Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN

Pelajaran kimia merupakan salah satu pelajaran yang dipelajari siswa sekolah formal dari SMP hingga SMA dan bahkan sampai ke perguruan tinggi. Ilmu kimia merupakan ilmu yang diperoleh dan dikembangkan berdasarkan eksperimen yang mencari jawaban atas pertanyaan apa, mengapa, dan bagaimana gejala-gejala alam; khususnya yang berkaitan dengan komposisi, struktur, dan sifat, transformasi, dinamika, dan energetika zat. Oleh karena itu mata pelajaran kimia di SMA mempelajari segala sesuatu tentang zat yang meliputi komposisi, struktur dan sifat, transformasi, dinamika dan energetika zat yang melibatkan keterampilan dan penalaran. Ilmu kimia merupakan produk pengetahuan kimia yang berupa fakta, teori, prinsip, hukum temuan saintis dan proses kerja ilmiah. Oleh sebab itu, dalam penilaian dan pembelajaran kimia harus memperhatikan karakteristik ilmu kimia sebagai produk dan proses. 3 Di samping itu pembelajaran kimia di SMA bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan membentuk sikap positif terhadap kimia dengan menyadari keteraturan dan keindahan alam serta mengagungkan kebesaran Tuhan Yang Maha Esa; memupuk sikap ilmiah yaitu jujur, objektif , terbuka, ulet, kritis, dan dapat bekerjasama dengan orang lain; memperoleh pengalaman dalam menerapkan metode ilmiah melalui percobaan atau eksperimen, di mana peserta didik melakukan pengujian hipotesis dengan merancang percobaan melalui pemasangan instrumen, pengambilan, pengolahan, dan penafsiran data, serta menyampaikan hasil percobaan secara lisan dan tertulis; meningkatkan kesadaran tentang terapan kimia yang dapat bermanfaat dan juga merugikan bagi individu, masyarakat dan lingkungan serta menyadari pentingnya mengelola dan melestarikan lingkungan demi kesejahteraan masyarakat; memahami konsep, prinsip, hukum, dan teori kimia serta saling keterkaitannya dan penerapannya untuk menyelesaikan masalah dalam kehidupan sehari-hari dan teknologi. 3 Badan Penelitian dan Pengembangan Departemen Pendidikan Nasional; Standar Kompetensi Mata Pelajaran Kimia SMA dan MA, Jakarta: Pusat Kurikulum, balitbang Depdiknas, 2003, Cet.ke-4, h. 7 Kondisi yang terjadi dalam pembelajaran kimia saat ini antara lain pembelajaran kimia hanya menitikberatkan pada aspek kognitif dan belum maksimal merambah pada aspek afektif dan psikomotorik. Untuk mendukung hal ini maka dalam pembelajaran kimia perlu menggunakan model pembelajaran portofolio yang mencakup pendekatan dan metode pembelajaran. Model pembelajaran yang digunakan adalah Portofolio Kerja Harian working portofolio dan Portofolio Dokumentasi documentacy Portofolio Untuk mencapai tujuan tersebut diperlukan berbagai upaya peningkatan komponen yang terdapat di dalamnya . Sekolah merupakan lembaga pendidikan yang berperan dalam upaya mencerdaskan kehidupan bangsa. Peningkatan kualitas pendidikan tentunya tak terlepas dari upaya peningkatan komponen-komponen yang terdapat di dalamnya. Di antara komponen itu antara lain adalah metode pembelajaran dan guru. Di sekolah tentunya berlangsung kegiatan belajar mengajar. Agar kegiatan tersebut dapat terwujud dengan