Lutung Mangsa Macan Tutul di Koridor

Surili dijumpai pada seluruh jalur pengamatan baik di tengah, barat dan timur koridor. Paling kecil jumlah kelompok dijumpai di jalur barat Bepag perbatasan dengan Gunung Halimun. Pada jalur pengamatan bagian barat, Cibadak dijumpai satu kelompok terdiri dari 3 individu, Ciherang dijumpai 2 kelompok masing-masing terdiri dari 4 individu. Pada jalur tengah, Cipongpok dijumpai 3 individu dan pada jalur Bepag hanya dijumpai 2 individu. Berdasarkan hasil pendugaan diketahui memiliki total populasi ±111 individu pada kisaran populasi 65-157 individu.

2. Lutung

Lutung dijumpai di koridor dalam kelompok yang jumlahnya lebih besar dari owa dan surili. Di jalur Cipongpog dijumpai lutung berjumlah 6 ekor dengan ukuran tubuh relatif sama, diduga semua adalah kelompok umur dewasa tanpa ada pembedaan jenis kelamin. Dijumpai sedang makan dan melakukan brakhiasi di antara pohon-pohon puspa dan hamerang, pada ketinggian 3-10 m dari permukaan tanah. Mereka tidak mengeluarkan suara dari mulut selama pengamatan kecuali suara dari pergeseran dahan dan ranting yang digunakan untuk brakhiasi. Perpindahan dari satu tajuk ke tajuk lain cepat, selalu bergerak untuk menemukan apa yang bisa dimakan. Di Jalur Bepag daerah Raksamala 5 dijumpai 3 ekor lutung dengan satu diantaranya berukuran lebih kecil diduga masih termasuk kelas umur anak. Dijumpai sedang mencari makan dan bermain di atas pohon afrika pada ketinggian 25-35 m dari permukaan tanah. Tetap dalam satu pohon hingga 2 menit sedang makan buah afrika, terlihat pohon sedang berbuah banyak. Selesai makan kemudian melakukan brakhiasi pindah ke pohon lain dan tidak ada anggota kelompok yang tertinggal. Pada pengamatan di jalur Cibadak juga dijumpai 3 ekor lutung dengan satu anak. Mereka sedang mencari makan dan bermain di antara tajuk-tajuk pohon puspa. Pada jalur Ciherang dijumpai 2 kelompok lutung masing-masing 8 dan 7 ekor masing masing berada pada pohon pasang Quercus lineata dan kisampang Evodia latifoliai. Seperti halnya surili, lutung tidak dapat dijumpai di kawasan perbatasan antara koridor dan perkebunan teh. Formasi vegetasi bagian tepi didominasi oleh semak belukar tidak dapat memberi suplai makanan yang cukup. Tidak ada tajuk yang nyaman untuk beristirahat maupun menciptakan iklim mikro yang sejuk. Menurut Medway 1977 lutung pada dasarnya binatang arboreal akan tetapi ada beberapa koloni yang hidup di perbukitan daerah Kuala Selangor yang menghabiskan waktunya di lantai hutan. Menghabiskan waktu diantaranya beristirahat dan bermain, hutan di Kalimantan adalah hutan tropis dengan tajuk yang luas sehingga tercipta iklim mikro yang nyaman untuk beristirahat. Intensitas jelajah manusia pada daerah tepi tidak menjadi penyebab langsung tidak adanya lutung. Menurut pemandu lapangan, lutung sering mendekati orang yang berada dalam kawasan. Pernyataan pemandu tersebut benar, terbukti dijumpai kelompok lutung di daerah Cisarua pada jarak 20-30 m dari jalan lintas koridor, yang mana pada jalan tersebut sering dilalui manusia baik pejalan kaki maupun pengguna kendaraan bermotor. Lokasi Cisarua tersebut memilki struktur vegetasi yang didominasi oleh pepohonan dengan tajuk luas yang dapat digunakan untuk beristirahat dan bermain, juga menghasilkan iklim mikro yang nyaman untuk bermain di lantai hutan. Berdasarkan hasil pengamatan, lutung memiliki populasi terbesar dibandingkan dengan primata lain. Pada jalur pengamatan Bepag dijumpai 3 individu, individu diantaranya kelas umur anak. Pada pengamatan di jalur Cipongpog dijumpai 6 individu dewasa dalam satu kelompok. Pengamatan yang dilakukan di Jalur Cibadak menjumpai 8 ekor lutung dengan 2 anak dalam satu kelompok. Jumlah terbesar dijumpai di jalur pengamatan Ciherang ada 2 kelompok, satu kelompok beranggotakan 8 individu dengan 4 anakan dan satu kelompok lagi terdiri dari 7 individu juga dengan 2 anakan. Berdasarkan hasil pendugaan populasi lutung sebesar ±197 individu pada kisaran populasi 134-259 individu dan kepadatan populasi rata-rata 0,62 individuha.

3. Owa Jawa