81
Mantan suami EJ jarang berkunjung untuk melihat anak-anaknya. Bahkan untuk sekali seminggu saja belum tentu. Jangankan sekali seminggu, untuk hari-hari
besar seperti hari raya saja mantan suami EJ juga jarang ada bersama anak-anaknya. “Saya tidak pernah membatasi dia untuk berjumpa dengan anak-anak, tapi ya
mungkin karena dia sudah punya kehidupan baru jadi anak-anaknya jadi dilupakan. Kalaupun dia datang mau jumpai anak-anak ya itu paling hanya
sebentar. Seperti saat lebaran atau hari libur, palingan hanya sebulan sekali dia datang, itupun juga tidak tentu, terkadang datang dan terkadang tidak.”
Dampak yang EJ rasakan setelah bercerai adalah hubungan antara EJ dan anak- anaknya dengan mantan suami dan keluarga besar dari pihak mantan suami berubah.
Jika dulu hubungan mereka baik dan akrab maka setelah bercerai, mereka seperti orang asing tidak saling mengenal. Bahan anak-anak EJ juga sudah tidak dianggap
sebagai keluarga. Hal ini ditandai dengan sikap mereka yang menunjukkan ketidakpedulian terhadap EJ dan anak-anaknya.
“Keluarga dari suami saya sepertinya menjauhkan diri dari anak-anak. Nanti kalau ketemu atau jumpa di jalan mereka tidak mau menegur, malah buang
muka dan pura-pura tidak kenal.”
5.2.2 Informan Utama II: Orang yang pernah bercerai
Nama : YH
TempatTanggal Lahir : Tanjung Morawa, 30 November 1973
Usia : 43 tahun
Pekerjaan : Pedagang
Alamat : Medan
Universitas Sumatera Utara
82
Agama : Islam
YH merupakan seorang ibu rumah tangga yang pernah mengalami perceraian. Dengan usia pernikahan selama 11 tahun dan telah dikaruniai 3 orang anak, pada
tahun 2004 YH akhirnya memilih untuk bercerai. YH memilih bercerai karena YH merasa tertekan dengan prilaku penyimpang
suaminya yang berujung pada tindak kekerasan dalam rumah tangga. Suami YH adalah seorang pecandu minum-minuman keras dan seorang penjudi. Setiap kali
pulang kerumah suami YH selalu marah-marah dan apabila tersinggung suami YH sering sekali memukul ataupun melempar sesuatu ke arah YH. Berikut penuturan
YH: “Saya tau sikap dan kebiasaan suami saya yang suka mabuk-mabukan dan
main judi itu tidak benar. Tapi saya terima apa adanya karena cinta. Tapi setahun belakangan sikap dan kebiasaannya buat saya tidak tahan. Dia pulang
sering mabuk-mabukan, kalau sudah di rumah bawaannya di selalu marah dan sering main pukul, ngomongnya pun kasar, saat saya tegur justru saya yang di
maki-maki.”
Selama masa perkawinan, hubungan YH dengan suami berjalan dengan baik. Bukan hanya dalam hubugan komunikasi. Hubungan dalam membesarkan anak YH
dan suami juga saling bekerja sama. Berikut penuturan YH: “Hubungan kami selama menikah baik-baik saja. Semua selalu
dikomunikasikan secara baik, tidak pernah ribut, sama anak-anak dia pun sayang.”
Universitas Sumatera Utara
83
Hubungan YH dengan keluarga besar dari pihak suami juga berjalan dengan baik. Bahkan kakak dari suami YH selalu membantu YH jika ada kesulitan. Berikut
penuturan YH: “Saya dengan keluarga suami saya pun gak pernah ribut. Mereka semua baik.
Mereka juga sering bantu kami kalau lagi susah.”
Keinginan YH untuk melakukan perceraian mendapatkan dukungan penuh dari keluarga dan saudara termasuk anak-anak. Berikut penuturan YH:
“Orang tua ngasih nasihat, kalau bercerai nanti bagaimana, siap apa belum. Anak-anak juga sama juga seperti itu.”
