara yang cermat dan objektif tadi. 26 Nana sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, bandung: PT. Remaja Rosda karya, 2008 Cet. Ke-11, h. 22 27 H. Veitthzai Riva’I, Prestasi Hasil Belajar Peserta Program MM, http:www.depdiknas.co.id , 2004, Jurnal Pendidikan Hal terpenting dalam kaitannya dengan pengajaran kimia adalah menyebarluaskan kemampuan untuk dapat memahami adanya keragaman sifat zat di alam serta kemampuan untuk menemukan keteraturan di antara keragaman tersebut. Melalui pengamatan tentang adanya berbagai keteraturan dalam sifat ini, dimungkinkan untuk melakukan pengubahan sifat zat yang satu menjadi sifat zat yang lain. Hal ini akan membuka jalan bagi penjelajahan lebih lanjut tentang sifat-sifat zat di alam. Dengan demikian hasil belajar kimia dapat diartikan sebagai hasil perubahan tingkah laku yang disengaja sebagai hasil belajar kimia yang ditunjukkan oleh adanya perubahan dari tidak bisa menjadi bisa, atau peningkatan pengetahuan tentang kimia, pemahaman, sikap, dan tingkah laku, keterampilan, kecakapan, kebiasaan, serta perubahan aspek-aspek lain yang ada pada diri siswa yang bersangkutan setelah menerima pelajaran terutama pelajaran sains kimia.

5. Tes Hasil Belajar

Tes terambil dari kata testum, suatu pengertian dalam bahasa Perancis kuno yang berarti piring untuk menyisihkan logam-logam mulia. Dalam bahasa Inggris ditulis test yang dalam bahasa Indonesia diterjemahkan dengan tes, ujian atau percobaan. Seperti yang dikutip oleh Suharsimi Arikunto dari Amir Daien Indrakusuma dikatakan bahwa “tes” adalah suatu alat atau prosedur yang sistematis dan objektif untuk memperoleh data-data atau keterangan- keterangan yang diinginkan seseorang dengan cepat dan tepat. Sedangkan dilihat dari wujud fisiknya tes adalah sekumpulan pertanyaan yang harus dijawab atau yang harus dikerjakan yang akan memberikan informasi mengenai aspek kognitif tertentu berdasarkan jawaban terhadap pertanyaan-pertanyaan atau cara dan hasil subjek dalam melakukan tugas- tugas tersebut. Perlu diketahui bahwa evaluasi sangat penting dilakukan untuk mengetahui apakah proses belajar mengajar tersebut telah mencapai tujuan pengajaran yang telah ditetapkan atau tidak, dan juga untuk memberikan umpan balik bagi siswa maupun bagi bagi guru berdasarkan hasil evaluasi tersebut.

6. Pembelajaran Kimia

Dalam kamus besar bahasa Indonesia kimia diartikan sebagai ilmu tentang susunan sifat, dan reaksi suatu unsur atau zat kimia. Kimia juga dibagi menjadi kimia analisis; cabang ilmu kimia yang berkaitan dengan penentuan macam dan kadar suatu zat, kimia anorganik; cabang kimia yang mempelajari tentang unsur dan senyawa yang meliputi air, gas, logam, asam, basa, dan mineral, kecuali karbon, kimia farmasi; cabang kimia tentang susunan pembuatan, dan pengujian obat-obatan, kimia fisika; cabang kimia yang mempelajari tentang aspek teori partikel materi dan hukumnya seperti dirumuskan oleh fisika, kimia inti; cabang kimia yang mempelajari tentang reaksi inti dan sifat jenis inti yang dibentuk, kimia listrik; kimia tentang proses terjadinya energi kimia menjadi energi listrik dan sebaliknya serta penggunaannya, kimia organik dan ilmu kimia yang lainnya. Pembelajaran kimia berkaitan dengan pembelajaran sains. Sains berkaitan dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis sehingga sains bukan hanya kumpulan pengetahuan yang berupa fakta- fakta ataupun konsep-konsep atau prinsip-prinsip saja tetapi juga merupakan suatu proses penemuan. Pendidikan sains di sekolah menengah diharapkan dapat menjadi wahana bagi siswa untuk mempelajari diri sendiri dan alam sekitar serta prospek pengembangan lebih lanjut dalam penerapannya di kehidupan sehari-hari. Pendidikan sains menekankan pada pemberian pengalaman langsung untuk mengembangkan kompetensi agar siswa mampu menjelajahi dan memahami alam sekitar secara alamiah. Pendidikan sains diarahkan untuk mencari tahu dan berbuat sehingga dapat membantu siswa untuk memperoleh pemahaman yang lebih mendalam tentang alam sekitar.

Dokumen yang terkait

Perbedaan Hasil Belajar Mahasiswa Semester II Dengan Menggunakan Metode Pembelajaran Konvensional Dan Metode Pembelajaran Kooperatif Group Investigation Pada Blok Metabolisme dan Nutrisi di Fakultas Kedokteran UMSU Tahun 2014

0 48 114

Perbedaan Hasil Belajar Siswa Pada Konsep Cahaya Dengan Menggunakan Metode Eksperimen Dan Metode Demonstrasi

1 10 213

Peningkatan hasil belajar siswa dengan metode diskusi pada mata pelajaran IPS di kelas V MI Ta’lim Mubtadi I Kota Tangerang

0 12 121

Penerapan metode permainan ular tangga (Snakes Ledder) untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS: penelitian tindakan kelas di MTs. Al Ikhwaniyah Pondok Aren

1 33 161

PERBEDAAN PEGARUH METODE PEMBELAJARAN EKSPERIMEN MODEL SEQIP DAN KONVENSIONAL TERHADAP HASIL BELAJAR IPA DITINJAU DARI KREATIVITAS SISWA

0 11 225

PERBEDAAN HASIL BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN LATIHAN INKUIRI DENGAN PEMBELAJARAN KONVENSIONAL PADA MATA PELAJARAN FISIKA.

0 4 8

PERBEDAAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN EKONOMI ANTARA METODE PROBLEM BASED LEARNING DENGAN METODE KONVENSIONAL PADA SISWA KELAS X DI SMA NEGERI 1 SURAKARTA.

0 1 86

KEEFEKTIFAN METODE PEMBELAJARAN COOPERATIVE LEARNING TIPE STAD DAN METODE KONVENSIONAL TERHADAP HASIL BELAJAR KEEFEKTIFAN METODE PEMBELAJARAN COOPERATIVE LEARNING TIPE STAD DAN METODE KONVENSIONAL TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS V SD NEGERI

0 0 11

PERBEDAAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN DENGAN MENGGUNAKAN METODE PERBEDAAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN DENGAN MENGGUNAKAN METODE KONVENSIONAL DAN METODE NHT (NUMBERED HEAD TOGETHER) PADA KELAS V SD N

0 1 16

PERBEDAAN PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN METODE COOPERATIVE LEARNING TIPE TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION DENGAN METODE KONVENSIONAL PADA MATA PELAJARAN TIK DI SMA NEGERI 1 PURWANEGARA.

0 7 347