Landak Kancil Mangsa Macan Tutul di Koridor

6. Landak

Pengamatan yang dilakukan pada 4 jalur pengamatan, ditemukan jejak pada 2 jalur pengamatan. Keberadaan landak diketahui melalui jejak kaki serta bulu yang mirip duri yang ditinggalkan. Jejak kaki rata-rata 5,5-7,5 cm dengan lebar ujung tungkai 1,5-2 cm lebar bagian tengah telapak kaki antara 2-3 cm dan lebar antara pangkal bawah kelingking dan ibu jari 3-4 cm. Jejak ini terpisah menjadi 3 kelompok masing-masing 3 individu dan 2 individu terpisah sendiri. Jejak berupa bulu yang menyerupai duri dijumpai di jalur Cipongpok. Bulu ini panjang 14 cm warna dominan coklat dengan bercak putih. Bulu ini ditemukan di bawah rimbunan rumpun bambu pada jalur jalan yang biasa dilewati manusia. Keberadaan landak dalam satu kawasan tidak terpisahkan dengan kondisi geomorfisnya. Landak dijumpai di kawasan Bepag dan Cipongpok karena lokasi tersebut lebih banyak dijumpai celah-celah bebatuan pada punggungan bukit yang kondisi permukaan tanah relatif kering. Sesuai dengan Suyanto 2002 bahwa landak tinggal pada lubang-lubang batu atau gua liang yang dibuatnya sendiri. Grzimek`s 1975 juga menyatakan bahwa pada siang hari landak beristirahat dalam lubang-lubang tanah atau celah-celah bebatuan yang menjadi tempat tidurnya. Landak menyukai habitat habitat berupa hutan terbuka dan stepa. Landak dapat hidup di setiap tipe hutan dan dapat pula hidup di areal perkebunan. Populasi landak berdasarkan pengamatan yang dilakukan di koridor tidak besar. Perjumpaan landak berdasarkan jejak di jalur pengamatan bepag ada 5 individu dewasa. Perjumpaan yang kedua jejak landak di jalur pengamatan Cipongpok diketahui ada dua individu. Populasi landak di koridor berkisar antara 13-86 individu dengan total populasi ±50 individu.

7. Kancil

Pengamatan keberadaan kancil dilakukan 3 tahap, pengumpulan informasi keberadan kancil dari masyarakat sekitar, survey lokasi dan pengamatan. Jejak kaki kancil teridentifikasi di lokasi pengamatan dengan lebar 1-1,5 cm dengan panjang ± 2 cm, dengan garis tipis di tengah yang menunjukkan jumlah kukunya. Pada setiap lokasi jejak dijumpai beberapa jenis pakan kancil antara lain nampong Clibadium surinamense dan ilat ayam Carex baccans. Menurut keterangan penduduk setempat kancil sering dijumpai di lokasi kebun teh untuk merumput dan minum di aliran sungai dalam kebun teh. Beberapa penduduk juga sering menjumpai kancil di lokasi perkebunan mereka. Di areal kebun penduduk kancil makan daun cabe, daun kacang dan daun singkong muda. Perjumpaan kancil di koridor disajikan pada Gambar 7. Gambar 7. Kancil di koridor Sumber BCI, 2005 Kancil merupakan jenis soliter. Perjumpaan penduduk di lokasi Pojok Goong yang secara tidak sengaja dengan kancil yang berjumlah tiga ekor dengan dua ekor anakan. Seperti apa yang dijelaskan Grzimek`s 1972 bahwa kancil hidup soliter, berpasangan saat musim kawin dan dijumpai lebih dari satu jika mengasuh anaknya. Masa kehamilan 6 bulan dan biasanya melahirkan 2 ekor anak dalam satu waktu kelahiran. Lokasi dijumpai jejak-jejak keberadan kancil memiliki formasi vegetasi yang didominasi oleh semak belukar. Dalam Semiadi et al. 2002 juga menyebutkan bahwa kancil berada di sekitar Gunung Kendeng koridor bagian barat termasuk di dalamnya dan dapat hidup hingga ketinggian 1150 m dpl. Lebih lanjut disebutkan juga bahwa kancil menyukai tempat-tempat yang rimbun terlindung seperti semak-semak bahkan di bawah rimbunan kebun teh, dan lubang-lubang kayu. Kondisi penutupan tajuk lebih terbuka dibanding lokasi lain. Kancil hidup di daerah kering atau habitat berbatu-batu, di hutan primer dan hutan mangrove Grzimek`s, 1972. Lokasi dijumpai jejak dekat dengan tepian koridor, perkebunan teh dan pertanian penduduk. Dari hasil pengamatan pada lokasi-lokasi yang sering terlihat kancil, terhitung ada 5 individu di kawasan koridor. Lokasi jejak ini di daerah semak belukar Pojok Goong, daerah perbatasan kebun teh Pojok adul, daerah pasir bedil, daerah semak-semak Cisarua dan Daerah tepi koridor Pasir pari.

8. Muntjak