Informan Utama VI: Anak yang orang tuanya bercerai

104 Ayah SNM berada di dalam penjara karena kasus narkoba dan perempuan. Ayah SNM menggunkan narkoba jenis ganja, karena itulah sikap ayah SNM menjadi kasar karena pada dasarnya orang yang menggunakan narkoba akan kehilangan kesadarannya dan selalu marah tidak terkendali. Ayah SNM juga terlibat kasus perempuan, tepatnya ayahnya melakukan pelecehan seksual dan tidak bertanggung jawab. Karena hal itulah ayah SNM di penjara. Harapan SNM untuk saat ini adalah ayahnya tidak pernah bebas dan menginginkan ayahnya untuk pergi selamanya. Harapan itu terucap oleh SNM sebagai tanda rasa kebencian yang mendalam terhadap ayahnya dan sebagai bentuk rasa kekecewaan SNM terhadap ayahnya.

5.2.6 Informan Utama VI: Anak yang orang tuanya bercerai

Nama : SP TempatTanggal Lahir : Siantar, 17 Oktober 1993 Usia : 22 tahun Pekerjaan : Mahasiswa Alamat : Medan Agama : Islam SP merupakan seorang mahasiswa di salah satu Universitas Negeri di medan. SP adalah seseorang yang pernah merasakan masalah perceraian yang dialami oleh orang tuanya. Sejak umur 5 tahun, kedua orang tua SP sudah bercerai dan pada saat itu SP sama sekali belum mengerti apa-apa mengenai permasalahan yang terjadi di antara kedua orang tuanya. Universitas Sumatera Utara 105 Ketika orang tua SP bercerai, SP masih kecil dan belum mengerti tentang perceraian. Tetapi pada saat itu yang dirasakan oleh SP adalah sedih. Berikut penuturan SP: “Cerainya waktu aku umur 5 tahun, jadi belum ngerti apa-apa. Tapi ngerasa sedih juga kalau liat anak-anak seumuranku bisa main-main sama ayahnya”. Hubungan SP dengan ibunya sangat baik, mereka sering berkomunikasi walaupun SP tidak tinggal bersama ibunya. Sedangkan dengan ayahnya SP jarang berkomunikasi karena faktor jarak yang cukup jauh dan baru bisa bertemu pada saat hari lebaran saja. Berikut penuturan SP: “Saya tinggal bersama nenek dan keluarga ibu saya di Medan. Setiap hari kami sering berkomunikasi dan sering teleponan. Kalau sama bapak, ya nggak sering juga, karena kan bapak tinggalnya di pekanbaru dan udah berkeluarga lagi jadi jarang komunikasi, palingan kalau ketemu hanya pas lebaran aja itupun sesekali”. Perbedaan yang SP rasakan setelah orang tuanya bercerai adalah hilangnya kasih sayang dari seorang ayah. Tetapi karena SP sudah terbiasa dengan keadaan tanpa seorang ayah jadi walaupun SP merasa rindu, SP tetap bersikap biasa saja. Berikut penuturan SP: “Dulu masih kecil, dan udah lama, jadi biasa aja. Walaupun kadang-kadang ada rasa rindu juga. Tapi karena udah terbiasa, jadi tidak begitu berpengaruh dalam kehidupan”. Universitas Sumatera Utara 106 Tidak banyak teman SP yang mengetahui tentang perceraian kedua orang tua SP. Hanya sebahagian teman yang mengetahui dan itu adalah teman terdekat SP. Berikut penuturan SP: “Justru teman-teman sekolah nggak ada yang tau. Pas kuliah itulah baru ada yang tau, tapi sedikit lah yang tau itupun beberapa karena udah akrab kali.” Respon mereka pada saat mengetahui bahwa orang tua SP pernah bercerai adalah kaget. Kebanyakan dari mereka hanya bertanya, mengapa perceraian itu bisa terjadi. Berikut penuturan SP: “Waktu mereka tau kalau orang tuaku pernah cerai ya kagetlah. Kebanyakan nanyak tentang kenapa bisa cerai. Tapi ada juga yang responnya biasa aja, nggak ada komentar apa-apa.” SP tidak pernah mendapat respon yang negatif dari teman sekolah ataupun lingkungannya karena SP selalu bersikap positif. SP tidak pernah merasa terbebani tentang masalah perceraian orang tuanya karena selama ini SP selalu menggap keluarganya baik-baik saja. Selain itu, dukungan dan pola asuh keluarga SP yang baik membuat SP menjadi pribadi yang positif dalam bertindak dan berfikir. Berikut penuturan SP: “Sejak sekolah sampai selesai SMA, belum ada yang berani kasih komentar apa-apa tentang orang tua aku. Kalau SD karena tinggal di kampung, jadi mereka sudah tau semua. SMP sampai SMA aku di Medan, orang-orang sudah pada tau tapi karena perilaku ku saat itu tidak negatif dan bisa di bilang lebih baik dari anak-anak yang keluarganya lengkap, jadi tidak ada yang berkomentar secara negatif atau bertindak yang aneh-aneh”. Universitas Sumatera