Vegetasi di Koridor HASIL DAN PEMBAHASAN

negatif terhadap habitat koridor beserta isinya. Aktifitas orang dalam jumlah tertentu secara langsung membatasi jelajah satwa yang menggunakan areal perkebunan sebagai bagian dari habitatnya.

B. Vegetasi di Koridor

Berdasarkan klasifikasi Burtt dan Davy 1938 dalam Soerianegara dan Indrawan 1998, hutan koridor termasuk hutan tropika basah moist berdasarkan formasi iklim termasuk hutan hujan tropis sub montana tropical lower mountain evergreen rain forest. Menurut Soerianegara dan Indrawan 1998, formasi hutan merupakan satuan vegetasi yang besar. Untuk daerah tropika pembedaan formasi-formasi hutan berdasarkan pada pembedaan iklim, fisiognomi struktur hutan tanah dan letak tinggi, dan sejarah perkembanganya. Sejarah dan perkembangan koridor menyebabkan perbedaan satuan- satuan formasi hutan asosiasi hutan yang sangat ekstrim. Berdasarkan sejarahnya hutan koridor merupakan gabungan dari kawasan hutan tanaman Perhutani dan kawasan hutan lindung Gunung Salak. Tujuan pengelolaan yang berbeda mendasari terbentuknya asosiasi yang berbeda nyata dalam Koridor. Perbedaan nyata terlihat dari asosiasi puspa yang merupakan tanaman Perhutani, asosiasi kaliandra merupakan tumbuhan pada bekas areal PHBM. Untuk areal yang sejarahnya kawasan lindung diantaranya asosiasi damar, mara, batarua dan kayu afrika. Perkembangan yang terjadi di kawasan berupa perusakan dalam bentuk perkebunan dan penebangan liar menghasilkan asosiasi semak belukar. Di dalam masyarakat tumbuh-tumbuhan seperti hutan terjadi persaingan antara individu-individu dalam satu jenis atau berbagai jenis. Persaingan terjadi karena kebutuhan sumberdaya yang sama. Dampak dari persaingan ini adanya dominasi jenis-jenis tertentu. Dominasi jenis-jenis tertentu secara vertikal terlihat adanya strata–strata tajuk dalam hutan. Berdasarkan analisis secara vertikal tingkat pertumbuhan pohon, hutan koridor memiliki tiga strata tajuk. Strata A 30 m ke atas dengan tajuk rata-rata 31,3 m, strata B 20-30 m dengan tajuk rata- rata 23 m dan strata C 4-20 m dengan tajuk rata-rata 10 m. Jenis-jenis strata A antara lain batarua dan kurai, strata B ki beusi, puspa dan pasang dan strata C puspa, afrika, kihiur dan kecapi. Perbandingan antar strata secara berurutan 1:5:99. Jumlah strata A cukup kecil dari perbandingan ini, hal ini terjadi karena adanya gangguan berupa penebangan pohon sehingga proses suksesi menuju klimaks terganggu. Pengetahuan tentang banyaknya distribusi atau frekwensi dari permudaaan jenis-jenis pohon adalah sebagai dasar untuk menduga komposisi dalam tegakan hutan. Berdasarkan Indek Nilai Penting INP tumbuhan semak, perdu dan tumbuhan bawah mendominasi petak pengamatan semai. Dari 10 INP terbesar pada Tabel 2, hanya tiga jenis yang termasuk dalam pepohonan. Clidemia hirta memiliki kepadatan tertinggi 0,84643,2 ha. Dalam plot pengamatan yang sering dijumpai jenis Clidema hirta, Diplazium asperum, Argestoma montanum. Jenis permudaan yang termasuk dalam 10 besar INP tingkat semai kaliandra Calliandra callothirsusa mara Macaranga tanarius dan balaka toa. Dominasi tingkat semai karena adanya rumpang-rumpang yang terisi oleh semak belukar. Semak belukar ini banyak dijumpai di koridor bagian tengah Palahlar kearah barat hinga perbatasan dengan G. Halimun. Hal ini mengindikasikan proses regenerasi tingkat pohon tidak berjalan dengan baik. Tabel 2. Analisis vegetasi tingkat semai di koridor No Jenis Nama latin Famili K KR F FR INP 1 Harendong Clidema hirta Melastomaceae 0,85 11,49 0,61 8,09 19,58 2 Pakis Diplazium asperum Polypodiaceae 0,49 6,64 0,39 5,12 11,75 3 Rende badak Argostemma montanum Acanthaceae 0,38 5,19 0,26 3,47 8,66 4 Paku kadal Blechnum orientale Blechnaceae 0,19 2,55 0,25 3,30 5,85 5 Kaliandra Calliandra callothirsus Fabaceae 0,24 3,28 0,15 1,98 5,26 6 Mara Macaranga tanarius Euphorbiaceae 0,13 1,79 0,24 3,14 4,92 7 Andam Dicranoptris dichotoma Gleicheniaceae 0,25 3,45 0,10 1,32 4,77 8 Aawian Dinochloa scandens Paceae 0,24 3,28 0,09 1,16 4,43 9 Lolo Fryeycetia javanica Myritaceae 0,13 1,70 