Muntjak Muntiacus muntjak Mangsa Macan Tutul 1. Lutung

dijumpai babi hutan. Akan tetapi preferensi habitat babi dari lapangan kebanyakan jenis babi menyukai tinggal dekat dengan perladangan atau pemukiman. Babi hutan tidak meninggalkan habitatnya jika memang karena kondisi yang tidak memungkinkan. Dalam habitat kecuali babi hutan jantan dewasa, babi hutan hidup berkelompok sepanjang tahun. Babi hutan memiliki teritori, terluas adalah jenis jantan yang soliter dan teritori yang paling sempit untuk kelompok yang terdiri dari induk dan anak-anaknya. Satuan kelompok terdiri dari beberapa betina dan anakan mereka, biasanya terdiri dari 6-10 individu atau lebih. Jika anak jantan telah dewasa akan meninggalkan kelompok dan soliter. Masa pubertas saat usia 8 sampai 10 bulan, tergantung juga dengan tingkat ketersediaan pakan. Jika telah tiba masa birahi maka berlomba-lomba jenis jantan baik dari satu keluarga atau pejantan dari keluarga lain. Satu pejantan bisa mengawini hingga 3 betina. Masa kehamilan untuk induk yang pertama akan melahirkan dan induk yang telah pernah melahirkan sebelumnya berbeda. Masa kehamilan betina tua 133-140 hari sedangkan masa kehamilan betina remaja relatif lebih cepat kira-kira mencapai 2 minggu,114-130 hari. Setelah hamil, induk tersebut menyingkir ketempat yang cukup aman dan dekat dengan pakan. Babi yang hamil mambuat sarang berupa tanah lapang dengan digali dan atasnya ditutup dengan daun-daunan yang sebelumnya diberi rangka berupa cabang atau kayu-kayu muda yang bisa dipatahkan atau dirobohkan. Babi meninggalkan sarang maksimal 2 minggu setelah itu tidak dipake lagi. Setelah masa dua minggu anak telah bisa makan sendiri. Babi hutan bisa hidup lebih dari 15 tahun Grzimek`s, 1972. Suyanto 2002 menerangkan berdasarkan informasi penduduk dan tangkapan kamera jebak binatang ini tersebar merata di kawasan Taman Nasional Gunung Halimun. Keberadaan Babi hutan jawa S. verrucasus di Taman Nasional Gunung Halimun masih diragukan.

4. Muntjak Muntiacus muntjak

Dalam Animal Encyclopedia, Grzimek`s 1972 memberi penjelasan tentang morfologis serta beberapa perilaku dari jenis muntjak. Muntiacus muntjak panjang badan 13-23 cm, tinggi badan 40-65 cm dengan berat badan antara 15- 35 kg. Pada dasarnya memiliki ranggah yang panjang. Ranggah terlihat pendek karena adanya percabangan yang kadang-kadang hingga 3 percabangan. Muntjak adalah pelari yang cepat, memiliki pinggang yang sangat ramping. Menyukai tipe habitat berupa semak–semak . Muntjak memiliki suara lolongan yang keras, yang menjadi tanda bahaya akan keberadaan predator atau pemburu. Masa kehamilan selama 6 bulan, setiap kelahiran hanya 1 anak jarang sekali sampai 2 anak Grzimek`s, 1972. Permukaan tubuh muntjak M. muntjak berwarna trengguli atau merah bercambur abu-abu. Memiliki warna kehitaman membujur sepanjang punggung. Permukaan tubuh bawah daerah sekitar perut berwarna putih bercampur abu- abu. Muntjak jantan memiliki tanduk yang panjang, biasanya memiliki satu cabang. Muntjak hidup di habitat yang berupa hutan sekunder. Berdasarkan informasi penduduk dan tangkapan kamera jebak binatang ini tersebar merata di kawasan Taman Nasional Gunung Halimun Suyanto, 2002. 5. Owa jawa Hylobates moloch Menurut Napier dan Napier 1967 owa jawa H. Moloch memiliki telapak tangan dan pergelangan tangan yang panjang, sedangkan menurut Grizimek’s 1972 owa termasuk kelompok kera yang tidak berekor, mempunyai kepala kecil dan bulat, hidung tidak menonjol, dan rahang kecil pendek tidak menonjol. Owa jawa memiliki suara yang lantang dan khas Suyanto, 2002. Grzimek`s 1972 menyatakan jenis owa memiliki tinggi tubuh antara 46-64 cm dengan berat antara 10-20 kg. Owa jawa mengalami pubertas pada usia 7 tahun. Masa kehamilan ± 210 hari dengan normal 1 anak setiap kelahiran. Dalam satu kelompok terdiri dari satu jantan dengan satu sampai dua betina dan beberapa anakan dengan berbagai usia. Betina sangat toleran terhadap anak- anaknya yang dalam masa perkembangan walaupun sedang memelihara anak yang baru. Masa perkembangan yang dimaksud adalah masa pubertas jadi setiap anak berkumpul dalam keluarga rata-rata sampai umur 7 tahun. Ray dalam Grzimek`s 1972 bahwa owa jawa memiliki teritori yang diperkirakan 12-20 ha. Luasan teritori ini menyamai dengan jangkauan suaranya. Mereka memakan buah-buahan, bunga, serangga dan buah. Setelah selesai makan mereka kembali ke teritorinya. Owa jawa tidak membuat sarang tetapi memiliki preferensi untuk pohon tempat tidur dan tidak ada toleransi bagi keluarga lain untuk menggunakan pohon tempat tidur. Owa jawa aktif hanya di siang hari diurnal. Owa jawa dalam berbiak mempunyai pasangan tetap monogamy. Owa hidup dengan membentuk kelompok kecil koloni yang terdiri dari satu pasanganya dengan anak-anaknya yang belum dewasa. Setiap kelompok kecil memiliki daerah jelajah yang dipertahankan territory. Owa jawa bergerak dengan menggelantung pada cabang-cabang pohon arboreal Suyanto, 2002. Menurut Leigton 1987 owa jawa memang hidup berkelompok namun kadang ada yang hidup soliter terutama individu muda yang belum menemukan pasangan, yang diusir dari kelompok induknya. Menurut Supriyatna et al 1994a owa jawa hidup dengan sistem sosial berkelompok. Satu kelompok owa jawa terdiri atas 2 - 6 individu dengan jumlah rata-rata 3,2 individu perkelompok. Owa jawa tinggal di habitat hutan primer dan hutan sekunder Suyanto, 2002. Berdasarkan hasil penelitian Wibisono 1995 di Gunung Honje, Taman Nasional Ujung Kulon yang melaporkan bahwa kepadatan populasi owa jawa di hutan primer 13,5 individukm 2 yang lebih tinggi dibandingkan dengan di hutan sekunder 2,4 individukm 2 . Di Taman Nasional Gunung Halimun owa jawa dijumpai di Gunung Malang, Gunung Botol, Gunung Andam, Cimara, Gunung Panenjoan, Ciawitali, Gunung Bapang, dan Gunung Kendeng Suyanto, 2002.

6. Trenggiling Manis javanica