Keanekaragaman Satwa Di Koridor

Tabel 5. Analisis vegetasi tingkat pohon di koridor No Jenis LBDS K KR F FR D DR INP 1 Puspa 91698,21 0,44 36,20 0,48 17,59 28655,69 35,05 88,84 2 Kihiur 21183,23 0,05 4,17 0,16 6,02 6619,76 8,10 18,28 3 Kironyok 17368,13 0,06 4,95 0,10 3,70 5427,54 6,64 15,29 4 Jaranak 17113 0,06 5,21 0,06 2,32 5347,81 6,54 14,06 5 Saninten 10024,45 0,04 3,39 0,15 5,56 3132,64 3,83 12,77 6 Batarua 15561,84 0,03 2,60 0,11 4,17 4863,08 5,95 12,72 7 Afrika 7735,39 0,05 4,17 0,13 4,63 2417,31 2,96 11,75 8 Pasang 11862,14 0,04 3,39 0,10 3,70 3706,92 4,53 11,62 9 Damar 7633,34 0,06 4,95 0,10 3,70 2385,42 2,92 11,57 10 Jirak 3022,25 0,03 2,34 0,10 3,70 944,45 1,16 7,20 Suksesi adalah bentuk adaptasi, agregasi, persaingan dan penguasaan sebagai reaksi terhadap tingkat tumbuh dan proses stabilisasi. Berdasarkan sejarah pembentukan dan perkembangan hutan, koridor mengalami suksesi sekunder disklimaks. Penebangan liar yang terus menerus dan lintas strata mulai dari strata A-C menyebabkan terhambatnya proses regenerasi tegakan hutan.

C. Keanekaragaman Satwa Di Koridor

Koridor hutan Taman Nasional Gunung Halimun memiliki fungsi tertentu bagi satwa di dalam dan di sekitar kawasan. Koridor habitat merupakan jalur- jalur yang dilindungi yang menghubungkan suatu cagar alam satu dengan cagar alam lainnya. Habitat yang demikian dikenal dengan koridor konservasi atau koridor perpindahan. Koridor memungkinkan satwa menyebar dari satu cagar ke cagar yang lain, sehingga memungkinkan aliran gen serta kolonisasi lokasi yang sesuai. Koridor juga dapat berfungsi membantu melestarikan satwa yang harus melakukan migran musiman di antara berbagai habitat yang berbeda-beda untuk dapat makanan Simber et al., 1992 dalam Primack, 1998 Menurut Cahyadi 2003 koridor hutan dijadikan sebagai tempat mencari makan oleh macan tutul Panthera pardus melas, elang jawa Spizaetus bartelsi dan elang ular Spilornis cheela. Koridor hutan Gunung Halimun-Gunung Salak digunakan sebagai habitat oleh jenis owa jawa Hylobates moloch moloch, lutung Trachypithecus cristatus sondaicus, surili Presbytis aygula aygula, jelarang Ratufa bicolor, kucing hutan Felis bengalensis, muntjak Muntiacus muntjak, babi hutan Sus scrofa, musang Paradoxurus hermaproditus dan burung puyuh gonggong Arborophylla javanica. Berdasarkan perjumpaan di lapangan jenis satwaliar di koridor antara lain dari kelompok primata, aves dan mamalia. Berdasarkan informasi kader konservasi, di koridor juga terdapat kelompok reptil, pisces dan amphibi. Jenis- jenis satwa liar yang dijumpai di koridor secara langsung maupun tidak langsung disajikan pada Tabel 6. Elang jawa menggunakan koridor sebagai tempat mencari makan. Elang jawa sering terlihat terbang di atas kawasan pada siang hari dari jam 10.00- 15.00. Elang jawa yang terlihat selalu sendirian. Elang ular menggunakan koridor sebagai tempat mencari makan. Elang ular tidak terbang berlama-lama di udara, di koridor elang bertengger pada percabangan pohon. Elang ular terbang untuk berpindah tempat dan memburu mangsa. Elang ular diketahui keberadaannya saat terbang menukik untuk menangkap mangsannya. Seperti elang jawa elang ular selalu terlihat sendirian. Musang diduga memiliki populasi yang padat di koridor. Dugaan ini berdasarkan jejak kaki dan kotoran yang sering dijumpai di sepanjang koridor seperti halnya babi. Kotoran musang ditemukan di bagian tengah koridor palahlar, pasir panjang dan cisarua, di bagian barat ditemukan di kawasan Bepag dan Menara, di wilayah timur ditemukan di Pojok Goong tepi kebun teh dan jalan cagak ke arah Growek. Kotoran musang yang masih basah berwarna hitam dengan biji-bijian sisa di dalamnya. Biji-bijian yang sering terlihat diantaranya biji buah afrika. Jelarang jarang sekali dijumpai baik jejak kaki maupun kotorannya. Jelarang banyak tinggal di pinggir koridor dan memcari mangsa di areal kebun masyarakan dan kebun teh di sekitar pemukiman penduduk. Jelarang dan kucing hutan yang terdapat di areal koridor seperti disajikan pada Gambar 4. Gambar 4. Jelarang dan kucing hutan di Koridor Sumber BCI, 2005 Burung puyuh banyak dijumpai bekasnya pada lantai hutan yang relatif terbuka dan sedikit dijumpai di kawasan yang tertutup semak belukar selama pengamatan. Jejak paling banyak dijumpai di tegakan puspa, perbatasan dengan habitat Gunung Salak. Jejak yang dijumpai berupa cakaran pada tanah bekas mencari rayap. Burung ini menjadi salah satu target perburuan penduduk dan termasuk yang paling banyak diburu. Hal ini diketahui dari banyaknya jebakan pujuh yang dijumpai selama pengamatan lapangan. Tabel 6. Jenis-jenis satwa yang dijumpai di koridor No Nama lokal Nama latin Habitat di koridor Timur Tengah Barat 1 Macan tutul Panthera pardus melas √ √ 2 Owa jawa Hylobates moloch √ √ 3 Surili Presbytes aygula √ √ √ 4 Lutung Trachypithecus cristatus √ √ √ 5 Babi hutan Sus scrofa √ √ √ 6 Muntjak Muntiacus muntjak √ √ √ 7 Musang Paradoxurus hermaproditus √ √ √ 8 Kucing hutan Felis bengalensis √ √ √ 9 Puyuh gonggong Arborophylla javanica √ √ √ 11 Burung madu Anthereptes singalensis √ √ √ 12 Elang ular Spilornis cheela √ √ √ 13 Elang jawa Spizaetus bartelsi √ √ √ 14 Raja udang Alcedo euryzona √ 15 Sepah Pericrocotus cinnamoneus √ 16 Caladi Sasia abnormis √ 17 Bentet kelabu Lanius schach √ 18 Burung cacing Cyornis banyumas √ 19 Anis Zoothera citrina √ 20 Kipasan Rhipidhura javanica √ 21 Landak Histrix brachyura √ √ 22 Trenggiling Manis javanica √ √ 23 Ayam hutan Galus Sp. √ 24 Burung hantu Otus Sp. √ 25 Bubut alang-alang Centropus bengalensis √ 26 Meninting Enicurus velatus √ 27 Layang-layang Hirundo tahitica √ √ √ 28 Klontrok Phaenichophalus javanicus √ √ 29 Siki nangka Zosterops palpe brosus √ √

D. Mangsa Macan Tutul di Koridor