Owa Jawa Mangsa Macan Tutul di Koridor

beberapa koloni yang hidup di perbukitan daerah Kuala Selangor yang menghabiskan waktunya di lantai hutan. Menghabiskan waktu diantaranya beristirahat dan bermain, hutan di Kalimantan adalah hutan tropis dengan tajuk yang luas sehingga tercipta iklim mikro yang nyaman untuk beristirahat. Intensitas jelajah manusia pada daerah tepi tidak menjadi penyebab langsung tidak adanya lutung. Menurut pemandu lapangan, lutung sering mendekati orang yang berada dalam kawasan. Pernyataan pemandu tersebut benar, terbukti dijumpai kelompok lutung di daerah Cisarua pada jarak 20-30 m dari jalan lintas koridor, yang mana pada jalan tersebut sering dilalui manusia baik pejalan kaki maupun pengguna kendaraan bermotor. Lokasi Cisarua tersebut memilki struktur vegetasi yang didominasi oleh pepohonan dengan tajuk luas yang dapat digunakan untuk beristirahat dan bermain, juga menghasilkan iklim mikro yang nyaman untuk bermain di lantai hutan. Berdasarkan hasil pengamatan, lutung memiliki populasi terbesar dibandingkan dengan primata lain. Pada jalur pengamatan Bepag dijumpai 3 individu, individu diantaranya kelas umur anak. Pada pengamatan di jalur Cipongpog dijumpai 6 individu dewasa dalam satu kelompok. Pengamatan yang dilakukan di Jalur Cibadak menjumpai 8 ekor lutung dengan 2 anak dalam satu kelompok. Jumlah terbesar dijumpai di jalur pengamatan Ciherang ada 2 kelompok, satu kelompok beranggotakan 8 individu dengan 4 anakan dan satu kelompok lagi terdiri dari 7 individu juga dengan 2 anakan. Berdasarkan hasil pendugaan populasi lutung sebesar ±197 individu pada kisaran populasi 134-259 individu dan kepadatan populasi rata-rata 0,62 individuha.

3. Owa Jawa

Sebaran populasi owa jawa tidak merata di koridor. Owa jawa dijumpai pada bagian barat koridor di lokasi perbatasan antara Raksamala 5 dan Pasir andam. Perjumpaan kedua pada jalur Ciherang dekat dengan habitat Gunung Salak. Di jalur Bepag dijumpai 3 ekor owa dengan ukuran badan relatif sama. Keberadaan owa jawa ini ditandai dengan suara yang khas. Dijumpai sedang bermain dan bersuara pada pohon afrika pada ketinggian 15-20 m. Setelah menyadari akan keberadaan manusia berpindah kearah pohon yang lebih tinggi jenis puspa dengan tetap mengeluarkan suaranya. Pada jalur Ciherang dijumpai 3 individu dengan ukuran relatif sama dan tidak dapat dibedakan jenis kelaminnya. Seperti perjumpaan di jalur Bepag, di jalur Ciherang owa jawa juga mengeluarkan suara yang khas. Dijumpai sedang bermain dan bersuara serta mancari makan di pohon batarua. Waktu perjumpaan di jalur Ciherang dan Bepag antara 09.00-10.00, pada lokasi dengan habitus pohon dalam formasi yang lebih rapat dibanding kawasan lain dalam koridor. Pada jalur Cibadak dan jalur Cipongpok tidak dijumpai owa jawa. Kedua jalur ini mamiliki formasi vegetasi dengan habitus pohon yang jarang jika dibandingkan dengan kawasan Ciherang dan Bepag. Tidak dijumpainya owa jawa di bagian tengah koridor karena kondisi vegetasi dengan tajuk yang tidak kontinyu dan akses manusia yang tinggi. Menurut Keppeler 1984 menyebutkan owa jawa di Turalak Taman Nasional Ujung Kulon, hanya makan pada ketinggian di atas 10 m, yang merupakan ketinggian makan satwa arboreal sejati, berkaitan dengan berat badan dan resiko terhadap adanya predator Bismark 1991. Distribusi penggunaan tajuk oleh owa jawa, tajuk A 7,06 kelas tajuk B 84,71 dan tajuk C 8,24. Tajuk B lebih banyak digunakan karena tajuk yang kontinyu sehingga memudahkan penjelajahan. Owa jawa makan pada ketinggian antara 10-25 m di atas permukaan tanah Rahayu, 2002. Menyingkirnya owa karena aktifitas eksploitasi manusia diungkap dalam Mars et al. 1987 dalam Ali 1993 yang menyebutkan telah berkurangnya suara Hylobates lar karena kegiatan eksploitasi hutan, setelah kegiatan eksploitasi selesai suara Hylobates lar kembali ramai. Untuk kondisi di koridor kemungkinan sangat kecil karena sifat eksploitasi yang kontinyu dan beragamnya jenis yang dieksploitasi. Dari hasil pengamatan, owa jawa merupakan spesies primata yang memiliki sebaran populasi sempit dan jumlah populasi terkecil dibandingkan dengan primata lain. Dijumpai di jalur Bepag satu kelompok yang terdiri 3 individu. Perjumpaan kedua pada jalur Ciherang terdiri 3 individu. Tidak bisa dilakukan pembedaan jenis kelamin, pembedaan hanya berdasarkan ukuran tubuh yaitu 6 individu dari 2 kelompok, termasuk dalam kelas umur dewasa. Berdasarkan pendugaan populasi, owa jawa di koridor berjumlah ±37 ekor dengan dalam kisaran populasi 12-62 ekor.

4. Babi Hutan