baik, maka dibutuhkan sumber daya manusia guru yang baik dan professional. E. T. Ruseffendi 1988:73 mengatakan bahwa terdapat sepuluh faktor yang dapat mempengaruhi keberhasilan siswa dalam belajar. Diantara faktor itu hampir separuhnya tergantung siswa, yaitu faktor kecerdasan anak, kesiapan anak, dan bakat anak. Sedangkan faktor penyebab yang lain tergantung pada guru, yaitu kemampuan kompetensi guru, suasana belajar dan kepribadian guru serta kondisi masyarakat. Kompetensi guru mencakup penguasaan metodologi cara mengajar yang akan membuat suasana pembelajaran menjadi lebih sistematik, penguasaan konsep materi sebagai salah satu bukti profesionalisme seorang guru, penguasaan sosial yang akan membuat interaksi positif antara kedua stake holder guru dan murid dalam pembelajaran. Kompetensi terakhir adalah penguasaan kepribadian personal yang akan menjadi tolak ukur siswa untuk meneladani sikap dan tingkahlaku seorang guru dalam proses pembelajaran. Dari beberapa faktor yang telah dijabarkan di atas, guru merupakan salah satu faktor penyebab dari keberhasilan belajar siswa. Oleh karena itu seorang guru harus mampu menciptakan situasi dan kondisi yang membantu meningkatkan efisiensi dan efektifitas pada proses belajar mengajar. Di samping itu juga guru harus membuat strategi dan metode mengajar dengan tepat serta memberikan motivasi kepada siswa agar dapat menumbuhkembangkan semangat dan minat siswa dalam belajar sehingga diperoleh hasil belajar yang diinginkan. Berdasarkan pengaruh guru terhadap keberhasilan belajar siswa di atas maka dalam proses belajar mengajar diperlukan suatu metode mengajar yang tepat sehingga dapat memotivasi siswa untuk belajar lebih giat. Metode ini pula yang akan mengantarkan siswa mencapai kompetensi, yakni perpaduan pengetahuan, sikap, dan keterampilan yang terefleksikan dalam kehidupan sehari-hari. Hal ini sesuai dengan pengertian kompetensi yang dikemukakan McAshan dalam Mulyasa bahwa kompetensi itu adalah “...a knowledge, skills, and abilities or capabilities that a person achieves, which become part of his or her being to the exent he or she can satisfactorily perform particular cognitive, afective, and psychomotor behaviors”. Menurut McAshan, kompetensi itu adalah suatu pengetahuan, keterampilan dan kemampuan atau kapabilitas yang dimiliki oleh seseorang yang telah menjadi bagian dari dirinya sehingga mewarnai perilaku kognitif, afektif, dan psikomotoriknya. 4 Kondisi yang terjadi saat ini dalam pelajaran kimia pada materi pokok sistem periodik unsur dan ikatan kimia tidak mudah dicerna dan diterima oleh siswa. Beberapa penyebab kesulitan tersebut antara lain siswa beranggapan bahwasanya pelajaran kimia bersifat abstrak, memerlukan hafalan, serta menjadi pelajaran yang ditakuti oleh siswa. Banyak siswa yang kurang menyukai pelajaran kimia dan menganggap pelajaran ini sulit. Anggapan sulit ini karena telah tertanam dalam benak mereka bahwasanya pembelajaran kimia hanya didominasi oleh aspek kognitif belaka. Di samping itu telah 4 E. Mulyasa, Kurikulum Berbasis Kompetensi; Konsep, Karakteristik, dan Implementasi Bandung: PT. Remaja Rosda Karya, 