Perumusan Masalah Manfaat Penelitian

1. Untuk mengembangkan kurikulum kimia, sehingga dapat membantu para guru atau calon guru MIPA dalam melakukan penilaian hasil belajar siswa. 2. Sebagai sumbangan kepada dunia pendidikan mengenai hasil belajar siswa atau peserta didik yang dikembangkan lewat pembelajaran ini. 3. Sebagai bahan perbandingan bagi sekolah-sekolah yang belum melaksanakan metode pembelajaran berbasis portofolio. 4. Untuk Pihak terkait yakni Komite Sekolah dan Dewan Pendidikan . Hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat sebagai input dalam menyusun program peningkatan kualitas dan mutu sekolah sekolah.

BAB II DESKRIPSI TEORITIS, KERANGKA PIKIR,

DAN HIPOTESIS

A. Deskripsi Teori 1.

Hakikat Pembelajaran dan Metode Pembelajaran Pembahasan tentang pembelajaran tidak terlepas dari belajar dan proses belajar. Belajar dan proses belajar adalah suatu sistem yang tidak bisa saling terpisah, keduanya saling berhubungan erat. Karena proses belajar tidak akan terjadi apabila tidak ada yang mengajar, begitu juga sebaliknya apabila tidak ada yang belajar maka tidak ada yang mengajar. Dalam proses belajar mengajar sebenarnya yang mengajar dan belajar pada kondisi yang unik, karena sedikit tidak sengaja masing-masing pihak berada dalam suasana belajar. Jadi sebenarnya secara tidak langsung, seorang pengajar juga melakukan kegiatan belajar. Belajar mengandung pengertian yang sangat kompleks, sehingga banyak ahli yang menemukan pengertian belajar dengan ungkapan dan pandangan yang berbeda. Secara umum belajar diartikan sebagai proses perubahan perilaku, akibat interaksi individu dengan lingkungan. Belajar merupakan proses dasar dari perkembangan hidup manusia. Dengan belajar manusia melakukan perubahan-perubahan kualitatif individu sehingga tingkah lakunya berkembang, dan belajar adalah suatu proses, bukan suatu hasil. Oleh karena itu belajar berlangsung secara aktif dan integratif dengan menggunakan berbagai bentuk perbuatan untuk mencapai suatu tujuan. Kaitannya dengan belajar, proses belajar serta pembelajaran, ada beberapa definisi belajar, antara lain sebagai berikut: 1 Chaplin dalam Dictionary of Phsycology membatasi belajar dengan dua macam rumusan. Pertama belajar diartikan sebagai perolehan perubahan tingkah laku yang relatif menetap sebagai akibat latihan dan pengalaman. Kedua belajar adalah proses memperoleh respon-respon sebagai akibat adanya latihan khusus 2 Menurut Skinner, seperti yang dikutip oleh Barow dalam bukunya Educational Phsycology: The Teaching Learning Process, bahwa belajar seperti yang dikutip oleh Muhibin Syah dalam bukunya Psikologi Belajar adalah: “Suatu proses adaptasi yang berlangsung secara progresif” 3 Biggs dalam bukunya Teaching for Learning: The few from cognitive Phsycology mendefinisikan belajar dalam tiga rumusan, yaitu: Rumusan kuantitatif ditinjau dari sudut jumlah, belajar berarti suatu kegiatan pengisian atau pengembangan kemampuan kognitif dengan fakta sebanyak-banyaknya. Jadi, belajar dipandang dari sudut berapa banyak materi yang dikuasai oleh siswa. Rumusan institusional tujuan kelembagaan, belajar dipandang sebagai proses validasi pengabsahan terhadap penguasaan siswa atas materi-materi yang telah dipelajari. Ukurannya adalah semakin baik mutu mengajar yang dilakukan guru, maka semakin baik pula mutu perolehan siswa yang dinyatakan dalam bentuk skor atau nilai. Rumusan kuantitatif tinjauan mutu ialah proses memperoleh arti-arti pemahaman serta cara-cara menafsirkan dunia sekeliling siswa. 1 Hakikat belajar sebenarnya adalah proses pengajaran yaitu proses berubahnya tingkah laku siswa melalui berbagai pengalaman yang dilaluinya. Proses belajar atau proses berubahnya tingkah laku tersebut dapat berjalan dengan efektif dan efisien apabila didukung oleh faktor- faktor yang mempengaruhi belajar siswa. Reigeluth dan Merill berpendapat bahwa pembelajaran sebaiknya didasarkan pada teori pembelajaran yang bersifat preskiptif, yaitu teori yang memberikan resep untuk mengatasi masalah belajar. Teori 1 Muhibbin Syah, Psikologi Belajar, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2008, h. 64-67

Dokumen yang terkait

Perbedaan Hasil Belajar Mahasiswa Semester II Dengan Menggunakan Metode Pembelajaran Konvensional Dan Metode Pembelajaran Kooperatif Group Investigation Pada Blok Metabolisme dan Nutrisi di Fakultas Kedokteran UMSU Tahun 2014

0 48 114

Perbedaan Hasil Belajar Siswa Pada Konsep Cahaya Dengan Menggunakan Metode Eksperimen Dan Metode Demonstrasi

1 10 213

Peningkatan hasil belajar siswa dengan metode diskusi pada mata pelajaran IPS di kelas V MI Ta’lim Mubtadi I Kota Tangerang

0 12 121

Penerapan metode permainan ular tangga (Snakes Ledder) untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS: penelitian tindakan kelas di MTs. Al Ikhwaniyah Pondok Aren

1 33 161

PERBEDAAN PEGARUH METODE PEMBELAJARAN EKSPERIMEN MODEL SEQIP DAN KONVENSIONAL TERHADAP HASIL BELAJAR IPA DITINJAU DARI KREATIVITAS SISWA

0 11 225

PERBEDAAN HASIL BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN LATIHAN INKUIRI DENGAN PEMBELAJARAN KONVENSIONAL PADA MATA PELAJARAN FISIKA.

0 4 8

PERBEDAAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN EKONOMI ANTARA METODE PROBLEM BASED LEARNING DENGAN METODE KONVENSIONAL PADA SISWA KELAS X DI SMA NEGERI 1 SURAKARTA.

0 1 86

KEEFEKTIFAN METODE PEMBELAJARAN COOPERATIVE LEARNING TIPE STAD DAN METODE KONVENSIONAL TERHADAP HASIL BELAJAR KEEFEKTIFAN METODE PEMBELAJARAN COOPERATIVE LEARNING TIPE STAD DAN METODE KONVENSIONAL TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS V SD NEGERI

0 0 11

PERBEDAAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN DENGAN MENGGUNAKAN METODE PERBEDAAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN DENGAN MENGGUNAKAN METODE KONVENSIONAL DAN METODE NHT (NUMBERED HEAD TOGETHER) PADA KELAS V SD N

0 1 16

PERBEDAAN PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN METODE COOPERATIVE LEARNING TIPE TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION DENGAN METODE KONVENSIONAL PADA MATA PELAJARAN TIK DI SMA NEGERI 1 PURWANEGARA.

0 7 347