42
serta latar belakang dan nilai sosial yangg bisa saja berbeda satu sama lainnya. Akibatnya sistem ini bisa memunculkan ketegangan-ketegangan dan
ketidakbahagiaan yang dirasakan oleh semua anggota keluarga. Oleh karena itu, apabila terjadi sesuatu dengan perkawinan misalnya perceraian maka akan timbul
masalah-masalah yang harus dihadapi baik oleh pasangan yang bercerai maupun anak-anak serta masyarakat di wilayah terjadinya perceraian Su’adah, 2005: 214 –
215 Dari pengertian diatas, dapat disimpulakan bahwa perceraian adalah putusnya
sebuah hubungan perkawinan atau perceraian yang dilakukan baik secara hukum dan perceraian yang dilakukan dengan diam-diam atau hanya dilakukan diatas hitam dan
putih. Sehingga mengakibatkan status suami atau isteri telah berakhir. Seperti halnya perkawinan, perceraian juga merupakan suatu proses yang
didalamnya menyangkut banyak aspek seperti emosi, ekonomi, sosial, dan pengakuan secara resmi oleh masyarakat melalui hukum yang berlaku Su’adah,
2005: 214
2.3.2 Faktor Penyebab Perceraian
Pernikahan yang harmonis merupakan dambaan setiap orang. Namun, untuk meraihnya diperlukan pemahaman, pengertian, bahkan pengorbanan dari kedua belah
pihak. Hal ini perlu dilakukan sebelum, selama, dan setelah pernikahan berlangsung. Apabila hal tersebut tidak terpenuhi, maka dapat dipastikan akan menimbulkan
permasalahan dalam pernikahan tersebut. Secara umum, fokus masalah dalam pernikahan ditimbulkan oleh sosial ekonomi, tidak memperoleh restu orang tua,
komunikasi yang kurang dan terbatas antarpasangan, kurangnya rasa percaya
Universitas Sumatera Utara
43
terhadap pasangan, ketidaksetiaan, pernikahan tanpa adanya rasa cinta, dan terjadinya pernikahan di usia muda.
Adapun beberapa faktor yang menyebabkan terjadinya perceraian antar suami dan isteri, yaitu sebagai berikut:
1. Kurangnya Komunikasi
Pasangan yang dapat terus membina bahtera rumah tangga perlu mendengarkan dan menghargai satu sama lain sekalipun mereka tidak
sependapat dalam mengatasi persoalan yang terjadi. Selain itu, pada saat berkomunikasi pasangan suami-isteri sebaiknya tidak saling menuduh
ataupun menyalahkan satu dengan yang lainnya. Pentingnya interaksi yang positif dalam berkomunikasi dengan pasangan menjadi penentu kelanjutan
dari hubungan tersebut. 2.
Adanya Perbedaan Pendapat Selain hubungan komunikasi yang kurang baik, perbedaan pendapat juga
mempengaruhi sebuah keharmonisan dalam rumah tangga. Yaitu adanya ketidaksepakatan dalam berpendapat. Misalnya terjadi ketidaksepakatan
dalam cara membesarkan anak dan mengatur disiplin anak. 3.
Ketidaksetiaan Alasan yang paling sering ditemukan dalam rumah tangga adalah
ketidakharmonisan. Ketidakharmonisan ini bisa terjadi karena kurangnya rasa percaya antara suami dan isteri. Ketidakpercayaan ini juga merupakan
suatu titik awal terjadinya perselingkuhan. Glenn mengungkapkan dalam Benokraitis 2009 bahwa pria banyak mengeluh tidak bahagia dengan
kehidupan seksualnya dan mencari orang lain yang dapat memenuhi kebutuhannya, sehingga terjadilah perselingkuhan.
Universitas Sumatera Utara
44
4. Pernikahan Tanpa Cinta
Biasanya kasus seperti ini terjadi ketika pernikahan dilakukan atas dasar menutupi kesalahan-kesalahan yang dilakukan bersama. Sehingga
pernikahan pun dilakukan karena terpaksa. Dalam sebuah hubungan pernikahan, apabila dilakukan terpaksa dan dijalankan tanpa adanya ikatan
cinta, maka pernikahan tersebut tidak akan bertahan lama karena masing- masing diantara mereka tidak ada rasa perduli satu sama lain.
5. Pernikahan Usia Muda
Pernikahan di usia muda memiliki resiko yang paling tinggi untuk bercerai karena pasangan yang menikah di usia muda dianggap belum memiliki
kematangan secara emosional Kertamuda, 2009: 92 – 93 6.
Ketidakseimbangan atau ketidaksetaraan Ketidaksetaraan menjadi pemicu lainnya yang membuat orang melakukan
perceraian. Kesenjangan dari tanggung jawab untuk faktor ekonomi pun dapat termasuk dalam ketidaksetaraan.
7. Adanya kekerasan dalam rumah tangga
Faktor perceraian yang dialami oleh pasangan suami dan isteri mempunyai banyak alasan, salah satunya adalah adanya tindak kekerasan dalam rumah
tangga Masalah dalam keluarga merupakan hasil dari suatu kombinasi faktor-faktor
daripada hanya terfokus pada satu faktor saja. Perkawinan meliputi dua kepribadian yang kompleks dan bermacam ragam, dan ketegangan-ketegangan merupakan
cermin dari perbedaan-perbedaan mereka tersebut. Tiap-tiap pasangan memiliki pola sifat yang berbeda dalam kepribadiannya,dan mempunyai reaksi masing-masing
terhadap pola tersebut karena perkawinan adalah suatu cara hidup yang meliputi
Universitas Sumatera Utara
45
bagian dari hidup, teman-teman, hak milik, pendapatan, sikap-sikap, tujuan-tujuan, gagasan-gagasan dan ambisi-ambisi. Oleh sebab itu, ketegangan-ketegangan yang
mneghancurkan kelompok keluarga tersebut menggambarkan baik buruknya keperibadian maupun interaksi yang dimiliki masing-masing pasangan Su’adah,
2005: 233
2.3.3 Dampak Perceraian 2.3.3.1 Dampak Perceraian Terhadap Mantan Pasangan