2003, Cet.Ke-8.,h. 38 tertanam dalam jiwa mereka bahwasanya guru kimia umumnya sering menggunakan metode mengajar yang kurang menarik, pembelajaran berpusat kepada guru teacher oriented, monoton, serta membosankan. Di sini penulis akan mengemukakan salah satu solusi bagaimana materi pelajaran diharapkan mudah diterima siswa dan agar tujuan pembelajaran itu tercapai dengan baik. Penulis akan mengambil salah satu metode pembelajaran yang diharapkan dapat mempengaruhi hasil belajar siswa secara positif sehingga animo siswa terhadap pelajaran kimia menjadi semakin meningkat. Pembelajaran tersebut yakni pembelajaran berbasis portofolio. Pembelajaran yang tercakup dalam portofolio yang digunakan adalah seluruh peserta didik dilibatkan untuk membuat artikel kimia selama Kegiatan Belajar Mengajar KBM berlangsung. Di samping itu tes formatif, tes sumatif dan ulangan remedial dan tugas-tugas lainnya menjadi seluruh rangkaian penilaian yang menjadi bahan pembelajaran dalam portofolio Pembelajaran ini mengacu pada sejumlah prinsip dasar pembelajaran, diantaranya prinsip belajar kooperatif, belajar siswa aktif, pembelajaran partisipatorik dan mengajar yang reaktif. 5 Menurut Paulson 1991:69 portofolio sebagai kumpulan pekerjaan siswa yang menunjukkan usaha, perkembangan dan kecakapan siswa dalam satu bidang atau lebih. Kumpulan ini harus mencakup partisipasi siswa dalam seleksi isi, kriteria seleksi, kriteria penilaian, dan bukti refleksi diri. Pembelajaran berbasis portofolio termasuk dalam Kurikulum Berbasis Kompetensi KBK yang merupakan inovasi dalam pendidikan dan improvisasi pembelajaran. Melalui pendekatan ini siswa tidak hanya belajar di dalam kelas, tetapi juga belajar dari luar kelas seperti lingkungan masyarakat, ahli suatu bidang atau ilmuwan, media cetak maupun elektronika serta sarana- sarana yang tersedia. Secara umum, portofolio merupakan kumpulan hasil karya siswa atau catatan mengenai siswa yang didokumentasikan secara baik dan teratur. 5 Dasim Budimansyah, Model Pembelajaran dan Penilaian Berbasis Portofolio, Bandung: PT. Remaja Rosda Karya, 2002, h. 8 Portofolio dapat berbentuk tugas-tugas yang dikerjakan siswa, jawaban siswa atas pertanyaan guru, catatan hasil observasi guru, catatan hasil wawancara guru dengan siswa, laporan kegiatan siswa dan karangan atau jurnal yang dibuat siswa. Mengingat begitu banyaknya jenis portofolio, guru dapat mengumpulkannya melalui berbagai macam cara. Cara yang akan dipakai disesuaikan dengan tujuan yang hendak dicapai, tingkatan siswa dan jenis kegiatan yang dilakukan siswa.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan masalah yang telah disebutkan di atas, maka dapat diidentifikasi masalah-masalah berikut ini: 1. Kondisi pembelajaran kimia yang terjadi bersifat monoton, pembelajaran berpusat pada pengajarguru teacher oriented, metode pembelajaran yang kurang menarik dan membosankan. 2. Pembelajaran kimia adalah pembelajaran yang abstrak dan hal ini telah tertanam dalam benak siswa bahwasanya pembelajaran kimia di kelas hanya mengeksplorasi aspek kognitif saja tidak merefleksikan diri sebagai pengamalan dari aspek afektif dan aspek psikomotorik.