0,20 2,64 4,34 10 Rotan Calamus javanensis Palmae 0,12 1,62 0,18 2,31 3,93 Vegetasi tingkat pertumbuhan pancang didominasi ole mara Macaranga tanarius, kaliandra Calliandra callothirsus, jirak Sympolocos fasiculata dan puspa Schima walichii memiliki INP 29,0700; 16,2355; 13,3586; 10,7716 terbesar di antara 68 jenis pancang yang teridentifikasi dalam 80 plot contoh. Mara merupakan jenis yang paling sering dijumpai dan memiliki kerapatan terbesar. Hasil analisis vegetasi untuk 10 INP terbesar tingkat pertumbuhan pancang disajikan pada tabel 3. Tabel 3. Analisis vegetasi tingkat pancang di koridor No Jenis Nama latin Famili K KR F FR INP 1 Mara Macaranga tanarius Euphorbiaceae 0,11 15,25 0,26 13,82 29,07 2 Kaliandra Calliandra callothirsus Fabaceae 0,09 12,29 0,08 3,95 16,24 3 Jirak Sympolocos fasiculata Symplocaceae 0,05 6,78 0,13 6,58 13,36 4 Puspa Schima walichii Theaceae 0,04 5,51 0,10 5,26 10,77 5 Afrika Maesopsis emini Rhamnaceae 0,03 4,66 0,08 3,95 8,61 6 Kihiur Costanea javanica Fagaceae 0,03 3,81 0,04 1,97 5,79 7 Benying Ficus fustilosa Moraceae 0,02 2,12 0,06 3,29 5,41 8 Huru leer Phoebe xcelsa Lauraceae 0,02 2,12 0,06 3,29 5,41 9 Kisapi Gordonia exelsa Gordoniaceae 0,02 2,12 0,06 3,29 5,41 10 Huru batu Phirenaria acuminata Planch Theaceae 0,02 2,12 0,05 2,63 4,75 Pada tingkat pertumbuhan tiang komposisi vegetasi didominasi kaliandra Calliandra callothirsus kayu afrika Maesopsis emini, Jirak Sympolocos fasiculata, damar Agathis damara dan Sampang Evodia latifolia memiliki INP terbesar di antara 51 jenis tiang yang teridentifikasi dalam 80 plot contoh. Kaliandra merupakan jenis yang paling sering dijumpai dan memiliki kerapatan terbesar. Daftar hasil analisis vegetasi tingkat pertumbuhan tiang disajikan pada Tabel 4. Tabel 4. Analisis vegetasi tingkat tiang di koridor No Jenis Nama latin Famili K KR F FR INP 1 Kaliandra Calliandra callothirsus Fabaceae 0,14 20,27 0,14 8,148 28,42 2 Afrika Maesopsis emini Rhamnaceae 0,09 13,06 0,16 9,630 22,69 3 Jirak Sympolocos fasiculata Sympolocaceae 0,05 6,76 0,15 8,889 15,65 4 Damar Agathis damara Araucariaceae 0,06 8,56 0,08 4,444 13,00 5 Sampang Evodia latifolia Rutaceae 0,03 4,96 0,10 5,926 10,88 6 Mara Macaranga tanarius Euphorbiaceae 0,03 4,05 0,11 6,667 10,72 7 Puspa Schima walichii Theaceae 0,03 4,51 0,10 5,926 10,43 8 Kiwates Eurya japonica Theaceae 0,03 4,05 0,06 3,704 7,76 9 Batarua Platea exelsa Fagaceae 0,02 3,15 0,06 3,704 6,86 10 Hamerang Ficus toxicasia Moraceae 0,02 3,15 0,04 2,222 5,38 Puspa mendominasi vegetasi tingkat pertumbuhan pohon. Puspa dapat dijumpai dari ujung barat kawasan sampai ujung timur kawasan. Puspa merupakan jenis lokal, menjadi tanaman pilihan perhutani selain damar dan pinus. Jenis-jenis komersial yang dijumpai di plot contoh antara lain; pasang Quercus sundaicus, saninten Castanopsis argentea, puspa Schima walichii, dan kayu afrika Maesopsis emini. Di plot contoh yang dahulu bekas areal PHBM dijumpai jenis nangka. Hasil analisis vegetasi tingkat pohon seperti pada Tabel 5. Tabel 5. Analisis vegetasi tingkat pohon di koridor No Jenis LBDS K KR F FR D DR INP 1 Puspa 91698,21 0,44 36,20 0,48 17,59 28655,69 35,05 88,84 2 Kihiur 21183,23 0,05 4,17 0,16 6,02 6619,76 8,10 18,28 3 Kironyok 17368,13 0,06 4,95 0,10 3,70 5427,54 6,64 15,29 4 Jaranak 17113 0,06 5,21 0,06 2,32 5347,81 6,54 14,06 5 Saninten 10024,45 0,04 3,39 0,15 5,56 3132,64 3,83 12,77 6 Batarua 15561,84 0,03 2,60 0,11 4,17 4863,08 5,95 12,72 7 Afrika 7735,39 0,05 4,17 0,13 4,63 2417,31 2,96 11,75 8 Pasang 11862,14 0,04 3,39 0,10 3,70 3706,92 4,53 11,62 9 Damar 7633,34 0,06 4,95 0,10 3,70 2385,42 2,92 11,57 10 Jirak 3022,25 0,03 2,34 0,10 3,70 944,45 1,16 7,20 Suksesi adalah bentuk adaptasi, agregasi, persaingan dan penguasaan sebagai reaksi terhadap tingkat tumbuh dan proses stabilisasi. Berdasarkan sejarah pembentukan dan perkembangan hutan, koridor mengalami suksesi sekunder disklimaks. Penebangan liar yang terus menerus dan lintas strata mulai dari strata A-C menyebabkan terhambatnya proses regenerasi tegakan hutan.

C. Keanekaragaman Satwa Di Koridor