Informan Kunci VI: Orang yang hidup berdampingan dengan orang yang bercerai

128 serta membantu secra materil dalam bentuk membantuk biaya sekolah cucunya agar beban anaknya tidak terlalu berat.

5.2.12 Informan Kunci VI: Orang yang hidup berdampingan dengan orang yang bercerai

Nama : R TempatTanggal Lahir : Medan, 24 April 1985 Usia : 31 tahun Pekerjaan : Pedagang Alamat : Medan Agama : Islam R merupakan seorang kepala rumah tangga yang memiliki saudara seorang perempuan yang pernah bercerai. Percerai tersebut terjadi karena adanya perbedaan pendapat dan pihak laki-laki memutuskan untuk berpisah. Menurut R, perceraian itu seharusnya tidak perlu terjadi jika masing-masing pasangan mau saling mengerti dan mengalah. Berikut penuturan R: “Suatu hubungan di mulai karena memiliki komitmen yang harus salng mengerti satu sama lain. Buat apa disahkan kalau harus berpisah. Kan itu udah jadi satu kesalahan.” Perasaan R ketika mengetahui keluarganya akan bercerai adalah marah dan kecewa. Berikut penuturan R: “Pertama tau kaget, kesal, marah. Karena kepikiran itu jadinya di rumah pun sering uring-uringan.” Universitas Sumatera Utara 129 Menurut R, kondisi anak setelah orang tuanya bercerai adalah merasa tertekan dan menjadi tertutup. Berikut penuturan R: “Itu anak-anaknya jadi tertutup. Kalau di tanyak selalu diam, tidak mau cerita. padahal saya tau mereka juga tertekan.” Menurut R, hak asuh anak sebaiknya dipertanyakan secara langsung oleh anak yang bersangkutan sesuai dengan kenyamanan dan keinginannya sendiri. Tidak perlu di paksa karena jika anak sudah dewasa maka pilihan yang akan dia pilih adalah pilihan terbaik. Berikut penuturan R: “Tergantung keputusan si anak. Anak lebih dekat sama bapak atau mamaknya. Alasannya, cuma anaknya yang nyaman sama siapa, mamaknya atau bapaknya. Aku gak setuju kalau hak asuh itu diputuskan melalui orang tuanya tanpa anaknya ditanya dulu.” Menurut R, pemenuhan kebutuhan pendidikan untuk anak sudah terpenuhi. Berikut penuturan R: “Sudah. Pendidikan anak-anak bagus, sekolahnya lancar dan mereka berprestasi. Selalu dapat nilai baik di sekolah.” Menurut R, pemenuhan kebutuhan anak akan kasih sayang juga sudah terpenuhi. Berikut penuturan R: “Kasih sayang anak-anak saya rasa kurang. Karena orang tua yang laki-laki jarang ngasih kabar dan tidak pernah tanya kabar anaknya. Orang tua perempuan juga, kadang pergi pagi pulang malam karena kerja.” Universitas Sumatera Utara 130 Menurut R, pemenuhan kebutuhan anak dalam menerima nafkah belum terpenuhi. Berikut penuturan R: “Sejak bercerai, anak tidak pernah dapat nafkah sepeserpun dari orang tua laki-laki. Untunglah orang tua perempuan kerja. Jadi dialah yang biayai anaknya semua.” Sebagai orang yang terdekat, R memberi dukungan berupa nasihat kepada saudaranya. R juga memberikan dukungan berupa jasa kepada saudaranya. Berikut penuturan R: “Paling penting nasihat. Selama ngurus perceraian saya juga ikut bantu nganter dia ke sana ke sini biar jelas semua urusannya.” R pernah melakukan usaha untuk mendamaikan kedua belah pihak dengan cara mengundang keluarga laki-laki datang kerumah untuk berbicara secara musyawarah dengan keluarga. Berikut penuturan R: “Waktu tau pertama kali dia mau cerai, saya ajak pihak laki-laki dengan keluarga duduk sama di rumah kami. Maksudnya mau dimusyawarahkan gimana caranya supaya jangan cerai. Mereka datang, tapi tetap sudah tidak bisa disatukan lagi. Makanya cerai.” Dukungan yang R berikan kepada anak sebagai korban dari perceraian adalah memberi kasih sayang supaya anak itu tidak kesepian. Berikut penuturan R: “Saya lihat anak itu baik-baik aja. Tapi karena saya rasa dia kurang kasih sayang, jadi saya tiap hari perhatikan dia, sebelum pergi ke sekolah saya Universitas Sumatera Utara 131 ingatin dia apa yang kurang, jangan sampai da yang ketinggalan, saya juga selalu ingatin dia sarapan dan lain-lain.” Tidak ada dampak yang R rasakan setelah terjadinya perceraian dalam keluarganya tersebut. Berikut penuturan R: “Tidak ada. Setelah cerai kehidupan kami tetap baik-baik saja.” Setelah perceraian terjadi, keluarga merasa kehidupan keluarganya menjadi lebih baik. Masalah yang dialami dalam rumah tangga keluarganya itu dianggap sudah tidak bisa diselesaikan lagi, sehingga keluarga memutuskan untuk melakukan perceraian demi kebaikan keduanya.

5.3 Analisis Data