Orang tua saya adalah orang yang paling mendukung keputusan saya untuk bercerai karena pada dasarnya mereka memang sudah tidak menyetujui hubungan
YH dengan suami karena mereka menganggap bahwa suami YH adalah orang yang tidak bertanggung jawab. Berikut penuturan YH:
“Keluarga sangat dukung saya kalau mau cerai. Terutama orang tua saya. Katanya saya memang lebih bagus pisah daripada mempertahankan rumah
tangga yang udah tidak sehat seperti itu. Sakit hati, sakit badan, dan sakit otak kalau terus dipertahankan. Mamak bilang gitu karena mamak yang lihat saya
gimana tertekannya dengan perilaku suami saya dirumah”.
Saat keluarga YH baru mengetahui keputusan YH untuk bercerai, keluarga merasa kecewa, dan sedih. Berikut penuturan YH:
“Orang tua saya merasa kecewa karena saya dulu tidak pernah mendengar nasihatorang tua. Padahal dulu sebelum menikah saya udah dinasihati.
Universitas Sumatera Utara
84
Sekarang udah kejadian baru tau rasa. Sedih juga iya, karena mikirin anak- anak gimana nanti ini kedepannya.”
Sedangkan anak-anak YH saat mengetahui orang tuanya akan bercerai adalah merasa sedih. Tapi mereka memahami bahwa keputusan untuk bercerai adalah
keputusan yang terbaik. Berikut penuturan YH: “Kalau anak-anak mendukung saya juga. Mereka kasih semangat buat saya
dan mereka peluk saya waktu itu. Saya tau hidup tanpa suami memang sulit, apalagi lihat anak-anak nanti kalau tidak punya ayah.”
Hambatan yang dirasakan YH ketika berkeinginan untuk bercerai adalah masalah biaya. YH merasa biaya untuk melakukan gugatan perceraian ke pengadilan
itu sangat mahal. Sehingga YH tidak melakukan gugatan ke pengadilan. Berikut penuturan YH:
“Cerainya di atas hitam putih ajalah, tidak sampai ke pengadilan karena gurusnya repot dan biayanya juga mahal. Daripada uangnya untuk bayar ke
pengadilan mending uangnya untuk anak.”
Ada beberapa hal yang menjadi pertimbang YH dalam mengambil keputusan untuk bercerai pada saat itu, yaitu masalah ekonomi, status sosial anak, dan masa
depan anak-anaknya. Berikut penuturan YH: “Kalau saya bercerai nanti penghasilan rumah tangga jadi berkurang, yang
mau biayai sekolah anak-anak siapa? Iya kalau tiap bulan tetap di kasih nafkah, kalau tidak mau bagaimana. Pengahasilan saya sebagai pedagang kan
pas-pasan untuk makan. Udah gitu nanti anak-anak gimana, gak punya bapak
Universitas Sumatera Utara
85
lah jadinya. Tapi kalau saya tetap bertahan dengan kondisi yang seperti itu pasti anak-anak juga akan merasa tertekan karena tiap hari ayahnya pulang
mabuk-mabukan, ngomongnya pun selalu kasar, takutnya udah besar nanti ditiru pula yang seperti itu”.
YH berharap setelah bercerai kehidupannya dan anak-anaknya bisa hidup lebih baik tanpa adanya perasaan tertekan dan bisa mandiri untuk bisa memenuhi
kebutuhan anak dan biaya sekolahnya. Berikut penuturan YH: “Mudah-mudahan kedepannya bisa lebih baik. Bisa mandiri cari uang sendiri
biar bisa buat kebutuhan anak-anak. Itu aja yang saya inginkan.”
Setelah bercerai, YH merasakan lebih tenang dan bahagia karena YH merasa semua beban dan masalah yang selama ini dirasakannya menghilang dan serasa
bebas dari tekanan yang selama ini dia rasakan dari perilaku buruk suaminya itu. Berikut penuturan YH:
“Sekarang udah terasa kali bedanya. Lebih tenang aja karena tidak ada berantem-berantem di rumah. Tenang aja jadinya kalau di rumah.
Senanglah.”
