Informan Kunci II: Orang yang hidup berdampingan dengan orang yang bercerai.

113 “Kalau buat anak-anaknya dukungan yang saya kasih kayak kasih sayang, perhatian, dan kadang saya juga bantu ngasih uang jajan ke mereka biar senang.” Tidak ada dampak yang dirasakan M setelah terjadinya perceraian karena meskipun anggota keluarganya kembali kerumah dan tinggal bersama dengan M, mereka tidak pernah menyusahkan M dalam hal apapun. Berikut penuturan M: “Tidak ada, karena biarpun kami tinggal sama tapi dia tidak pernah bergantung sama saya, semua kebutuhan bisa dipenuhinya sendiri karena dia kerja. Mau apa pun jadi tidak perlu minta lagi.” Sekarang M dan keluarganya melanjutkan kehidupan yang lebih nyaman. Perceraian yang terjadi pada kedua orang tua juga tidak memberikan pengaruh buruk apapun kepada anak. Setelah bercerai M yang menjaga anak-anak pada saat ibunya bekerja.

5.2.8 Informan Kunci II: Orang yang hidup berdampingan dengan orang yang bercerai.

Nama : AZS TempatTanggal Lahir : Medan, 18 Januari 1994 Usia : 22 tahun Pekerjaan : Mahasiswa Alamat : Medan Agama : Islam Universitas Sumatera Utara 114 AZS merupakan seorang mahasiswa di salah satu Unversitas Swasta di Medan. AZS juga seorang adik yang mempunyai seorang kakak perempuan yang pernah bercerai. Perceraian yang dialami oleh kakaknya terjadi pada tahun 2015 di usia pernikahan yang masih muda yaitu 2 tahun. Menurut AZS, perceraian itu tidak bagus karena dari perceraian banyak hal-hal negatif yang akan orang bicarakan. Berikut penuturan AZS: “Perceraian itu tidak bagus dan tidak bisa dijadikan contoh jugak. Makanya dalam perkawinan itu harusnya mereka bisa saling memahami dan menerima keadaan masing-masing biar terhindar dari perceraian.” Perasaan AZS setelah mengetahui kakaknya akan bercerai adalah sedih dan kecewa. Berikut penuturan AZS: “Pasti sedih dan kecewa karena alasan cerainya itu karena masalah tidak punya anak.” AZS tidak tahu bagaimana keadaan anak setelah bercerai karena kakak AZS belum memiliki anak. Berikut penuturan AZS: “Dia belum punya anak, jadi saya tidak tau.” Menurut AZS, anak yang orang tuanya bercerai itu pasti akan mengalami kekurangan kasih sayang dan menjadi pribadi yang buruk. Berikut penuturan AZS: “Biasanya anak yang orang tuanya bercerai pasti perilakunya buruk, itu mungkin karena kurang kasih sayang.” Universitas Sumatera Utara 115 Mengenai hak asuh anak, setelah bercerai seharusnya hak anak diberikan kepada ibunya. Karena anak lebih membutuhkan kasih sayang seorang ibu dari pada seorang ayah. Berikut penuturan AZS: “Menurut saya, kalau oran tuanya bercerai anak sebaiknya ikut ibunya karena anak lebih membutuhkan seorang ibu daripada seorang ayah dan kasih sayang seorang ibu itu lebih besar daripada seorang ayah.” Pemenuhan hak anak dalam memperoleh pendidikan belum terpenuhi karena orang yang bercerai belum memiliki anak. Berikut penuturan AZS: “Kakak saya belum punya anak, jadi belum ada beban biaya untuk pendidikan anak.” Pemenuhan akan kasih sayang kepada anak juga belum terpenuhi karena orang yang bercerai belum memiliki anak. Berikut penuturan AZS: “Pemenuhan kasih sayang ke anak belum ada karena kakak saya kan belum punya anak.” Pemenuhan nafkah untuk anak juga belum terpenuhi karena orang yang bercerai belum memiliki anak. Berikut penuturan AZS: “Mereka belum punya anak, jadi belum ada tanggungan sama sekali. Apalagi untuk anak, ya belum ada.” Sebagai adik, AZS memberikan dukungan seperti nasihat dan menjadi pendengar yang baik saat kakaknya ingin bercerita. Berikut penuturan AZS: Universitas Sumatera Utara 116 “Sering ngasih nasihat, kalau memang udah cerai yaudah ikhlas jangan disesali. Kalau dia lagi sedih, sering ku ajak jalan-jalan. Kalau dia lagi pingin cerita, ya ku dengarin.” AZS pernah berusaha untuk mendamaikan kedua belah pihak dengan cara berusaha mempertemukan kakak dan mantan suaminya. AZS juga pernah berusaha memberitahukan tentang kondisi kakaknya yang sangat sedih dan tidak menginginkan adanya perceraian. Berikut penuturan AZS: “Sering ku SMS abang tu, ngasih tau kalau kakak ku sedih dan belum bisa pisah. Bujuk-bujuk supaya abang itu mau jemput kakak aku. Tapi abang itu tidak mau.” AZS tidak memberikan dukungan apapun untuk anak yang orang tuanya bercerai, karena selama masa perkawinan, kakak AZS belum mempunyai anak. Berikut penuturan AZS: “Tidak ada, karena mereka belum punya anak.” Dampak yang AZS rasakan setelah terjadinya perceraian dalam keluarga adalah merasa malu untuk keluar rumah dan minder dalam bergaul. Berikut penuturan AZS: “Setelah kakak saya cerai, dia pulang ke rumah. Setelah itu banyak orang yang nanyak kenapa dia pulang. Saya pernah takut keluar rumah karena takut ditanyakin sama tetangga soal kakak saya. Kan malu kalau tau cerai. Penilaian orang kan beda-beda. Jadi takutnya mereka mikir kakak saya cerai Universitas Sumatera Utara 117 karena aneh-aneh. Teman saya pun kalau ada yang mau datang kerumah selalu saya larang, karena takut ditanyai juga.” Hal utama yang menjadi penyebab perceraian kakak AZS adalah masalah keturunan. Setelah dua tahun menikah, kakak AZS belum memiliki anak. Sampai suatu saat keluarga dari pihak suami mempertanyakan dan menuntut adanya keturunan. Kakak AZS dipulangkan ke rumah orang tuanya dengan alasan sudah tidak memiliki kecocokan dan pihak suami menuntut untuk bercerai. Perceraian yang terjadi pada kakak AZS membuat perasaan keluarga sedih dan kecewa. Karena perceraian itu pula keluarga AZS merasa malu dan memutuskan untuk tidak membuat suatu pesta pernikahan apabila suatu saat kakak AZS menemukan pasangan hidup yang baru.

5.2.9 Informan Kunci III: Orang yang hidup berdampingan dengan orang yang bercerai.