C. Pembatasan Masalah

Dari masalah yang telah diidentifikasi di atas, peneliti akan membatasi ruang lingkup masalah, agar pemecahannya terfokus dengan jelas. Masalah yang akan diteliti adalah mengenai Perbedaan Hasil Belajar Siswa dengan menggunakan Metode Pembelajaran Konvensional dan Metode Pembelajaran Portofolio dalam Mata Pelajaran Kimia . Apakah dengan digunakannya kedua jenis pembelajaran tersebut akan menghasilkan perbedaan hasil belajar. Maksud dari pembelajaran berbasis portofolio di sini adalah pembelajaran yang mengacu kepada penilaian portofolio. Portofolio yang digunakan di dalam penelitian ini meliputi: 1. Portofolio Kerja Harian Working Portofolio Portofolio jenis ini merupakan koleksi bahan bukti pembelajaran yang dikumpulkan dalam satu jangka waktu satu semestersatu tahun dan bahan atau materi dipilih oleh peserta didik. 2. Portofolio Dokumentasi Documentacy Portofolio Portofolio jenis ini mempunyai bahan bukti pembelajaran yang dikumpul secara selaras, relevan, dan objektif. Bisa juga disebut sebagai hasil pembelajaran untuk tugas tertentu task based. Proses menghasilkan bahan tugasan perlu ditunjukkan dengan jelas. Penilaian jenis ini meliputi penilaian secara formatif dan penilaian sumatif. Metode pembelajaran konvensional yang digunakan adalah metode pembelajaran expository learning yakni pengajaran dengan sistem menyampaikan materi melalui metode ceramah. Hasil belajar kimia siswa yang dimaksud pada penelitian ini selain dibatasi pada aspek kognitif tetapi juga ditambah dengan penilaian portofolio. Dan untuk lebih memfokuskan pembahasan dalam penulisan skripsi ini, penelitian ini dibatasi pada siswa kelas X SMA Negeri I Pondok Aren SMA Negeri 5 Kota Tangerang Selatan Tahun Pelajaran 20062007. Mata Pelajaran kimia dibatasi pada bab Sistem Periodik Unsur dan Ikatan Kimia.

D. Perumusan Masalah

Dari pembatasan masalah di atas maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: Apakah terdapat Perbedaan Hasil Belajar Siswa dengan Menggunakan Metode Pembelajaran Konvensional dan Metode Pembelajaran Portofolio?

E. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut:

Dokumen yang terkait

Perbedaan Hasil Belajar Mahasiswa Semester II Dengan Menggunakan Metode Pembelajaran Konvensional Dan Metode Pembelajaran Kooperatif Group Investigation Pada Blok Metabolisme dan Nutrisi di Fakultas Kedokteran UMSU Tahun 2014

0 48 114

Perbedaan Hasil Belajar Siswa Pada Konsep Cahaya Dengan Menggunakan Metode Eksperimen Dan Metode Demonstrasi

1 10 213

Peningkatan hasil belajar siswa dengan metode diskusi pada mata pelajaran IPS di kelas V MI Ta’lim Mubtadi I Kota Tangerang

0 12 121

Penerapan metode permainan ular tangga (Snakes Ledder) untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS: penelitian tindakan kelas di MTs. Al Ikhwaniyah Pondok Aren

1 33 161

PERBEDAAN PEGARUH METODE PEMBELAJARAN EKSPERIMEN MODEL SEQIP DAN KONVENSIONAL TERHADAP HASIL BELAJAR IPA DITINJAU DARI KREATIVITAS SISWA

0 11 225

PERBEDAAN HASIL BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN LATIHAN INKUIRI DENGAN PEMBELAJARAN KONVENSIONAL PADA MATA PELAJARAN FISIKA.

0 4 8

PERBEDAAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN EKONOMI ANTARA METODE PROBLEM BASED LEARNING DENGAN METODE KONVENSIONAL PADA SISWA KELAS X DI SMA NEGERI 1 SURAKARTA.

0 1 86

KEEFEKTIFAN METODE PEMBELAJARAN COOPERATIVE LEARNING TIPE STAD DAN METODE KONVENSIONAL TERHADAP HASIL BELAJAR KEEFEKTIFAN METODE PEMBELAJARAN COOPERATIVE LEARNING TIPE STAD DAN METODE KONVENSIONAL TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS V SD NEGERI

0 0 11

PERBEDAAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN DENGAN MENGGUNAKAN METODE PERBEDAAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN DENGAN MENGGUNAKAN METODE KONVENSIONAL DAN METODE NHT (NUMBERED HEAD TOGETHER) PADA KELAS V SD N

0 1 16

PERBEDAAN PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN METODE COOPERATIVE LEARNING TIPE TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION DENGAN METODE KONVENSIONAL PADA MATA PELAJARAN TIK DI SMA NEGERI 1 PURWANEGARA.

0 7 347