YH mendapat tanggung jawab penuh dari keluarga untuk mengasuh anak secara utuh dan hal tersebut juga sudah disetujui oleh mantan suami. Berikut
penuturan YH: “Mantan suami saya mungkin sadar kalau dirinya kurang baik kalau ngurus
anak. Kanya anak-anak sama saya. Dia juga pesan sama saya untuk jaga anak-anak.”
Universitas Sumatera Utara
86
Kondisi ekonomi YH setelah bercerai sempat mengalami kesulitan, karena pada waktu itu YH tidak bekerja dan masih bergantung pada orang tua. Kemudian
YH mendapat modal dari keluarga untuk membangun usaha. Hasilnya, usaha YH maju dan sekarang mampu memperoleh pendapatan untuk menafkahi anak-anaknya.
“Awal-awal pisah memang perekonomian saya sangat sulit. Pernah uang sekolah anak sampai nunggak 2 bulan. Tapi saya usaha terus cari pinjaman ke
bank untuk nambah modal usaha saya dan hasilnya alhamdulillah berhasil. Kalau dulu penghasilan saya sebulan hanya sekitar Rp 700.000 – Rp 800.000
sekarang bisa sampai Rp 1.200.000 – Rp 2.000.000 per bulan”.
Dalam pemberian nafkah kepada anak, mantan suami YH bertanggung jawab. Mantan suami YH sering memberikan uang untuk biaya sekolah dan terkadang
memberikan uang untuk kebutuhan-kebutuhan lain bagi anaknya. Berikut penuturan YH:
“Secara nafkah masih dibiayai sama bapaknya. Kayak uang sekolah sama uang jajan anak-anak saya suruh minta ke bapaknya. Kalau diminta bapaknya
rajin ngasih. Tapi kadang kalau tidak diminta dia tidak ngasih.”
Dari segi pendidikan, YH selalu mengutamakan yang terbaik. Sekarang dua anak YH sudah melanjutkan sampai ke Universitas dan dua anak yang lain masih
bersekolah. Berikut penuturan YH: “Kalau untuk pendidikan saya tidak main-main. Apapun saya usahakan kalau
itu untuk pendidikan. Sekarang anak saya dua udah kuliah, dua lagi masih sekolah SMP dan SD.
Universitas Sumatera Utara
87
Meskipun telah bercerai, mantan suami YH masih memberikan kasih sayangnya kepada anaknya dalam bentuk perhatian dan memberikan motivasi agar
anak-anaknya rajin bersekolah. Berikut penuturan YH: “Tapi kalau menelpon dia sering, nanyak kabar anak-anak, nanyak udah
makan apa belum, nanyak udah belajar apa belum, gimana di sekolah hari ini, ya gitu-gitu lah.”
Mantan suami YH sering bertemu dengan anak-anaknya. Karena jarak tempat tinggal YH dengan mantan suami tidak terlalu jauh sehingga anak-anak YH bisa
kapan saja bertemu dengan ayahnya. Berikut penuturan YH: “Anak-anak masih sering ketemu sama bapaknya. Rumahnya kan dekat. Jadi
bisa main kapan aja.”
Dampak yang dirasakan YH setelah bercerai adalah YH bisa lebih mandiri secara finansial dan tidak perlu lagi bergantung pada orang tua YH. Selain itu YH
merasa dirinya lebih dewasa dalam memilih mana yang baik dan mana yang buruk. Berikut penuturan YH:
“Kalau dulu masih bergantung sama orang tua. Biaya makan pun masih numpang sama orang tua. Sekarang karena udah punya usaha sendiri dan
udah berpenghasilan jadinya bisa lebih mandiri dan belajar dari pengalaman saya jadinya bisa lebih hati-hati kalau dekat dengan orang”.
Sekarang YH sudah membangun hubungan rumah tangga yang baru dan dikaruniai seorang anak perempuan yang sekarang sudah berusia 7 tahun. YH
Universitas Sumatera Utara
88
berharap, anak-anaknya kelak tetap dapat hidup rukun dan saling membantu dalam setiap kesulitan. YH juga berharap bahwa perceraian yang terjadi dalam keluarganya
bisa menjadi pelajaran untuk anak-anaknya dalam mencari pasangan.
5.2.3 Informan Utama III: Orang yang pernah bercerai