Utara 107 Cara SP menghadapi pertanyaan teman-temannya mengenai perceraian orang tuanya adalah mengatakan bahwa perceraian itu adalah yang terbaik dan selama SP tidak melakukan hal negatif semua baik-baik saja. berikut penuturan SP: “Kalau ada yang nanyak ya bilang aja karena memang udah nggak cocok lagi. kalau udah gitu pasti nggak ada yang nanyak lagi.” Perasaan SP terhadap orang tuanya setelah bercerai adalah biasa saja. Hanya sewaktu-waktu SP dapat merasakan rindu atas kasih sayang seorang ayah. Berikut penuturan SP: “Sejak kecil udah ditinggal jadinya biasa aja, tapi kadang kalau liat kawan main sama bapaknya ya rindu juga.” Setiap perasaan rindu yang dirasakan SP dilampiaskannya dengan cara bergaul dan berorganisasi. Maksudnya adalah SP selalu mencari kesibukan secara positif untuk menghilangkan rasa rindunya terhadap ayahnya. Berikut penuturan SP: “Percuma kalau rindu tapi nggak bisa jumpa orangnya. Jadi dulu waktu sekolah saya sering ngikuti oraganisasi sekolah kayak OSIS atau yang lainnya. Tujuannya ya supaya nggak terjerumus ke hal yang negatif. jadikan kegiatannya lebih bermanfaat. Dampak yang dirasakan oleh SP setelah perceraian orang tuanya adalah hilangnya kasih sayang dari kedua orang tua. Bukan hanya ayah, SP juga merasa kehilangan kasih sayang dari seorang ibu karena setelah bercerai, sang ibu pergi keluar kota untuk bekerja mencari nafkah. Berikut penuturan PF: Universitas Sumatera Utara 108 “Setelah orang tua saya cerai, saya tinggal bersama nenek dan bibi saya. Ayah saya pergi ke Pekanbaru dan sudah menikah lagi. Sedangkan ibu saya harus pergi bekerja di luar kota dan yang pasti saya kehilangan kasih sayang dari kedua orang tua.” Pemenuhan hak atas pendidikan diterima oleh SP dengan baik. Hingga saat ini, SP selalu menerima bekal pendidikan dengan sebaik-baiknya. Berikut penuturan SP: “Saya sekolah dibiayai sama ibu saya. Sampai saya kuliah pun semua dibiayai sama ibu saya. Kalau ayah tidak pernah mau ikut campur karena ayah saya juga tidak pernah ngasih nafkah buat biaya pendidikan.” Pemenuhan hak akan kasih sayang dirasakan SP sangat kurang. Hal ini terjadi karena setelah bercerai, SP tinggal bersama dengan nenek dan bibinya sedangkan ayah SP pergi dan tinggal di luar kota. Sedangkan ibu SP harus pergi ke luar kota untuk mencari nafkah. Berikut penuturan SP: “Sejak kecil saya kehilangan kasih sayang dari kedua orang tua karena sejak kecil saya tinggal sama nenek dan bibi saya di Medan. Setelah cerai ayah saya pindah ke Pekanbaru, dan ibu saya bekerja ke Jawa.” Pemenuhan hak akan nafkah juga terpenuhi dan hak tersebut diperoleh SP sepenuhnya dari sang ibu. Sedangkan dari ayahnya, SP sama sekali tidak pernah menerima. Berikut penuturan SP: “Semua kebutuhan saya mau itu pendidikan, maupun kebutuhan lainnya seperti uang jajan itu dibiayai sama ibu saya. Kalau bapak saya sama sekali tidak pernah ngasih sama sekali.” Universitas Sumatera Utara 109 SP tidak pernah merasa trauma terhadap pernikahan dan perceraian yang pernah dialami oleh orang tuanya. Berikut penuturan SP: “Saya tidak pernah merasa trauma karena perceraian orang tua saya.” Tidak ada cara yang dilakukan oleh SP dalam menghilangkan perasaan trauma, karena SP sama sekali tidak pernah merasa trauma terhadap perceraian. Berikut penuturan SP: “Tidak ada cara yang dilakukan SP dalam mengatasi rasa trauma terhadap perceraian, karena SP tidak mengalami perasaan trauma.” Harapan SP untuk kedepannya adalah berharap agar bisa hidup bahagia berasama keluarga dan ibunya. SP juga menginginkan ibunya segera kembali dan bisa tinggal bersama dengan SP di Medan. Berikut penuturan SP: “Saya berharap kedepannya bisa baik-baik saya. Saya dan ibu saya sama keluarga besar bisa tinggal sama-sama.” Berdasarkan masalah perceraian yang dialami oleh SP, membuat SP menjadi lebih dewasa dan mandiri. Sejak SP masih sekolah, SP lebih sering mencari kegiatan yang lebih positif seperti ikut dalam kegiatan sekolah serta mengikuti organisasi- organisasi di sekolah. Karena hal itulah yang membuat SP menjadi lebih dewasa dan mandiri. Universitas Sumatera Utara 110

5.2.7 Informan Kunci I: Orang hidup berdampingan denga orang yang bercerai