Pembelajaran Kimia Deskripsi Teori 1.
Ilmu kimia merupakan ilmu yang diperoleh dan dikembangkan berdasarkan eksperimen yang mencari jawaban atas pertanyaan apa,
mengapa, dan bagaimana gejala-gejala alam; khususnya yang berkaitan dengan komposisi, struktur dan sifat, transformasi, dan dinamika serta
energetika zat. Ilmu kimia merupakan produk pengetahuan kimia yang berupa fakta, teori, prinsip, dan hukum temuan saintis dan proses kerja
ilmiah. Oleh sebab itu dalam penilaian dan pembelajaran kimia harus memperhatikan karakteristik ilmu kimia sebagai produk dan proses.
Belajar merupakan proses dari perkembangan hidup manusia. Belajar adalah suatu proses bukan sekedar pengalaman seperti
dikemukakan oleh James O. Whitaker bahwa “Belajar dapat didefinisikan sebagai proses di mana tinglah laku ditimbulkan atau diubah melalui
latihan atau pengalaman.” Sedangkan Chaplin dalam Dictionary of Phscycology membatasi belajar dengan dua macam rumusan, yaitu:
1 Belajar adalah perolehan perubahan tingkah laku yang relatif menetap
sebagai akibat latihan dan pengalaman 2
Belajar adalah proses memperoleh respon-respon sebagai akibat adanya latihan khusus.
Sedangkan konsep pembelajaran merujuk kepada penataan lingkungan fisik, sosial, cultural, dan psikologis atau spiritual yang
memberi suasana bagi tumbuh dan berkembangnya proses belajar. Jadi dilihat dari individu yang belajar siswa, proses belajar bersifat internal
dan unik, sedangkan proses pembelajaran bersifat eksternal adalah proses pembelajaran yang sengaja dirancang dan bersifat rekayasa.
Karena pembelajaran bersifat rekayasa, yakni rekayasa perilaku akan proses tersebut terkait tujuan. Atas dasar itu maka terjadinya proses
belajar adalah kriteria dasar dari proses pembelajaran. Dengan kata lain proses pembelajaran dinilai berhasil bila siswa dapat belajar sesuai dengan
tujuan yang dirancang sebelumnya. Belajar karena proses pembelajaran akan lebih terarah dan terkendali dari pada belajar karena pengalaman
semata-mata.
Proses pembelajaran secara keseluruhan dari awal sampai akhir kegiatan harus dapat membangkitkan aktivitas siswa sebagai objek
sekaligus sebagai subjek dalam pembelajaran. Proses pembelajaran sangat dipengaruhi oleh kegiatan awal atau pendahuluan dalam pembelajaran.
Oleh sebab itu kegiatan pembelajaran harus direncanakan dan dilaksanakan secara sistematis, fleksibel, efektif, dan efisien.
Proses pembelajaran pada hakikatnya merupakan proses komunikasi antara siswa dan guru serta antara siswa dengan siswa dalam
rangka perubahan sikap. Karena itu baik konseptual maupun operasional konsep-konsep komunikasi dan perubahan sikap akan selalu melekat
dalam pembelajaran. Proses komunikasi pembelajaran melibatkan dua pihak, yakni
guru dan siswa yang lebih dari satu orang. Dalam ukuran kelas normal berjumlah 35-40 orang. Guru memegang peran utama sebagai
komunikator dan siswa memegang peran utama sebagai komunikan. Masing-masing pihak pada giliranya bertukar peran menjadi pemberi dan
penerima informasi. Dengan adanya komunikasi siswa akan mendapatkan kemudahan untuk dapat melakukan proses belajar. Makin tinggi intensitas
proses belajar yang terjadi sebagai dampak dari komunikasi maka proses pembelajaran akan semakin baik pula.
Alport menjelaskan antara komunikasi dengan perubahan sikap sebagai berikut:
1 Sikap merupakan satu kecenderungan dalam diri individu yang
diwujudkan dalam bentuk kesiapan mental dan kesiapan fisik 2
Sikap terwujudkan dalam bentuk respon atau tanggapan individu terhadap suatu atau sejumlah objek dan situasi yang dihadapi.
3 Sikap berfungsi pemberi arah dan langkah kepada individu yang
diwujudkan dalam bentuk respon terhadap objek sikap. Dari penjelasan di atas sikap memiliki tiga unsur yakni kognisi,
perasaan, dan kecenderungan bertindak. Untuk dapat merancang dan melaksanakan pembelajaran yang baik seorang guru seharusnya
menerapkan konsep psikologi perkembangan anak. Ketiga teori tersebut seyogyanya melandasi para pengajar dalam merancang dan melaksanakan
kegiatan pembelajaran.