Faktor-faktor Penyebab Perceraian Analisis Data

134 Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, maka diperoleh beberapa faktor yang dapat menyebabkan berakhirnya suatu pernikahan, yaitu:

5.3.1 Faktor-faktor Penyebab Perceraian

Di Indonesia, kasus perceraian sudah banyak terjadi bahkan setiap tahunnya angka perceraian selalu meningkat. Menurut Ketua Pengadilan Agama Deli Serdang, Drs. Amir Hamzah Rambe, SH, orang yang bercerai setiap tahunnya selalu meningkat, tetapi kesadaran masayarakat untuk memutuskan bercerai dipengadilan sangat minim. Kebanyakan dari mereka karena faktor ekonomi dan biaya yang sangat mahal sehingga tidak sedikit masyarakat yang bercerai hanya di atas hitam putih atau hanya bercerai di atas kertas dan dengan suatu kesepakatan bersama. Sebagai masyarakat, kita harus berusaha menekan angka perceraian dengan mengetahui dan menjaga keutuhan rumah tangga sehingga mudah-mudahan angka perceraian di Indonesia dapat berkurang. Kebanyakan mereka yang berceraia adalah karena tidak adanya kecocokan atau tidak sepemikiran dalam menjalani kehidupan. Mereka yang sudah memiliki kecocokan akan kehilangan rasa cinta dan harmonis dalam rumah tangga sehingga masalah-masalah bisa muncul dan mengakibatkan pertengkarang yang akan berujung pada perceraian. Keinginan untuk bercerai bisa berasal dari pihak perempuan ataupun pihak laki-lak dan bisa berasal dari diri sendiri ataupun orang laini. Keinginan untuk bercerai tersebut biasanya akan muncul apabila terjadi suatu masalah dalam keluarga yang dirasanya sudah bisa diselesaikan ataupun dimusyawarahkan dan biasanya masalah-masalah tersebut sudah menyakiti perasaan pasangan ataupun keluarga. Universitas Sumatera Utara 135 Sehingga mereka berpikir bahwa perceraian adalah keputusan yang terbaik dengan tujuan mereka bisa menuju kehidupan yang lebih bahagia. Berdasarkan penelitian yang telah diuraikan di atas, maka diperoleh beberapa faktor utama yang sangat mendorong orang untuk melakukan perceraian, yaitu: a. Kurangnya Komunikasi Keluarga adalah salah satunya orang yang terdekat dimana mereka adalah orang yang paling bisa dipercayai terutama antara suami dan isteri. Perceraian bisa terjadi apabila diantara keduanya tidak saling percaya dalam mengungkapkan sesuatu, baik itu dalam suatu masalah ataupun saling berbagi pengalaman di luar rumah. b. Adanya Perbedaan Pendapat Saling memberikan saran kepada setiap anggota keluarga juga dibutuhkan dalam upaya menjaga keutuhan rumah tangga. Tetapi, tidak sedikit orang yang terima akan perbedaan pedapat tersebut. Bahkan mereka akan lebih cenderung memberontak apabila diantara satu dengan yang lainnya terdapat suatu perbedaan. Bahkan dalam setiap perbedaan bisa menimbulkan pertengkaran-pertengkaran antara suami dan isteri. c. Ketidaksetiaan Alasan yang paling sering terjadi dalam kasus perceraian adalah ketidakharmonisan. Ketidakharmonisan dipicu karena adanya orang ke tiga dan selalu mengakibatkan pertengkaran di antara suami dan isteri. Orang yang tidak setia biasanya dikarenakan beberapa hal, mereka yang datang lebih dari yang pasangan kita miliki seperti lebih tampan atau cantik, lebih romantis, lebih bermateri, dan atau lebih mengerti dirinya. Universitas Sumatera Utara 136 Seandainya dalam rumah tangga itu mereka bis saling menghargai dan saling percaya serta