53
1.4 Teknik Pengumpulan Data
Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan oleh peneliti dalam
penelitian guna mengumpulkan data secara akurat adalah sebagai berikut:
1. Studi Kepustakaan
Studi kepustakaan adalah proses dalam memperoleh data atau informasi yang mengangkut masalah yang akan diteliti melalui penelaahan buku, jurnal, dan
sumber tulisan lainnya yang berkaitan dengan masalah yang diteliti Siagian, 2011: 206
2. Studi Lapangan
Studi lapangan adalah pengumpulan data atau informasi melalui kegiatan penelitian secara langsung turun ke lokasi penelitian untuk mencari fakta-fakta
yang berkaitan dengan masalah penelitian yang diteliti Siagian, 2011: 206 a.
Observasi, yaitu mengumpulkan data dengan cara mengamati dan mencatatat segala informasi yang diperoleh.
b. Wawancara, yaitu percakapan atau tanya jawab yang dilakukan oleh
peneliti kepada informan secara langsung atau bertatap muka sehingga informan memberikan informasi yang diperlukan kepada peneliti
Siagian, 2011: 207
1.5 Teknik Analisis Data
Teknik analisis data dalam penelitian ini menggunakan metode kualitatif, yaitu dengan mengkaji data yang dimulai dengan menelaah seluruh data yang ada dari
berbagai sumber baik dari buku, jurnal, serta media tulis lainnya kemudian menelaahnya, mempelajarinya, dan menyusunnya dalam suatu satuan, yang
kemudian dikategorikan pada tahap berikutnya dan memeriksa keabsahan data serta
Universitas Sumatera Utara
54
membuat analisis sesuai dengan kemampuan peneliti untuk membuat suatu
kesimpulan penelitian Moleong, 2004
Setiap data atau informasi yang diperoleh dikumpulkan dalam penelitian berupa catatan lapangan, data utama dari hasil wawancara, maupun data penunjang
lainnya dilakukan analisis data. Sehingga pada akhirnya dapat menghasilkan suatu
analisis data yang baik dan dapat ditarik kesimpulan dari hasil penelitian ini.
Universitas Sumatera Utara
55
BAB IV DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN
4.1 Sejarah Terbentuknya Desa Sei Semayang
Nama Sei Semayang Merupakan salah satu berasal dari nama sebuah pohon yang ada di dekat sungai. Pohon tersebut bernama pohon mayang. Kerena banyaknya
aktivitas yang dilakukan di sungai tersebut, seperti mencuci, mandi, dan keperluan lainnya maka lama-kelamaan orang-orang menyebutnya sungai mayang. Seperti
biasa kebanyakan orang suka mempersingkat penyebutan nama daerah, maka disebutlah daerah itu menjadi Sei Semayang
Selain itu, ada juga yang menyebutkan bahwa dahulu Sei Semayang adalah tempat persinggahan bagi orang-orang yang dalam perjalanan dari arah Medan
menuju Langkat atau sebaliknya. Di Desa Sei Semayang ini ada sungai yang cukup besar dan biasanya dijadikan tempat untuk sembahyang. Orang-orang menyebut
daerah itu dengan sebutan sungai Sembahyang dan berubah menjadi Sei Semayang. Di zaman Belanda desa ini bernama Rofferdam-A. Setelah itu berubah menjadi
desa sei semayang yang dipimpim oleh kepala kampung yang bernama Paiman pada tahun1946-1963. Pada tahun 1965 tepatnya pada tanggal 30 September, Desa Sei
Semayang dipimpin oleh NG.Sembiring sebagai pejabat kepala kampung desa. Selanjutnya melalui pemilihan kepala desa Sei Semayang NG.Sembiring terpilih
menjadi Kepala Desa Sei Semayang sampai tanggal 11 Mei 2001.
4.2 Letak dan Batas Wilayah Desa