Primack et al., 1998. Melindungi spesies kunci adalah priroritas bagi usaha
konservasi, jika spesies ini hilang dari daerah konservasi maka spesies lain akan hilang juga. Predator utama adalah spesies kunci karena ikut mengontrol jumlah
herbivora Redford 1992 dalam Primack et al., 1998. Memusnahkan sebagian
kecil predator yang merupakan bagian kecil spesies biomasa, secara potensial akan menimbulkan perubahan yang dramastis pada vegetasi dan kehilangan
besar pada keanekaragaman hayati McLaren dan Peterson dalam Primack et
al., 1998.
B. Kepunahan Spesies
Primack et al. 1998 mendevinisikan kepunahan spesies adalah tidak ada
satu anggotapun dari anggota spesies di dunia atau populasi spesies yang ada tidak dapat berkembang dan masa depan spesies tersebut tergantung berapa
lama individu yang hidup dapat bertahan. Jika suatu spesies masih ada dalam komunitas tetapi sudah tidak bisa memegang peran penting dalam organisasi
komunitas maka spesies tersebut telah mengalami kepunahan secara ekologi. Secara alamiah spesies mengalami kepunahan, kepunahan secara alamiah tidak
menimbulkan permasalahan bagi kehidupan manusia. Model kepunahan yang dapat menimbulkan permasalahan kehidupan manusia adalah kepunahan yang
disebabkan oleh aktivitas manusia sendiri. Menurut Primack
et al. 1998 aktifitas manusia yang menyebabkan kepunahan adalah kegiatan perburuan dan perusakan habitat melalui
pembakaran dan pembukaan hutan. Secara rinci aktifitas manusia yang mengancam keanakaragaman hayati antara lain: 1 Perusakan habitat, 2
Fragmentasi habitat, 3 Gangguan habitat, 4 Penggunaan spesies oleh manusia secara berlebihan, 5 Introduksi spesies eksotik, dan 6 Penyebaran penyakit.
Cara yang baik untuk melindungi keanekaragaman hayati adalah dengan melindungi habitatnya. Kerusakan terhadap suatu habitat adalah ancaman
kepunahan bagi spesies di dalamnya. Ekosistem hutan tropis mudah rusak karena pada umumnya tanahnya tipis miskin hara dan mudah tererosi oleh air
hujan. Tingkat penggundulan hutan tropis sangat tinggi, dalam skala global setengah dari kerusakan hutan hujan tropis disebabkan oleh penggunaan lahan
perladangan dalam skala kecil yang dilakukan oleh petani di daerah-daerah Primack
et al., 1998
Shufer 1990 dalam Primack et al. 1998 membuat devinisi fragmentasi
habitat sebagai berikut, fragmentasi habitat adalah peristiwa yang menyebabkan habitat yang luas diperkecil atau dibagi menjadi dua atau lebih fragmen.
Perusakan habitat yang meninggalkan fragmen-fragmen adakalanya terisolasi oleh daerah-daerah yang rusak dan mengalami degradasi. Habitat yang
terfragmen berbeda dengan habitat asal dalam dua hal, memiliki daerah tepi yang luas dari habitat asal dan daerah tengah pusat dekat dengan daerah tepi.
Ancaman fragmentasi habitat terhadap keberadaan spesies antara lain: 1 Pengecilan potensi suatu spesies menyebar dan kolonisasi, 2 Penurunan
kemampuan hewan dalam penyebaran yang juga mempengaruhi penyebaran tanaman tertentu, dan 3 Pengurangan daerah jelajah hewan asli.
Paton 1994 dalam Primack et al. 1998 menjelaskan bahwa fragmentasi
memberikan kerentanan fragmen dalam invasi spesies eksotik dan spesies hewan dan tumbuhan pengganggu. Daerah tepi hutan merupakan lingkupan
terganggu sehingga spesies pengganggu dapat dengan mudah berkembang dan menyebar ke bagian dalam fragmen hutan. Fragmentasi habitat juga
menyebabkan spesies liar dekat dengan tumbuhan atau hewan peliharaan. Penyakit spesies peliharaan ini akan mudah menular pada spesies liar yang tidak
mempunyai imunitas tinggi terhadap penyakit tertentu dan keadaan sebaliknya dapat terjadi.
C. Koridor Habitat