saling setia maka perceraian bisa terhidari. d. Pernikahan Tanpa Cinta. Keluarga terbentuk karena adanya suatu ikatan pernikahan yang berdasarkan atas rasa cinta dan romantis Goode; 1950, dalam Su’adah; 2005, 2014 – 215 Orang yang menikah apabila tanpa pernikahan maka hidupnya tidak akan bahagia. Apabila dalam pernikahan tidak ada kebahagian, maka berbagai masalah akan muncul dan bisa mengganggu kebahagian bukan hanya kedua pasangan melainkan dapat mengganggu seluruh keluarga dan anak-anak. e. Pernikahan Usia Muda Pernikahan di usia muda memiliki resiko yang sangat tinggi untuk bercerai karena pasangan yang menikah di usia muda dianggap belum memiliki kematangan secara emosional. Sehingga mereka akan lebih sering bertengkar dan menimbulkan berbagai masalah dalam rumah tangga dan akhirnya akan bercerai. f. Ketidakseimbangan ataupun adanya ketidaksetaraan Orang yang memiliki perbedaan karena merasa tidak setara dengan pasangannya akan merasa dirinya tidak berguna dan merasa bahwa dirinya tidak dihargai. Dari perasaan itulah kebanyakan pasangan kita lebih sering menjadi sensitif dan selalu mencari-cari kesalahan. Dengan demikian suasana dalam rumah tangga tidak tercipta keharmonisan dan tidak menutup kemungkinan pasangan tersebut akan lebih memilih untuk bercerai dan memilih untuk mecari pasangan hidup yang setara dengannya. Universitas Sumatera Utara 137 g. Kekerasan dalam Rumah Tangga Banyak faktor yang memicu tindak kekerasan dalam rumah tangga. Misalnya karena perilakunya yang buruk, pembawaan jiwanya yang selalu kasar, atau bisa juga karena adanya perasaan cemburu kepada pasangannya. Selain itu, penyebab utama yang membuat seseorang bisa melakukan tindak kekerasan dalam rumah tangga adalah perilaku menyimpang. Perilaku menyimpang tersebut bisa berupa kebiasaan dalam berjudi, menggunakan narkoba, dan lain sebagainya Ada beberapa kutipan wawancara yang peneliti lakukan dengan beberapa informan yaitu: “Infroman utama I: Dia kalau lagi marah suka sekali manggil saya pakai kata-kata kotor, kadang mau dia maki-maki saya depan anak-anak. Pernah sekali itu di mau pukul saya tapi karena anak-anak saya lihat, dia jadi tidak berani. Saya heran, kenapa harus mempermasalahkan saya bekerja, harusnya dia itu bersyukur karena saya bisa membantu dia dalam mencari nafkah. Kalau saya juga menghasilkan uang, otomatis ekonomi keluarga sayakan juga ikut terbantu, kebutuhan anak pun juga bisa terpenuhi. Kalau sekarang iya anak-anak masih kecil, kebutuhannya masih sedikit, tapi nanti kalau sudah besar, pendidikannya semakin tinggi, apa tidak membutuhkan uang banyak. Dia hanya memikirkan gengsinya saja. Mungkin karena penghasilan saya lebih besar daripada dia.” “Informan Utama II: “Saya tau sikap dan kebiasaan suami saya yang suka mabuk-mabukan dan main judi itu tidak benar. Tapi saya terima apa adanya karena cinta. Tapi setahun belakangan sikap dan kebiasaannya buat saya tidak tahan. Dia pulang sering mabuk-mabukan, kalau sudah di rumah bawaannya di selalu marah Universitas Sumatera Utara 138 dan sering main pukul, ngomongnya pun kasar, saat saya tegur justru saya yang di maki-maki.” “Informan Utama III: “Memang sering berantem karena masalah uang. Dia maunya selalu lebih. Kalau sama dia, uang berapun yang saya kasih tidak pernah cukup. Dengar-dengar dia udah punya pasangan baru yang lebih mapan dari saya dan mau menikah.” Banyak aspek yang dapat menyebabkan terjadinya perceraian, tetapi yang paling dominan di sini adalah faktor perbedaan pendapat, ketidaksetiaan, ketidakseimbangan dan ketidaksetaraan ekonomi, dan kekerasan dalam rumah tangga. Pengamatan dari hasil wawancara yang peneliti lakukan kepada orang yang bercerai, menunjukkan bahwa sebahagian besar mereka yang memilih dan memutuskan untuk bercerai karena faktor ketidakcocokan antara suami-isteri yang memicu pertengkaran-pertengkaran dan berakhir pada perceraian. Ketidakcocokan yang terjadi disini seperti perbedaan pendapat terhadap pekerjaan, penghasilan atau pendapatan, dan pendapat tentang kebiasaan yang merugikan orang lain sehingga mereka menuntut untuk berubah. Selain adanya ketidakcocokan, masalah utama lainnya adalah faktor kekerasan dalam rumah tangga. Kekerasan yang terjadi di sini diakibatkan karena tindakan menyimpang yang sudah menjadi kebiasaan seperti berjudi, jika tidak punya uang maka biasanya mereka suka meminta uang secara paksa dan biasanya jika tidak diberikan uang mereka cenderung melakukan tindak kekerasan seperti memukul atau menampar bahkan menghancurkan sesuatu yang ada di depannya. Mabuk-mabukan, mereka yang pulang dengan kondisi tidak sadar cenderung akan melakukan sesuatu Universitas Sumatera Utara 139 di luar akal sehatnya dan bahkan jika mereka merasa tidak sesuai dengan keinginannya maka kekerasan juga bisa terjadi. Kebutuhan dasar manusia merupakan unsur-unsur yang dibutuhkan oleh manusia dalam mempertahankan keseimbangan fisiologis maupun psikologis, yaitu bertujuan untuk mempertahankan kehidupan. Banyak teori yang membahas tentang kebutuhan manusia. Teori-teori kebutuhan tersebut lahir dari ilmu kejiwaan atau lebih dikenal dengan istilah Psikologi. Salah satu teori kebutuhan dikemukakan oleh Abraham Maslow yang menyebutkan bahwa kebutuhan manusia terdiri dari lima kebutuhan yaitu kebutuhan fisiologis rasa haus dan lapar, kebutuhan rasa aman, kebutuhan rasa cinta dan memiliki, kebutuhan rasa harga diri, dan kebutuhan rasa aktualisasi seperti misalnya hasrat untuk berdiri sendiri. Sedangkan menurut Knowles, kebutuhan dasar manusia dapat dijadikan konsep dasar untuk pengembangan program pembelajaran pendidikan non formal, sehingga dapat disimpulkan bahwa kebutuhan dasar terdiri dari kebutuhan fisik, yaitu meliputi kebutuhan untuk melihat, mendengar, dan beristirahat. Kebutuhan bertumbuh, kebutuhan akan keselamatan jiwa, kebutuhan akan mendapatkan pengalaman baru, kebutuhan untuk dikasihi, kebutuhan untuk dikenal. Setiap anak memiliki kebutuhan-kebutuhan dasar yang harus dipenuhi agar anak bisa tumbuh dan berkembang sebagaimana yang telah dijelaskan dalan Undang- undang Nomor 23 Tahun 2002 tentang Kesejahteraan Anak yang di dalamnya tercantum tentang hak untuk hidup, hak dalam melangsungkan hidup, dan hak untuk berkembang. Universitas Sumatera Utara 140 Secara teori, oleh Katz 2003 menyebutkan bahwa kebutuhan dasar sangat penting bagi anak adalah hubungan orang tua dan anak yang sehat dimana kebutuhan anak seperti perhatian, kasih sayang, perlindungan, dukungan, dan pemeliharaan dapat terpenuhi Huraerah, 2007:38 Sebagaimana yang telah diuraikan di atas, maka ada beberapa yang termasuk ke dalam kebutuhan dan hak-hak anak yaitu:

5.3.2 Hak-Hak Anak